Share

Bab 80. Lembaran Baru

"Sudahlah Mas, cukup ya. Mau sampai kamu nangis darah atau kamu mau bunuh diri, nggak bakal mengubah keputusanku."

Asep menggigit bibir bawahnya, dia tak menyangka Nisa setega itu.

"Nis, setega itu kah kamu sama aku?" Nyatanya, Asep masih mencoba meminta belas kasih. "Bertahun kita hidup berdua, kita bahagia. Apa pernah aku berkhianat? Aku selalu berusaha untuk membahagiakan kamu bukan?"

Nisa spontan mendengus dan menarik sudut bibirnya.

"Apa kamu pernah bertanya? Bahagia kah aku dulu hidup dengan kamu?" Nisa mendecih. "Makanya, jangan terus menutup mata, Mas."

Emosi mulai menyelimuti hati Nisa yang tadi sempat mereda. Tanpa menunggu tanggapan dari Asep, dia dengan vokal langsung mengutarakan isi hati yang selama ini telah terpendam. Tentang seperti apa perlakuan Asep saat mereka masih menjadi suami istri dan juga perlakuan Bu Rika yang memang tak suka pada menantunya itu.

"Ah sudahlah, Mas. Rasanya tak ada yang perlu untuk dibahas lagi. Semua sudah basi." Nisa kembali mencoba untuk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status