Share

Bab 7 Ciuman Pertama

Penulis: Navy City
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-10 16:14:55

Naura terperanjat dari ranjang rawat, dia duduk dalam keadaan tegang sekujur tubuh.

Dia tidak menyangka, kalau Liana benar-benar telah mempersiapkan semuanya sampai sejauh ini.

Naura sudah terlanjur masuk ke dalam skenario drama yang dibuat oleh Liana, tidak mudah baginya untuk membuka jalan menuju hati Aris.

Namun, Liana sudah mengerahkan usaha agar dirinya bisa mendapat celah, dan tidak mungkin dia akan mundur begitu saja.

"Sa... Saya hamil? Pak, bagaimana ini?" Wajah polos Naura terlihat cemas.

"Jawab dulu, apa kamu hanya berhubungan dengan saya?" Desak Ariz, pria itu masih berharap bukan dirinya yang menyebabkan kehamilan Naura.

"I.. Iya Pak! Malam itu pengalaman pertama saya." Jawab Naura, kepalanya menunduk dan bibirnya terkatup.

"Astaga! Jadi itu anak saya?" Ariz mendongak ke atas berusaha mengumpulkan kesabaran. Kemudian dia duduk di kursi, memijat pelipisnya yang berdenyut.

Dia masih memiliki istri, tapi kini perempuan lain sedang mengandung anaknya!

"Pak, tolong jangan marah, jangan menyuruh saya menggugurkan kandungan atau semacamnya! Saya tidak mau, Pak!" Rengek Naura.

Perempuan itu berusaha sekuat tenaga agar bisa mengeluarkan air mata, dia harus bisa meraih simpati Ariz.

Akan tetapi, Ariz hanya diam hanyut dengan pikirannya sendiri.

Jika dia bertanggung jawab pada Naura, itu sama saja dengan dia mengkhianati Salma. Tapi, dia juga tidak mungkin menghabisi nyawa calon anaknya yang tidak bersalah.

Melihat Ariz yang kebingungan, Naura mengulum senyum, meski dia tidak hamil sungguhan, tapi sudah pasti Ariz akan mempertimbangkan keputusannya.

Naura yakin, Ariz tidak akan melepaskannya begitu saja dalam keadaan seperti ini.

"Apa ini rumah sakit tempat Bu Salma dirawat?" Tanya Naura, suaranya dibuat bergetar.

"Iya, jangan katakan apapun yang membuat saya tambah merasa bersalah!" Lirikan Ariz yang tajam dan penuh ancaman, menyuruh Naura untuk tutup mulut.

"Saya yang salah! Saya mau menjenguk Bu Salma, saya ingin minta maaf!" Naura nekat turun dari ranjang rawat, berjalan cepat menuju pintu.

Sebelum dia berhasil keluar Ariz sudah menarik tangannya. Naura meringis dan berkata, "Saya ingin menemui Bu Salma, saya harus minta maaf!"

"Tidak! Kamu pulang bersamaku ke Mansion!" Ujar Ariz, suaranya serak dan tegas, dia menggenggam erat tangan Naura dan membawanya keluar.

Di tengah jalan, terlihat beberapa perawat berlarian, Dokter Dimas yang merupakan Dokter utama yang menangani Salma berpapasan dengan Ariz. "Pak Ariz! Keadaan Bu Salma semakin memburuk, detak jantungnya melemah lagi!" Ungkapnya.

"Pak, ayo kita lihat kondisi Bu Salma dulu, saya mau minta maaf, saya sudah bersalah!" Naura terus meracau. Akan tetapi, cengkeraman Ariz kian menguat, menariknya untuk pergi dari sana, tanpa peduli dengan omongan Dokter Dimas.

Dokter Dimas yang tidak mendapat jawaban apapun dari Ariz, mengernyit heran. Jangankan dijawab, bahkan Ariz berlalu begitu saja tanpa menoleh ke arahnya.

