Share

Bab 102

Sandara meremas-remas bantal, pipinya memerah seperti tomat matang. "Njiiir, kenapa gue malu-maluin gini sih. Asem emang!" bisiknya pada diri sendiri, menyembunyikan wajahnya di dalam selimut setelah melihat Bima tertawa kecil melihat tingkahnya yang tanpa sadar berteriak-tetiak dalam tidurnya.

“Kenapa seperti itu?” tanya Bima, suaranya terdengar lembut namun cukup untuk membuat pipi Sandara semakin panas.

"Udah nggak usah bahas itu lagi kenapa sih Om," sahut Sandara, semakin menyembunyikan wajahnya yang semakin memerah. Bima hanya tersenyum, lalu mengusap kepala Sandara dengan lembut.

Bertepatan dengan itu, Leo masuk bersama Bu Laras. Cepat-cepat Sandara mengelak tangan Bima yang mengelus kepalanya. Malu saja ada mama mertua yang melihatnya.

Pintu kamar terbuka pelan, dan Bu Laras, yang selama ini ia anggap sebagai ibunya sendiri, melangkah masuk dengan wajah penuh kekhawatiran. "Dara, kamu sudah sehat Nak?" tanyanya lembut, mendekati tempat tidur.

Sandara mengangkat tubuhnya sedik
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status