Share

BAB 47 — KEJUTAN

Musik yang sedang berdentum seharusnya dirayakan dengan sebuah tarian, bukan isakan dan air mata yang beruraian. Namun, begitulah adanya yang terjadi.

Arya sendiri Tidak peduli dengan mereka yang mencuri-curi pandang dan ingin tahu apa yang terjadi. Dia memilih acuh mengusap pundak Yura sesekali.

Nampaknya Yura sendiri tidak keberatan. Bahkan, pelukan semakin mengerat dari setiap detiknya. Bebannya perasaan selama lima tahun ini mungkin tak pernah diceritakan kepada siapa-siapa.

Tidak tahu sudah berapa lama mereka berpelukan, tetapi Yura yang lebih dulu melepas tautan tubuh mereka.

“Maaf, Pak Arya. Saya sepertinya terbawa perasaaan,” ujarnya seraya mengusap air mata yang masih mengalir deras di pipinya. Dua bola matanya telah memerah dan bengkak.

Arya menanggapi dengan anggukan, kemudian mengulurkan beberapa lembar tissue yang sebelumnya telah disediakan di meja. “Bersihkan wajahmu, dan rapikan rambut.”

“Terima kasih, Pak.” Yura menerima lembaran tisue itu dan mengelap wajahnya. Berh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status