Share

Bab 14

Dengan bibir yang bergetar dan air mata yang mulai berkumpul di kelopak matanya, Sandara mencoba menahan rasa sakit yang luar biasa. Kopi panas yang disiramkan oleh Reva tadi telah meninggalkan tanda merah yang nyata di tangannya. Reva, dengan sorot mata penuh kebencian dan tanpa rasa penyesalan sedikitpun, berdiri tegak menghadapnya.

"Lebih baik kamu tinggalkan Bima sekarang juga," ucap Reva, suaranya rendah namun keras, dipenuhi ancaman.

"Ini baru permulaan. Jika kamu masih berani melawan, jangan salahkan saya atas apa yang akan terjadi berikutnya."

Sandara hendak membalas, namun sebelum ia bisa berkata apa-apa, Alin cepat-cepat menariknya pergi, takut akan lebih banyak lagi kejadian buruk yang bisa menimpa sahabatnya itu.

Alin berbisik cepat ke Sandara saat Pak Doni mendekat, suara khawatir terdengar di antara gemerisik kertas meja. "Gue obatin luka lo. Pak Doni ke sini."

Pak Doni menghampiri dengan langkah mantap, mengangguk pelan pada Reva yang duduk tegang, wajahnya menunjukk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status