Share

Bab 145

Ia terus berjalan. Di ujung taman yang luas dan indah ini, Cio San dapat mendengar bunyi sungai di depan sana. Suara desahan dan erangan yang tadi menusuk-nusuk telinganya, kini perlahan hilang berganti suara gemericik air sungai.

Ada suara langkah dari arah sungai. Entah siapa lagi yang akan ia temui.

Perlahan lahan ia melangkah, terlihat sebuah bayangan di depannya.

Seorang wanita sedang mencuci pakaian di sungai. Wanita itu menoleh dan terkejut melihat kedatangan Cio San.

“Ah…, Tuan pasti hendak menemui Pangcu, bukan?” katanya.

Cio San hanya mengangguk. Kenapa tempat ini tidak pernah kehabisan wanita cantik?

Wanita di depannya ini memakai baju yang sederhana, hanya kain kasar yang modelnya ketinggalan jaman pula. Rambutnya digelung biasa. Tiada satu pun perhiasan yang melekat di tubuhnya. Tapi jika dibandingkan dengan ratusan perempuan maha cantik yang tadi ia temui, seperti membandingkan matahari dengan kunang-kunang.

“Jika Tuan ingin menemui beliau, biar saya antarkan,” katanya l
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status