Biasanya Ariz sangat peduli dan khawatir tentang kondisi Salma, dia akan duduk di samping istrinya selama yang dia bisa walaupun beberapa orang telah menyuruhnya untuk keluar.

Sampai di Area parkir, Ariz sedikit mendorong bahu Naura untuk masuk ke dalam mobil. Dia menutup pintu mobil dengan keras, tanpa mengucapkan sepatah kata, Ariz menancap gas.

"Pak, kondisi Bu Salma semakin menurun, seharusnya tadi kita melihatnya dulu!" Naura masih membahas Salma untuk melihat reaksi Ariz.

"Tidak usah Naura! Sebelum saya ke Apartemen kamu, saya sudah ke sini dan menjenguk istri saya, biarkan Dokter melakukan tugasnya, sekarang kamu pulang dengan saya!"

Naura mencebikkan bibir, dalam hatinya dia sangat senang karena Ariz lebih mementingkan dirinya dibanding Salma.

Sedangkan Ariz, dia bingung setengah mati, tidak mungkin dia membawa perempuan lain yang tengah mengandung anaknya ke hadapan Salma, dia benar-benar malu dan merasa bersalah.

*******

Mereka sampai di Mansion minimalis yang mewah di kawasan perumahan elit. Naura tertegun melihat bangunan itu, dia mengikuti langkah Ariz dan masuk ke sana.

Kenan dan Kenzo yang sibuk bermain, mengalihkan perhatian saat pintu dibuka, mereka dikejutkan dengan kehadiran orang yang selama ini mereka rindukan.

"Nanny!"

"Nanny kembali! Horeee Nanny sudah kembali!"

Keduanya berlari dan bersorak riang, memeluk erat Naura yang berjongkok sambil merentangkan kedua tangan.

"Nanny, aku dan Kenzo sayang Nanny, kenapa Nanny pergi lama sekali? Jangan pergi lagi, ya?!" Ucap Kenan, pelukannya sangat erat pada Naura.

"Kalau Nanny pergi aku akan lapor polisi supaya mereka mencari Nanny!" Tambah Kenzo.

Naura terkekeh mendengarnya. "Iya Ken, Nanny janji tidak akan pergi lagi."

"Ini sudah malam, Nanny kalian harus beristirahat sebelum besok mengurus kalian lagi. Sekarang kalian juga harus tidur!" Ariz melepaskan kedua anaknya dari pelukan Naura, menuntun mereka masuk ke dalam kamar.

Si kembar yang baru saja senang dengan kembalinya Naura hanya bisa mendengkus kesal, namun tetap menuruti Ariz.

Untuk sesaat Naura tertegun dan mengagumi Mansion itu, suasananya lebih nyaman daripada rumah Salma yang sangat besar bagaikan istana.

Ariz menepuk pundak Naura, membuatnya terkejut dan berbalik badan, "Kenan dan Kenzo sudah tidur, Pak? Kalau belum, saya akan membacakan dongeng dulu untuk mereka."

"Mereka sudah cuci kaki dan berbaring di tempat tidur, nanti juga tidur sendiri!" Ucap Ariz yang artinya Naura tidak perlu menemani Kenan dan Kenzo.

"Selama kamu tidak ada, mereka sudah mengusir tiga Babysitter, aku tidak mengerti kenapa mereka hanya mau kamu, bagaimana kamu bisa sangat dekat dengan anak-anakku?" Ariz mulai berbicara dengan bahasa yang tidak terlalu formal.

"Karena aku bukan sekadar bekerja, tapi aku benar-benar menyayangi mereka!" Naura memberikan senyum paling manis yang dia punya.

"Sekarang kamu akan menjadi Babysitter mereka lagi. Kamu akan tinggal di sini, tidak perlu pulang pergi!" Putus Ariz.

Naura sangat senang mendengarnya, namun dia masih belum puas, "Tapi kenapa, Pak?" Tanyanya, dia harus tahu alasan Ariz memintanya untuk tinggal di sini dan berharap keputusan itu dibuat karena dia sedang hamil.

