Beranda / Romansa / Kekasih Simpanan / Bab 5. Tidak Peduli

Share

Bab 5. Tidak Peduli

Penulis: RedVelved
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Becca mengalihkan pandangannya dari Andre yang menatapnya dengan tajam. Pikirannya berputar mencari alasan agar tidak menceritakan semuanya pada Andre. Ia belum siap.

"Bec, kenapa? Ada apa? Aku tahu pasti kamu ada masalah. Ayolah ceritakan," desak Andre menatap mata Becca.

"Ehm ... enggak kok, Kak. Enggak ada, beneran. Suer deh," ucap Becca berusaha meyakinkan Andre.

Andre masih menatap mata Becca, menelisik kebenaran akan ucapan Becca.

"Benarkah?"

"Iya, Kak. Sudah ah, yuk pulang. Aku agak lelah seharian ini banyak pekerjaan," kata Becca mengalihkan pembicaraan.

"Baiklah, tapi ingat ya. Kalau kamu ada masalah apapun, jangan ragu untuk menceritakan padaku. Kita akan cari jalan keluarnya sama-sama. Oke?!" Andre masih tidak percaya akan pernyataan Becca, namun ia juga tidak bisa memaksa jika Becca belum ingin berterus terang padanya.

Andre dan Becca keluar dari rumah makan, lalu masuk ke dalam mobil. Andre pun melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju kos Becca.

***

Sementara itu di ruangan kantor Tuan Arga, Yandi menemani Tuan Arga yang sedang menyantap makan malamnya. Malam ini Tuan Arga enggan pergi ke resto, jadi hanya pesan antar saja.

Selesai makan malam, Tuan Arga dan Yandi masih bekerja memeriksa laporan keuangan bulanan. Tuan Arga orang yang sangat teliti sehingga tidak heran, semua pegawainya pun dituntut untuk teliti dan bekerja sebaik-baiknya sesuai tuntutan perusahaan.

"Yandi, ini yang laporan keuangan dari divisi produksi fast food, tolong periksa lagi. Sepertinya ada pemborosan bahan baku," kata Tuan Arga yang memang sangat menguasai seluk beluk perusahaannya. Padahal perusahaanya sangat banyak, namun ia sebisa mungkin memeriksa semuanya agar perusahaannya semakin maju.

"Baik, Tuan. Saya akan menanyakannya pada Direkturnya." Yandi sudah sangat mengerti apa keinginan Tuan Arga.

Tok tok tok ....

Suara ketukan pintu mengalihkan sementara diskusi Tuan Arga dan Yandi. Segera Yandi berjalan dan membuka pintu.

Dahi Yandi agak mengernyit saat tahu siapa yang datang malam begini ke kantor Tuan Arga.

"Silahkan masuk, Nona Sarah," ucap Yandi sopan.

Sarah berjalan dengan angkuh menuju meja Tuan Arga yang masih asyik memeriksa laporan bulanan.

"Arga, kamu tidak menyambutku?" tanya Sarah dengan manja mendekati tempat duduk Arga.

Tuan Arga mendongak, raut wajahnya menunjukkan ketidaksukaan karena pekerjaannya terganggu.

"Sarah, ada apa kamu ke sini?" tanya Arga malas.

"Arga, masa' semalam ini kamu masih kerja? Untuk apa punya banyak pegawai jika kamu masih bekerja keras?" tanya Sarah tanpa menghiraukan pertanyaan Arga.

Arga agak malas meladeni Sarah, tunangan yang tak diinginkannya. Tunangan kehendak orang tuanya. Arga sudah menolak berkali-kali, tapi ia bisa apa jika papanya selalu mengancam dengan penyakit jantungnya yang akan kambuh jika Arga menolak keinginan papa mamanya.

"Sarah, ada apa kamu ke sini?" ulang Arga dengan lebih tegas.

"Sebenarnya aku ingin makan malam sama kamu, sayang. Tapi udah larut begini." Sarah berkata dengan memanyunkan bibirnya agar Arga berbelas kasihan padanya.

