Share

47. Tekad Candramaya

Candramaya menunduk dan memejamkan mata. Dia mengatur nafasnya dan berusaha mengendalikan perasaannya yang bergejolak. Kali ini tidak boleh lemah ataupun goyah.

Candramaya meyakinkan dirinya bahwa dia tidak berhak hidup bahagia dan tentram. Sebelum tujuannya untuk mendapatkan keadilan untuk mendiang orang tuanya berhasil dia wujudkan.

Indrayana berpikir hati gadis itu sudah dalam genggamannya. Dan saat melihat Candramaya tersipu malu, hatinya terasa hangat. Pemuda itu menyibak anak rambut yang menghalangi pipi Candramaya yang bersemu merah. Dia berkata dengan lembut, "Kenapa?"

Candramaya mendongak, pipinya masih merona tapi tatapannya begitu dingin dan acuh, "Apa lukamu sudah sembuh?" Tanya Candramaya

Indrayana merasakan hawa dingin menyelimuti hatinya. Dia hafal tatapan gadis itu dan sekarang dia merasakan firasat buruk. Indrayana menelan salivanya dengan susah payah dan berkata dengan ragu, "Sudah.."

"Syukurlah," ujar Candramaya dengan acuh, dia berjalan berlalu melewati
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status