"Karena anak-anakku membutuhkan kamu!" Ungkap Ariz kemudian.

"Bagaimana dengan kandunganku? Apa Pak Ariz akan menyuruhku melakukan aborsi?" Wajah Naura memelas dan ketakutan.

"Aku tidak akan membunuh darah dagingku sendiri!" Ucap Ariz, suaranya yang lembut diiringi sebelah tangannya yang mengusap rambut Naura.

Rambut hitam panjang yang menjuntai menutupi sebagian wajahnya itu, diselipkan ke belakang telinga.

Keduanya bertatapan begitu lekat, Ariz terus mendesak tubuhnya, hingga Naura mundur beberapa langkah.

"Pak..." Pekik Naura ketika punggungnya sudah menabrak tembok.

Ariz memejamkan mata, menciumi bibir Naura dengan napas yang tergesa-gesa, gerakannya begitu rakus dan memaksa, seakan dirinya melepaskan seluruh hasrat yang selama ini terbelenggu dalam benaknya.

Seseorang di balik tembok menutup rapat mulutnya dengan kedua tangan, sapu ijuk masih terhimpit di ketiaknya, keringat kelelahan bercampur dengan keringat dingin hasil kejutan yang dia saksikan.

Bab terkait

  • Ketika Suamiku Jatuh Cinta   Bab 8 Kebimbangan Tengah Malam

    “Sebenarnya apa yang ibu lakukan sampai Kak Ariz sangat marah?” Kening Ammar berkerut, dia sudah sangat muak setiap hari melihat Liana bertumpang kaki, menonton televisi sambil memakan camilan sampai berserakan di lantai. Istrinya, Andin, selalu saja mengeluh dan menangis karena Liana banyak memberi perintah dan selalu memarahinya seolah semua yang Andin lakukan salah. Andin sedang hamil enam bulan, tapi dia harus melayani mertuanya seperti pembantu. “Tidak ada! Ibu hanya mengetahui perselingkuhan dia dengan Naura, lalu Ibu diusir!” Kata Liana. Ammar tidak percaya dengan yang Liana katakan, setahunya Ariz bukan pria seperti itu. Tidak mungkin Ariz mengkhianati Salma dengan perempuan yang amat tidak sebanding dengan Salma. “Ibu ini bicara apa? Jangan begitulah, Bu! Kak Salma masih koma, seharusnya kita doakan yang baik-baik, bukan malah bikin gosip!” Kata Ammar yang curiga kalau ini hanya akal-akalan Liana. “Gosip? Buat apa Ibu buat gosip tentang anak Ibu sendiri

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-14
  • Ketika Suamiku Jatuh Cinta   Bab 9 Alasan Untuk Keguguran

    Ariz tertawa kecil mendengarnya, sudah lama dia tidak melihat hal seperti ini. Yaitu, di saat seorang wanita bersikap manja dan takut kehilangannya. Dia merasa Naura memberikan warna baru dalam hidupnya, perasaan yang dia rasakan sekarang seperti permen yang manis, dia tidak akan mau memuntahkannya. Sama halnya dengan Naura, dia tidak mungkin sanggup kehilangan wanita itu. Naura bukan hanya cantik, tapi dia memiliki sifat polos dan perhatian yang selalu sukses melelehkan hati Ariz. “Tidak mungkin, Naura! Kamu sudah menjadi bagian dari hidupku dan aku tidak bisa jauh dari kamu!” “Sungguh?” Kedua mata Naura berbinar. Ariz mengangguk dan memeluk Naura yang masih setia meringkuk di pengakuannya. Saat mereka sedang berdua seperi ini, Ariz tidak bisa memikirkan hal lain. Naura memblokir semua orang dari pikirannya, dan Ariz hanya bisa fokus padanya. “Selama ini kamu menganggap aku apa? Kamu benar-benar menyayangiku atau aku ini hanya sekadar teman tidur karena istri kamu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-15
  • Ketika Suamiku Jatuh Cinta   Bab 1 : Kecelakaan & Kesepian