"Aku sudah makan baru saja dan ini sudah mau pulang," ucap Arga yang tidak memperdulikan Sarah.

Arga menyuruh Yandi untuk membereskan berkas-berkas yang berserakan di meja. Arga pun berdiri dan bersiap hendak keluar dari kantornya.

"Arga, kamu kok sepertinya tidak suka aku datang?!" Sarah mulai merajuk.

"Pulanglah, Sarah. Aku lelah dan tidak punya banyak waktu untukmu," ucap Arga tegas.

"Kamu ini sama sekali tidak romantis," kata Sarah cemberut lalu mengikuti Arga yang berjalan di depannya.

Sementara Yandi yang telah selesai memasukkan berkas-berkas penting ke lemari arsip, lalu keluar dari ruangan kantor dan menguncinya.

Saat sudah tiba di tempat parkir, Yandi membukakan pintu untuk Tuan Arga. Sementara Sarah yang berpura-pura marah, masuk sendiri ke dalam mobilnya dengan membanting pintunya.

Arga sama sekali tidak perduli. Ia berharap dengan ketidakpeduliannya, ia ingin agar Sarah sendiri yang memutuskan pertunangan mereka tanpa Arga harus berkonfrontasi.

Yandi kemudian melajukan mobil dengan kecepatan sedang di belakang mobil Sarah. Saat Yandi melirik dari kaca spion, dilihatnya Tuan Arga memejamkan matanya, sepertinya ia lelah.

"Yan, apa kamu sudah mengirim pesan pada gadis yang merusakkan kalung itu?" tanya Arga yang masih memejamkan matanya.

"Sudah, Tuan. Saya bilang jika besok pagi, dia harus datang ke galeri," ucap Yandi.

"Oke. Ehm siapa namanya?" tanya Tuan Arga lagi.

"Becca, Tuan."

"Oh iya, Becca." Tuan Arga mengulang nama itu agar ia mengingatnya.

"Kita langsung pulang, Tuan?" tanya Yandi

"Iyalah, memang mau ke mana lagi?" tanya Tuan Arga.

"Baik, Tuan. Saya kira Tuan akan mengejar Nona Sarah ke apartemennya," ucap Yandi santai.

"Hei ... jangan bercanda kamu ya, Yan! Kamu kan sudah tahu bagaimana hubunganku dengan Sarah?!"

"Iya, maaf Tuan. Tapi tadi kan Nona Sarah kelihatannya marah," ucap Yandi lagi.

"Biarkan saja. Paling dia cuma pura-pura. Aku memang ingin seperti ini agar dia sendiri yang memutuskan pertunangan," kata Tuan Arga memijit keningnya yang selalu terasa pusing jika mengingat akan Sarah.

Pertunangan Arga dan Sarah terjadi satu bulan yang lalu. Pertunangan yang digelar secara tertutup adalah keinginan Arga sebagai syarat ia mau menerima pertunangan ini. Sebenarnya Sarah ingin acara yang besar-besaran dan disiarkan di stasiun televisi, namun Arga menolaknya dengan tegas.

Arga sudah mencari berbagai alasan untuk menolak pertunangan dengan Sarah. Selain ia tidak mencintainya, Arga juga tahu maksud orang tua Sarah menjodohkan Sarah dengannya.

Kini, Arga harus memutar otak mencari cara agar ia bisa terlepas dari pertunangan ini. Arga hanya memiliki waktu satu tahun sebelum pertunangan berubah menjadi pernikahan.

Mobil sudah memasuki halaman rumah yang seketika membuat Arga tersadar akan lamunannya. Ia pun keluar dari mobil saat Yandi membukakan pintunya.

Arga lalu masuk ke dalam rumah dan Yandi masih mengikutinya.

"Yandi, kamu pulang saja. Sudah tidak ada tugas lagi buat kamu."

"Baik, Tuan Arga."

"Tapi ingat, besok pagi-pagi kita akan berkunjung ke galeri," kata Arga mengingatkan.

