Share

Bab 105

Reva terdiam, kata-kata tak sanggup keluar dari bibirnya yang gemetar. Tangannya terkulai lemah ketika Bima menunjukkan deretan video dirinya yang tak seorang pun seharusnya lihat. "Semua yang kamu katakan tak ada artinya lagi. Pergilah," ucap Bima dengan nada datar, seolah membuang rasa sayang yang pernah ada.

Di sisi lain ruangan, Bima mengusap kepala Sandara dengan lembut, memperlakukannya dengan kasih yang seolah hanya untuknya. Pandangan Reva menyala dengan api kebencian, menyaksikan perhatian Bima yang kini tercurah pada Sandara.

Namun, kebenciannya hanya bisa terkurung dalam dada yang sesak oleh kehinaan. Leo yang berdiri di dekat pintu menyadari ketegangan yang membara. Dengan gerakan cepat dan pasti, ia membuka pintu ruangan tersebut, membebaskan Reva dari penjara emosi yang kian menguak.

Langkah Reva keluar, diiringi rasa malu dan amarah yang merambat di setiap langkah kakinya.

Reva merasakan setiap langkahnya terasa berat, kakinya seperti terpaku di lantai dingin rumah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status