    Liburan telah tiba, Salma dan Ariz bersiap untuk menyenangkan anak kembar mereka. Kali ini mereka akan ke Villa di luar kota dan menikmati waktu bersama untuk satu minggu. “Sayang, kamu sudah memasukkan semuanya ke dalam koper? Tidak ada yang ketinggalan?” Tanya Ariz sebelum menutup bagasi mobil. Salma menggelengkan kepala, “Tidak sayang, bahkan aku sudah menyiapkan semuanya dari beberapa hari yang lalu!” “Sepertinya kamu lebih senang daripada anak-anak, ya!” Goda Ariz, dia merangkul mesra istrinya, mereka berjalan menuju pintu depan. “Kamu tahu, aku sudah menunggu momen ini sejak lama, menghabiskan waktu dengan kalian tanpa memikirkan pekerjaan. Ya, walaupun aku tidak yakin liburan kali ini akan berjalan lancar dengan tiga lelakiku yang nakal!” Salma mencolek hidung mancung suaminya. Mereka menatap ke dalam mobil, di mana dua bocah lelaki berusia lima tahun sedang bercanda dan berebut mainan. Keduanya selalu bertengkar dan berisik sepanjang waktu, kecuali saat tidur. Me

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Ketika Suamiku Jatuh Cinta   Bab 2 Ular Mulai Masuk

    Sambil makan malam bersama, Ariz mencurahkan isi hatinya mengenai Salma kepada Naura, dia berkata sangat rindu dan cemas dengan kondisi Salma yang masih belum ada perubahan, dia takut istrinya tidak selamat. Ariz bukan orang yang suka bercerita, dia lebih sering memendam isi hati dan pikirannya sendiri. Namun, karena Ibunya malah menyuruh Ariz menikah lagi seolah Salma tidak akan selamat, dia merasa dunianya runtuh dan harapannya dipatahkan. Dia tidak punya sandaran yang menguatkannya saat ini. "Sabar, Pak! Saya yakin Bu Salma akan segera pulih dan kembali ke sini, Kenan dan Kenzo sepertinya sudah sangat merindukan Ibunya!" "Aamiin, kamu benar-benar yakin istri saya akan sadar dari komanya?" Tanya Ariz setelah menerima tanggapan positif dari Naura. "Sangat yakin, Pak! Bahkan setiap hari saya mendoakan beliau, Bu Salma orang yang sangat baik kepada saya. Dia memberi saya pekerjaan, membantu renovasi rumah saya di kampung, dan suka memberi saya barang-barang yang bagus..." Na

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01
  • Ketika Suamiku Jatuh Cinta   Bab 3 Obat Tidur

    Naura masuk ke dalam mobil disusul Ariz setelahnya, ketika mobil mulai malaju saat itulah kecanggungan di antara mereka sangat terasa. Meskipun, semalam keduanya makan bersama dan mengobrol layaknya teman akrab, tetap saja akan terasa canggung saat dua orang lawan jenis berada dalam satu mobil dan tidak ada siapapun selain mereka. "Naura, apa kamu tidak punya kesibukan lain, selain pekerjaan kamu sebagai Babysitter anak saya?" Tanya Ariz memecah keheningan. Sebelum menjawab, Naura menoleh ke arah Ariz, namun pria itu sangat fokus menyetir dan matanya hanya menatap jalan. "Iya, Pak. Saya tidak punya kesibukan lain, selain mengurus Kenan dan Kenzo. Kalau libur, sesekali saya bergaul dengan teman-teman saya atau berkunjung ke rumah orang tua!" "Rumah orang tua kamu di mana?" Tanya Ariz penasaran. "Tidak terlalu jauh, Pak, sekitar sepuluh kilometer dari Apartemen saya!" "Begitu ya," Ariz mengangguk paham, dia memang tidak tahu apa-apa tentang Naura sebelumnya. "Sebelumny

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01
  • Ketika Suamiku Jatuh Cinta   Bab 4 Bantuan Orang Dalam

