Share

Bab 103

Sandara memutar bola matanya malas, jelas terlihat rasa tidak suka pada wajahnya. "Ya kan bekas makan gue, masa Om Bima nggak jijik sama sekali? Bukannya gue minta di suapi tapi di mana-mana orang sehat nggak ada yang minta di suapi sama pasien," keluhnya dengan nada yang tinggi.

Bima, yang duduk tepat di sampingnya menarik nafas panjang sebelum mengepulkan udara dengan keras. "Apa kamu lupa kita sudah melakukannya dan kita sudah bertukar saliva, apa lagi yang membuatku jijik padamu!" sergahnya dengan nada kesal. Ia tampaknya benar-benar terganggu oleh sikap Sandara yang terus menerus merendahkannya.

Sandara hanya bisa menghela nafas, merasa sangat malu. Tiba-tiba, tangan Bima terulur dengan santainya merebut sendok yang masih tergenggam di tangan Sandara. "Ya sudah, aku suapi kamu, biar sama seperti orang-orang yang kamu maksud itu," katanya, mencoba memecah kebekuan antara mereka.

Dengan wajah yang masih merah merona tak berani menatap Bima, Sandara merasakan sendok mendekati bibirn
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status