Share

44. Penghianatan Narendra

Di balik senyuman lembut Damayanti Citra dia bersorak. Sudah saatnya Adhinatha duduk di singgasana.

Setelah beberapa menit teh itu masuk kelambung Adi Wijaya, racunnya mulai bereaksi.

Adi Wijaya terbatuk dan wajahnya sedikit pucat, dadanya juga sedikit sesak..

Puspita Sari merasa khawatir, wanita paruh baya itu menepuk-nepuk punggungnya. Dengan sigap dia menyodorkan cawan berisi teh yang tinggal setengah.

"Bagus! Habiskan racunnya, Romo," batin Damayanti Citra, dia menatap cawan teh dan mengangkat sudut bibirnya.

Wanita licik itu berpura-pura khawatir, sebenarnya dia memastikan agar racun itu benar-benar masuk ke dalam tubuh renta Adi Wijaya.

Bukankah sudah terlalu lama orang tua itu hidup.

Jadi meracuni pria tua itu secara perlahan adalah solusi untuk putranya segera naik tahta.

"Ohok! Ohok! Aku tidak enak badan," ujar Adi Wijaya lirih. Nafasnya terengah dan pandangannya juga sedikit kabur. Dia merasa semakin hari tubuhnya semakin mudah lelah.

"Baik, Romo," Damayanti Citra mengangg
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status