Share

BAB 232 — POT YANG PECAH

Wira tidak langsung menjawab pertanyaan Gin. Ada selang beberapa detik pria itu merenung. Tampak memikirkan jawaban untuk menjelaskan pada putranya.

"Ini bukan mauku," katanya. Pria itu menyesap rokoknya dan menyemburkan asapnya. Lalu, merapatkan cangkir berisi kopi pekat di hadapannya. Sedangkan Gin menatap Wira dengan penasaran.

"Bukan kemauan Ayah?" Gin membeo sebelum menyesap cairan manis dari pipa rokok elektriknya.

"Belakangan ini aku dan Martha sering berdebat. Terlebih sejak Sarah datang ke rumahmu dan kalian uring-uringan. Dia selalu cemas dan merasa bahwa apa yang terjadi dengan kau juga Yura itu semua karena kami, aku, Sarah, dan dia. Martha memintaku untuk pulang dan menemani ibumu beberapa waktu, siapa tahu ada keajaiban. Meski aku sendiri ragu, karena untuk mengembalikan kesadaran ibumu rasanya sulit sekali."

Wira memadamkan bara pada puntung rokoknya yang telah habis. Ia lalu mengambil satu lagi dari dalam kotak berwarna putih dan menyulutnya dengan api.

Gin menekuk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status