    Cahaya matahari menyorot tajam hingga menembus jendela kamar, Naura terisak di tepi ranjang sambil memegangi selimut untuk menutupi tubuhnya yang polos. Terusik dengan tangisan seorang wanita, Ariz menggeliat dan membuka matanya. Otaknya masih belum bisa merespons apa yang dia lihat saat ini. Ariz terus menggosok matanya, berharap ini hanya bagian dari mimpi. Namun, suara tangisan Naura semakin nyata menusuk telinganya. Dia bangun dengan perasaan takut, "Na... Naura? Kamu?" Ariz melihat dirinya yang tidak mengenakan apapun, begitu juga dengan Naura. Udara pagi bahkan tidak membuatnya kedinginan, sebaliknya butiran keringat keluar dari dahinya beriringan dengan dada yang terasa ingin meledak. "Ini semua karena Pak Ariz yang memaksa! Aku sudah bilang aku tidak mau melakukan hal ini, tapi Pak Ariz terus memaksaku!" Naura sangat marah dan melemparkan bantal ke wajah Ariz. Pria itu terdiam sejenak, lalu kemudian menyangkal, "Tidak mungkin, Naura! Saya tidak mabuk dan man

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-02
  • Ketika Suamiku Jatuh Cinta   Bab 5 Naura Dijemput Kembali

    Liana melangkah lebih dekat ke depan Naura, wanita itu gemetar dan melihat ke lantai, dia sudah tidak punya wajah setelah menjebak Ariz semalam, dan pastinya Liana mengerti akan hal itu, Naura sudah tidak bisa mengelak. "Jangan setengah-setengah melakukan sesuatu, Naura. Kamu sudah terlanjur malu, jadi lanjutkan saja! Nanti ketika Ariz datang ke sini mencari kamu, langsung lari ke pelukannya dan menangis!" Ujar Liana. "Bilang kalau kamu sangat menyesal dan merasa bersalah pada Salma, minta Ariz mengantarkan kamu ke rumah sakit untuk menjenguk Salma, setelah itu pura-pura pingsan!" Liana berbicara sambil berjalan memutari tubuh Naura, suaranya mengisi pendengaran Naura dari segala arah. "Bu Liana yakin membiarkan semua itu terjadi? Maksud saya, Bu Liana ingin saya dan Pak Ariz menjalin hubungan terlarang?" Tanya Naura mengerjap tidak percaya. Pikir Naura, Apakah Liana sungguh sudi membiarkan Ariz bersama dirinya? Seorang Salma yang cantik dan kaya raya saja selalu dibenci ole

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • Ketika Suamiku Jatuh Cinta   Bab 6 Naura Hamil

    Naura sedang sibuk berselancar di media sosial, mencari informasi lowongan pekerjaan. Akibat ulahnya yang gegabah, dia kehilangan pekerjaannya dalam sekejap, dan sekarang dia harus kembali bersusah payah mencari sumber penghasilan.Setiap kali melihat uang di rekeningnya menipis, dia merutuki tindakannya yang bodoh, seharusnya dia tidak menjebak Ariz dengan cara seperti itu, dia jadi malu dan mengundurkan diri dengan sendirinya. Sudah satu bulan lebih, tapi Ariz tidak mencarinya. Rencana Liana hanya omong kosong. Mana mungkin Ariz mencarinya, memangnya dia siapa? Pikir Naura. Bel pintu berbunyi, Naura menghela napas, dia kira itu adalah kurir laundry yang biasa mengantarkan pakaiannya. Dia melangkah malas, lalu membuka pintu tanpa melihat ke depan."Ya?" Dengan posisi miring di depan pintu, Naura masih sibuk menatap ponselnya. "Naura!" Pemilik nama membelalak, suara itu, dia sangat mengenalinya dan ketika mendongak, sosok Ariz yang tinggi kokoh sudah berdiri tegak di depannya.M

