Share

Season dua. Eliana's Pov

a few years later

"Ma, tenanglah." Bian berusaha menenangkan sang Mama yang begitu gelisah.

Wanita cantik itu menangis tersedu. Mngingat sang putri belasan tahun diculik saat bermain di depan rumahnya. Saat masih kecil. "Bagaimana Mama, bisa tenang Bian. Ini sudah sangat lama sekali, bahkah anak Mama sudah mati atau masih hidup. Bisa sekolah, apa dia baik-baik saja bisa makan enak sama seperti kita tidak.

Bian menarik nafas panjang. " Semoga, Ma. Semoga kita bisa menemukannya."

"Tapi kapan, Bian. Mama lelah."

"Ma, sabar."

"Jika, Mama meninggal terus, Asmara belum sempat ditemukan bagaimana?"

"Hus, Mama ga bileh ngomong begitu, ah. percaya sama Allah, Ma. Allah pasti akan menjaganya ya."

Lagi saat ini hanya beberapa detik, tetapi efek kerinduanku pada putriku berhasil meluruhkan benteng ketenanganku. Kesedihan dan kemarahan kembali menggeliat. Disusul bergulirnya cairan bening dari sudut mataku. Setelah susah payah memadamkan api emosi, kenapa aku harus anak gadisku menghilang? Takdi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status