Share

Bab 146

Si nona bagai tercekat. Ia terdiam lama, lalu lantang berkata,

“Benar. Aku memang tak merasakan apapun. Bahkan, jika seluruh dunia tunduk dibawah kakiku, dan semua laki-laki berlutut memujaku, aku tak akan merasa apa-apa. Kau sudah puas?”

“Aku justru kasihan.”

Memang, jika kau melihat seseorang memiliki segalanya, tapi ia masih saja tidak bahagia, bukankah kau akan mengasihaninya?

Tatapan mata nona ini kemudian berubah menjadi begitu menakutkan.

“Kuakui kehebatan dan kecerdasanmu, tapi apa kau pikir itu semua cukup untuk menundukkan aku?” katanya.

“Pada hakekatnya, tiada seorang pun yang sanggup menaklukkanmu.”

“Nah, kalau kau sudah tahu begitu, mengapa tidak lekas kesini dan pegang tanganku? Belai rambutku dan cium bibirku?”

Jika ia berkata begitu kepada seluruh lelaki di dunia ini, kau akan tetap merasa hanya kepadamu lahperkataan itu tertuju.

Cio San hanya seorang pemuda. Pemuda sehat jasmani dan rohani pula. Maka ia melangkah ke depan, menuju singgasana nona itu. Singgasananya, en
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Yendyvir
ini ceritanya gak tuntas,mungkin authornya madih cari bahan....heheheeeee
goodnovel comment avatar
Andy Vandeko
cerita yg gantung . GK da inti sari dlm cerita nya, pemberian judul yg kurang sesuai untuk isi cerita nya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status