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09

Bab terbaru

  • Ketika Suamiku Jatuh Cinta   Bab 9 Alasan Untuk Keguguran

    Ariz tertawa kecil mendengarnya, sudah lama dia tidak melihat hal seperti ini. Yaitu, di saat seorang wanita bersikap manja dan takut kehilangannya. Dia merasa Naura memberikan warna baru dalam hidupnya, perasaan yang dia rasakan sekarang seperti permen yang manis, dia tidak akan mau memuntahkannya. Sama halnya dengan Naura, dia tidak mungkin sanggup kehilangan wanita itu. Naura bukan hanya cantik, tapi dia memiliki sifat polos dan perhatian yang selalu sukses melelehkan hati Ariz. “Tidak mungkin, Naura! Kamu sudah menjadi bagian dari hidupku dan aku tidak bisa jauh dari kamu!” “Sungguh?” Kedua mata Naura berbinar. Ariz mengangguk dan memeluk Naura yang masih setia meringkuk di pengakuannya. Saat mereka sedang berdua seperi ini, Ariz tidak bisa memikirkan hal lain. Naura memblokir semua orang dari pikirannya, dan Ariz hanya bisa fokus padanya. “Selama ini kamu menganggap aku apa? Kamu benar-benar menyayangiku atau aku ini hanya sekadar teman tidur karena istri kamu

  • Ketika Suamiku Jatuh Cinta   Bab 8 Kebimbangan Tengah Malam

    “Sebenarnya apa yang ibu lakukan sampai Kak Ariz sangat marah?” Kening Ammar berkerut, dia sudah sangat muak setiap hari melihat Liana bertumpang kaki, menonton televisi sambil memakan camilan sampai berserakan di lantai. Istrinya, Andin, selalu saja mengeluh dan menangis karena Liana banyak memberi perintah dan selalu memarahinya seolah semua yang Andin lakukan salah. Andin sedang hamil enam bulan, tapi dia harus melayani mertuanya seperti pembantu. “Tidak ada! Ibu hanya mengetahui perselingkuhan dia dengan Naura, lalu Ibu diusir!” Kata Liana. Ammar tidak percaya dengan yang Liana katakan, setahunya Ariz bukan pria seperti itu. Tidak mungkin Ariz mengkhianati Salma dengan perempuan yang amat tidak sebanding dengan Salma. “Ibu ini bicara apa? Jangan begitulah, Bu! Kak Salma masih koma, seharusnya kita doakan yang baik-baik, bukan malah bikin gosip!” Kata Ammar yang curiga kalau ini hanya akal-akalan Liana. “Gosip? Buat apa Ibu buat gosip tentang anak Ibu sendiri

  • Ketika Suamiku Jatuh Cinta   Bab 7 Ciuman Pertama

    Naura terperanjat dari ranjang rawat, dia duduk dalam keadaan tegang sekujur tubuh. Dia tidak menyangka, kalau Liana benar-benar telah mempersiapkan semuanya sampai sejauh ini. Naura sudah terlanjur masuk ke dalam skenario drama yang dibuat oleh Liana, tidak mudah baginya untuk membuka jalan menuju hati Aris. Namun, Liana sudah mengerahkan usaha agar dirinya bisa mendapat celah, dan tidak mungkin dia akan mundur begitu saja. "Sa... Saya hamil? Pak, bagaimana ini?" Wajah polos Naura terlihat cemas. "Jawab dulu, apa kamu hanya berhubungan dengan saya?" Desak Ariz, pria itu masih berharap bukan dirinya yang menyebabkan kehamilan Naura. "I.. Iya Pak! Malam itu pengalaman pertama saya." Jawab Naura, kepalanya menunduk dan bibirnya terkatup. "Astaga! Jadi itu anak saya?" Ariz mendongak ke atas berusaha mengumpulkan kesabaran. Kemudian dia duduk di kursi, memijat pelipisnya yang berdenyut. Dia masih memiliki istri, tapi kini perempuan lain sedang mengandung anaknya!

