Share

Bab 217

Wajah sang Dewa Pedang itu jauh lebih pucat, ketimbang saat Cio San melihatnya tadi di depan tenda.

Ia baru mau akan bertanya, tapi si nona cantik sudah keduluan berkata,

“Apa yang Tuan lakukan tadi kepada korban-korban di depan, sudah kami lakukan pula kepada ayahanda. Tapi mengapa sakitnya bertambah parah?”

Cio San hanya bisa mengangguk dan mulai memeriksa Kam Sin Kiam.

“Maaf, Tayhiap,” katanya sambil meletakkan jari-jarinya di pergelangan tangan si Dewa Pedang.

Tak berapa lama ia memeriksa, Cio San bertanya,

“Apakah Tayhiap merasa, ketika mengerahkan tenaga dalam, seluruh tenaga itu malah buyar dan menyerang diri sendiri?”

“Benar,” jawab Kam Sin Kiam pendek.

Cio San mengeluarkan sebuah botol kecil dari dalam sakunya.

“Silahkan minum, Tayhiap. Dan jangan kerahkan tenaga dalam sama sekali.”

“Obat apa itu?” kali ini si nona yang bertanya sangsi.

Cio San hanya bisa tersenyum kecut dan mengangkat bahu.

“Ayah, jangan di…”

Terlambat. Si Dewa Pedang sudah meminumnya.

“Rasakan hawa hangat y
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
mantap bah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status