"Baik, Tuan. Saya tidak mungkin lupa," ucap Yandi tersenyum simpul.

Yandi tidak habis pikir dengan keinginan Tuan Arga yang ingin main-main dengan Becca, seorang gadis yang bukan apa-apa.

Yandi pun pamit untuk pulang. Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Namun bagi Yandi, ia sudah terbiasa dengan jam kerja yang panjang. Yandi bekerja dengan Tuan Arga bukan hanya semata-mata demi uang, namun ia memiliki alasan tersendiri hingga ia mengabdikan hidupnya sepenuhnya pada Tuan Arga.

Dengan langkah tegap, Yandi pun mengambil mobilnya sendiri yang terparkir di bagian samping rumah Arga lalu ia pun pulang menuju apartemennya.

Sementara Arga, ia membersihkan dirinya dan bersiap untuk tidur. Namun saat terbaring di ranjangnya, tiba-tiba ia teringat akan Becca, seorang gadis yang mengingatkannya pada seseorang. Tapi siapa?

-

-

-

Bab terkait

  • Kekasih Simpanan   Bab 6. Koki Pribadi

    Kaki Becca terasa berat melangkah ke galeri tempat kerjanya. Namun bagaimana pun juga ia harus berangkat, mempertanggung jawabkan kesalahannya kemarin. Masih sangat jelas dalam ingatannya saat tadi malam, ia mendapat pesan dari Pak Yandi yang memerintahkannya untuk tetap berangkat kerja seperti biasa hari ini.Tapi yang terutama, Pak Yandi ingin memberitahu Becca soal teknis bagaimana harus membayar kerugian akibat rusaknya kalung berlian itu.Semalam, Becca juga mendapat pesan di ponselnya dari Milla, teman baiknya di galeri. Mila bilang jika ia dan teman-teman lain akan mendukung Becca. Walaupun mereka sendiri tidak tahu hukuman apa yang akan Becca terima.Namun Becca sudah sangat bersyukur dan berterima kasih karena memiliki teman-teman yang ternyata menyayanginya walaupun ia belum lama bekerja di galeri.Langkah Becca terhenti di depan galeri, ia mengumpulkan keberaniannya. Dipandangnya Jewelry Gallery yang nampah megah dan mewah.Becca memejamkan ma

  • Kekasih Simpanan   Bab 7. Maksud Lain

    Yandi segera masuk ke dalam ruang kantor saat Becca keluar. Terlihat Tuan Arga tersenyum simpul, matanya memancarkan semangat yang jarang dilihat Yandi.Menghela nafas lega, tak terasa Yandi pun ikut tersenyum. Yandi merasa urusan dengan Becca akan berjalan mudah dan lancar. Yandi berdiri saja di hadapan Tuan Arga, menunggu apa yang akan diperintahkan padanya."Yandi, tolong buatkan perjanjian hutang piutang pada Becca, supaya semuanya jelas. Ada hitam di atas putih," perintah Tuan Arga."Baik, Tuan. Apakah seperti yang Tuan Arga katakan tadi di mobil? Becca bekerja sebagai koki di rumah Tuan selama satu tahun?" tanya Yandi memastikan."Benar.""Apakah ada tambahan yang lain?" tanya Yandi lagi."Hem ... Sepertinya itu sudah cukup. Buatkan draft kontraknya, biar nanti aku periksa," kata Tuan Arga."Baik, Tuan.""Apa jadwalku setelah ini?" tanya Tuan Arga, lalu berdiri dan akan meninggalkan kantor Jewelry Gallery ini. Ia tahu sudah