  • Ketika Suamiku Jatuh Cinta   Bab 6 Naura Hamil

    Naura sedang sibuk berselancar di media sosial, mencari informasi lowongan pekerjaan. Akibat ulahnya yang gegabah, dia kehilangan pekerjaannya dalam sekejap, dan sekarang dia harus kembali bersusah payah mencari sumber penghasilan.Setiap kali melihat uang di rekeningnya menipis, dia merutuki tindakannya yang bodoh, seharusnya dia tidak menjebak Ariz dengan cara seperti itu, dia jadi malu dan mengundurkan diri dengan sendirinya. Sudah satu bulan lebih, tapi Ariz tidak mencarinya. Rencana Liana hanya omong kosong. Mana mungkin Ariz mencarinya, memangnya dia siapa? Pikir Naura. Bel pintu berbunyi, Naura menghela napas, dia kira itu adalah kurir laundry yang biasa mengantarkan pakaiannya. Dia melangkah malas, lalu membuka pintu tanpa melihat ke depan."Ya?" Dengan posisi miring di depan pintu, Naura masih sibuk menatap ponselnya. "Naura!" Pemilik nama membelalak, suara itu, dia sangat mengenalinya dan ketika mendongak, sosok Ariz yang tinggi kokoh sudah berdiri tegak di depannya.M

  • Ketika Suamiku Jatuh Cinta   Bab 5 Naura Dijemput Kembali

    Liana melangkah lebih dekat ke depan Naura, wanita itu gemetar dan melihat ke lantai, dia sudah tidak punya wajah setelah menjebak Ariz semalam, dan pastinya Liana mengerti akan hal itu, Naura sudah tidak bisa mengelak. "Jangan setengah-setengah melakukan sesuatu, Naura. Kamu sudah terlanjur malu, jadi lanjutkan saja! Nanti ketika Ariz datang ke sini mencari kamu, langsung lari ke pelukannya dan menangis!" Ujar Liana. "Bilang kalau kamu sangat menyesal dan merasa bersalah pada Salma, minta Ariz mengantarkan kamu ke rumah sakit untuk menjenguk Salma, setelah itu pura-pura pingsan!" Liana berbicara sambil berjalan memutari tubuh Naura, suaranya mengisi pendengaran Naura dari segala arah. "Bu Liana yakin membiarkan semua itu terjadi? Maksud saya, Bu Liana ingin saya dan Pak Ariz menjalin hubungan terlarang?" Tanya Naura mengerjap tidak percaya. Pikir Naura, Apakah Liana sungguh sudi membiarkan Ariz bersama dirinya? Seorang Salma yang cantik dan kaya raya saja selalu dibenci ole

  • Ketika Suamiku Jatuh Cinta   Bab 4 Bantuan Orang Dalam

    Cahaya matahari menyorot tajam hingga menembus jendela kamar, Naura terisak di tepi ranjang sambil memegangi selimut untuk menutupi tubuhnya yang polos. Terusik dengan tangisan seorang wanita, Ariz menggeliat dan membuka matanya. Otaknya masih belum bisa merespons apa yang dia lihat saat ini. Ariz terus menggosok matanya, berharap ini hanya bagian dari mimpi. Namun, suara tangisan Naura semakin nyata menusuk telinganya. Dia bangun dengan perasaan takut, "Na... Naura? Kamu?" Ariz melihat dirinya yang tidak mengenakan apapun, begitu juga dengan Naura. Udara pagi bahkan tidak membuatnya kedinginan, sebaliknya butiran keringat keluar dari dahinya beriringan dengan dada yang terasa ingin meledak. "Ini semua karena Pak Ariz yang memaksa! Aku sudah bilang aku tidak mau melakukan hal ini, tapi Pak Ariz terus memaksaku!" Naura sangat marah dan melemparkan bantal ke wajah Ariz. Pria itu terdiam sejenak, lalu kemudian menyangkal, "Tidak mungkin, Naura! Saya tidak mabuk dan man

