Share

Bab 101

Menerima tatapan menusuk dari Bima, Sandara merasakan denyut kegugupan seiring dengan tatapan tersebut. Dengan sigap, dia langsung membaringkan dirinya di atas kasur empuk rumah sakit, mengambil posisi seolah hendak tidur.

"Gue ngantuk Om, mau tidur," kilahnya cepat, suaranya terdengar bergetar sedikit, menghindari terjebak dalam tatapan menuntut itu.

Bima, meskipun jelas-jelas kesal, tetap memilih untuk tidak beradu argumen. Dia menghela napas berat sebelum perlahan-lahan menempatkan tangannya di kepala Sandara, mengusap dengan kelembutan yang bertolak belakang dengan wajahnya yang masih terselimuti kemarahan.

"Tidurlah," bisiknya seraya matanya tak lepas dari raut wajah Sandara yang seakan menyembunyikan sesuatu.

Tak lama kemudian, suara dengkuran halus terdengar, memecah kesunyian ruangan yang hanya diterangi lampu remang-remang. Bima menatap Sandara yang tampak lelap, senyum tipis menghiasi wajah dinginnya, pertanda lega namun tetap waspada.

Pintu ruangan kemudian terbuka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status