Share

Bab 149

Cio San berjalan pelan-pelan saja. Kini hari sudah mulai sore. Matahari yang perlahan menuju barat, seperti mengiringi langkahnya. Langkah yang perlahan, namun tegap dan pasti. Ia melangkah seolah-olah tidak ada satu pun hal yang dapat menghentikan langkahnya.

Guguran bunga kadang-kadang jatuh di kepalanya. “Bunga Bwee lagi.”

“Kenapa hari ini aku selalu berurusan dengan bunga Bwee?”

Urusan hari ini memang besar. Tapi ia malah tambah bersemangat. Karena di dalam kepalanya, ia mulai melihat titik cerah dalam urusan ini.

Ia melangkah sambil tersenyum. Sambil sesekali melompat tinggi, memetik buah-buahan untuk dinikmatinya.

Hidup sebebas ini, hidup senyaman ini, hidup senikmat ini. Bahkan Kaisar pun tidak pernah menikmatinya.

Kadang-kadang, Cio San heran dengan orang-orang yang hidupnya mereka habiskan untuk mengejar harta dan kehormatan belaka. Apakah mereka yakin, mereka akan hidup sampai esok hari? Jika hidup dihabiskan mengejar hal-hal semu seperti itu, lalu kapan mereka menikmati hid
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status