Share

BAB 212 — SEBUAH SENYUM LICIK

Saat tiba di kediaman utama, hari sudah menjelang siang. Gin dan juga Wira berharap-harap cemas. Pasalnya, seorang asisten rumah tangga memberitahunya bahwa Sarah sudah siuman dari efek obat yang diberikan oleh Arum tadi pagi, tetapi wanita itu tak mau bicara. Tidak mau makan siang dan minum obat. Hanya berdiam diri di kamar saja.

"Ayah mau bicara dengan ibu kapan?" tanya Gin saat mereka tiba di ruang tengah yang dekat kamar Sarah.

Wira menghentikan langkahnya dan mendaratkan tubuh di salah satu sofa. "Kau duluan saja. Aku nanti."

Sudah ia duga jawaban Wira akan demikian. Ayah biologisnya itu tak pernah mengutamakan Sarah. Gin membalikkan badan ke arah belakang. "Ayah suaminya," ujarnya mengingatkan Wira akan posisinya dalam keluarga ini.

"Aku datang ke sini untuk menemanimu. Bukan menemuinya. Tak perlu kujelaskan ulang alasannya, kan?" Wira tak terbantahkan. Selalu saja seperti itu.

Gin membuang napas. Ia merasa tak akan ada gunanya untuk berargumen dengan Wira. Laki-laki itu mel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Erniawati
ah malas la kalau trlalu jahat,,, sakit hati
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status