Share

195. Bagian 22

“Hai patungku, patung penolongku...” si nenek jatuhkan diri menciumi kaki patung sambil terkentut-kentut. “Apa yang harus kulakukan? Apa obat yang mujarab...?”

“Apakah sebelumnya kau pernah minta pertolongan Jin Obat Seribu?”

“Jin keparat itu! Memang pernah...!”

“Kau diberinya obat?”

“Dia menipuku.! Makhluk jahat itu malah mencelakai diriku!” jawab Ruhkentut alias Jin Selaksa Kentut.

“Menipu mencelakai bagaimana?”

“Dia menambal tubuhku dengan tumbukan daun cabai-cabaian! Akibatnya aku megap-megap setengah mati kepanasan!”

Bintang, Bayu dan Arya sama-sama menekap mulut menahan ketawa.

“Patung cantik patung jelita! Mengapa kau diam saja! Kau belum mengatakan apa obat buatku! Apa yang harus kulakukan...”

“Hai, apa kau tahu ‘kibul’ ayam?”

“Ayam aku tahu. Tapi kibul aku tidak tahu...

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status