Share

51. Dia Bisa Mati

Indrayana hanya pasrah, dia mengikuti kemana gadis itu pergi.

Mereka kini berada di belakang halaman rumah. Karena rumah Wirata paling ujung, jadi area sekitar hanya ada pohon-pohon pinus.

Mereka kini berhadapan.

"Kenapa kamu berbohong mengenai tempat tinggalmu?" Tanya Candramaya dengan tatapan menyelidik.

Tubuh tinggi Indrayana menyender pada dinding pagar. Dia terlihat malas namun tetap terlihat tampan, "Aku punya alasan."

Dahi gadis itu mengerut, "Apa alasannnya?"

"Saat kamu memilih untuk menutupi hubungan kita pasti karena sebuah alasankan. Begitu juga denganku," ujar Indrayana dengan malas. Pemuda itu menguap dan sesekali menggaruk lehernya.

"Itu karena aku belum siap," ujar Candramaya dengan suara terbata-bata dan bulu matanya berkibar.

Pemuda itu hanya tersenyum, saat mata gadis itu berkelip-kelip seperti bintang.

Saat pemuda itu bersikap tenang, dia terlihat dewasa dan semakin mempesona. Membuat jantung Candramaya semakin berdebar-debar.

"Kenapa dia bersik
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status