  • Ketika Suamiku Jatuh Cinta   Bab 3 Obat Tidur

    Naura masuk ke dalam mobil disusul Ariz setelahnya, ketika mobil mulai malaju saat itulah kecanggungan di antara mereka sangat terasa. Meskipun, semalam keduanya makan bersama dan mengobrol layaknya teman akrab, tetap saja akan terasa canggung saat dua orang lawan jenis berada dalam satu mobil dan tidak ada siapapun selain mereka. "Naura, apa kamu tidak punya kesibukan lain, selain pekerjaan kamu sebagai Babysitter anak saya?" Tanya Ariz memecah keheningan. Sebelum menjawab, Naura menoleh ke arah Ariz, namun pria itu sangat fokus menyetir dan matanya hanya menatap jalan. "Iya, Pak. Saya tidak punya kesibukan lain, selain mengurus Kenan dan Kenzo. Kalau libur, sesekali saya bergaul dengan teman-teman saya atau berkunjung ke rumah orang tua!" "Rumah orang tua kamu di mana?" Tanya Ariz penasaran. "Tidak terlalu jauh, Pak, sekitar sepuluh kilometer dari Apartemen saya!" "Begitu ya," Ariz mengangguk paham, dia memang tidak tahu apa-apa tentang Naura sebelumnya. "Sebelumny

  • Ketika Suamiku Jatuh Cinta   Bab 2 Ular Mulai Masuk

    Sambil makan malam bersama, Ariz mencurahkan isi hatinya mengenai Salma kepada Naura, dia berkata sangat rindu dan cemas dengan kondisi Salma yang masih belum ada perubahan, dia takut istrinya tidak selamat. Ariz bukan orang yang suka bercerita, dia lebih sering memendam isi hati dan pikirannya sendiri. Namun, karena Ibunya malah menyuruh Ariz menikah lagi seolah Salma tidak akan selamat, dia merasa dunianya runtuh dan harapannya dipatahkan. Dia tidak punya sandaran yang menguatkannya saat ini. "Sabar, Pak! Saya yakin Bu Salma akan segera pulih dan kembali ke sini, Kenan dan Kenzo sepertinya sudah sangat merindukan Ibunya!" "Aamiin, kamu benar-benar yakin istri saya akan sadar dari komanya?" Tanya Ariz setelah menerima tanggapan positif dari Naura. "Sangat yakin, Pak! Bahkan setiap hari saya mendoakan beliau, Bu Salma orang yang sangat baik kepada saya. Dia memberi saya pekerjaan, membantu renovasi rumah saya di kampung, dan suka memberi saya barang-barang yang bagus..." Na

  • Ketika Suamiku Jatuh Cinta   Bab 1 : Kecelakaan & Kesepian

    Liburan telah tiba, Salma dan Ariz bersiap untuk menyenangkan anak kembar mereka. Kali ini mereka akan ke Villa di luar kota dan menikmati waktu bersama untuk satu minggu. “Sayang, kamu sudah memasukkan semuanya ke dalam koper? Tidak ada yang ketinggalan?” Tanya Ariz sebelum menutup bagasi mobil. Salma menggelengkan kepala, “Tidak sayang, bahkan aku sudah menyiapkan semuanya dari beberapa hari yang lalu!” “Sepertinya kamu lebih senang daripada anak-anak, ya!” Goda Ariz, dia merangkul mesra istrinya, mereka berjalan menuju pintu depan. “Kamu tahu, aku sudah menunggu momen ini sejak lama, menghabiskan waktu dengan kalian tanpa memikirkan pekerjaan. Ya, walaupun aku tidak yakin liburan kali ini akan berjalan lancar dengan tiga lelakiku yang nakal!” Salma mencolek hidung mancung suaminya. Mereka menatap ke dalam mobil, di mana dua bocah lelaki berusia lima tahun sedang bercanda dan berebut mainan. Keduanya selalu bertengkar dan berisik sepanjang waktu, kecuali saat tidur. Me

DMCA.com Protection Status