Share

Bab 16

Sandara tersedak makanan yang ada di dalam mulutnya saat mendengar sang mama mertua menanyakan apakah sudah ada tanda-tanda akan kehadirnya cucunya di dalam rahimnya pada Bima.

Cepat-cepat ia meraih segelas air putih yang di sodorkan oleh Bima padanya.

Ia meneguk air itu hingga tinggal separuh. Wajahnya yang merah pun berangsur kembali normal.

Ya ampun, Sandara saja baru 20 tahun, apa mereka lupa, kalau ia sama sekali tidak tahu bagimana caranya karena dulu waktu sekolah ia sering bolos saat pelajaran Biologi. Lagipula bagaimana bisa ia akan cepat hamil jika mereka berdua saja tidur dengan terpisah. Apa iya, calon anak itu bisa di transfer? Ada-ada saja.

"Belum Ma, kenapa harus buru-buru sih? Bima sama Sandara masih ingin menikmati waktu berdua," jawab Bima dengan entengnya. Seolah tak ada beban sama sekali.

Sandara memutar bola matanya mendengar ucapan suami kontraknya itu.

"Waktu berdua pala lo!" batin Sandara. Sudah hampir sebulan mereka menikah tapi tak sekalipun mereka berbicara
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status