Share

BAB 151 — AKU PAMIT, TERIMA KASIH

Posisi mereka belum berubah. Yura masih tetap duduk di sofa sementara Rama berlutut di hadapan sang mantan istri. Sesekali pria itu mendesis menahan sakit.

Sejenak Yura mengamati raut wajah Rama yang memerah karena tamparannya. Juga darah segar yang terus keluar di sudut bibir. Itu membuat bibirnya terlihat bengkak.

Sebenarnya ia masih bimbang dengan kalimat yang ingin ia ucapkan ini.

Memandang Rama kesakitan seperti itu membuatnya menimbang. Apakah ia terlalu kejam atau tidak jika membuka sebuah rahasia yang disimpan rapat-rapat darinya selama bertahun-tahun? Cukupkah tamparan yang ia berikan padanya tadi? Atau masih perlu kenyataan ini agar semakin menusuk ulu hati?

Apakah ia akan menjadi wanita yang jahat setelah ini?

Yura masih mengutamakan manusiawi di sini. Namun, bukankah ibu mertuanya bahkan lelaki itu tak pernah mempedulikan apa pun saat menyakitinya? Bukankah mereka juga seenaknya saja saat melakukan kejahatan padanya? Memaki, menuduh sembarangan tanpa mengerti perasaan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sinar Rembulan
Kakak-kakak malam ini libur dulu ya, kembali update besuk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status