  • Kekasih Simpanan   Bab 8. Kesenangan

    Malam belum terlalu larut, namun cuaca di luar sana yang masih hujan rintik-rintik membuat kafe ini terasa lengang. Lampu temaram menghiasi setiap sudut kafe, dengan iringan musik lembut terdengar di telinga.Sarah memegang segelas wine di tangannya, meminumnya sedikit demi sedikit berharap bisa menghangatkan tubuhnya. Bibirnya tersenyum manis, terkadang tertawa lebar saat lawan bicaranya membuat lelucon yang membuatnya senang."Sarah, kamu mau tambah wine lagi atau mau makan?" tanya Jerry, teman minum Sarah saat ini."Kita tambah lagi yuk, malam ini harus kita rayakan," sahut Sarah melemparkan senyum manisnya."Oke, Sayang." Senyum Jerry tak kalah senangnya.Malam ini membuat Sarah dan Jerry bahagia. Sarah memang sudah bertunangan dengan Arga, namun malam ini ketika Jerry menawarkan hubungan suka sama suka dengan Sarah, tanpa pikir panjang Sarah langsung menerimanya.Dan yang lebih gila lagi, Jerry adalah teman Arga. Bukan teman dekat, hanya

  • Kekasih Simpanan   Bab 9. Memasak

    Becca memasuki kawasan perumahan elit. Matanya takjub melihat rumah-rumah besar nan mewah dengan halaman luas yang tertata apik. Becca membatin dalam hati, pasti setiap rumah dilengkapi kolam renang untuk memanjakan para penghuninya.Becca kembali memeriksa alamat yang Pak Yandi diberikan padanya. Rumah nomor 7 yang bercat putih. Rumah Tuan Arga. Becca pelan-pelan memacu motornya dan akhirnya ia melihat sebuah rumah indah bercat putih. Rumah dengan desain klasik nan mewah.Menghentikan motornya di depan gerbang, Becca dihampiri petugas keamanan."Selamat sore, Nona. Ada yang bisa saya bantu?" tanya Satpam dengan wajah ramah."Selamat sore, Pak. Maaf saya mau bertanya, benarkah ini rumah Tuan Arga?" tanya Becca balas tersenyum."Benar. Apakah Nona ini Nona Becca?" tanyanya lagi."Benar, Pak." Becca agak bingung mengapa satpam tahu namanya."Nona Becca, silahkan masuk. Motornya diparkir di dalam saja. Tadi Pak Yandi sudah pesan pada saya

  • Kekasih Simpanan   Bab 10. Merepotkan

    Sepanjang makan malam berlangsung, Becca hanya menundukkan wajahnya, enggan bertatapan langsung dengan Tuan Arga. Bukan takut, tapi lebih tepatnya ia tak mau mencari masalah.Becca sadar jika harus menahan dan mengalah demi kebebasan dirinya dari hutang karena masalah kalung itu.Sementara Tuan Arga sangat menikmati makanan yang terhidang. Semua kesukaannya dan rasanya sangat enak baginya. Ia memang tak salah menilai orang. Ia yakin Becca seseorang yang pandai memasak.Selesai makan malam, tanpa membuang waktu Becca langsung membereskan meja makan. Saat ke dapur, ternyata Bu Isti tidak ada di sana. Mungkin Bu Isti sudah beristirahat di kamarnya.Becca agak terkejut saat dilihatnya Tuan Arga berdiri bersandar di meja dapur saat ia selesai mencuci piring."Becca, kamu ikut ke ruangan saya!" perintah Tuan Arga pendek tanpa bisa dibantah.Becca hanya pasrah mengikuti Tuan Arga dari belakang. Padahal tadi, ia sudah berencana untuk segera pulang seu

  • Kekasih Simpanan   Bab 11. Kehilangan Momen

    "Becca, katakan siapa yang tadi bersamamu!" ucap Andre memaksa."Kak Andre, masuk dulu yuk. Nggak enak kan dilihat kalau di jalan begini. Sudah malam lagi," pinta Becca mengalihkan perhatian Andre sambil berpikir alasan yang masuk akal. Terus terang Becca belum ingin menceritakan apa yang dialaminya pada Andre. Ia tidak ingin Andre terus menolongnya."Kita jalan-jalan aja, Bec. Di kos mu nggak enak sama yang lain kan udah malam," kata Andre lalu sedikit mendorong tubuh Becca agar masuk ke dalam mobilnya. Ia sangat penasaran akan cerita Becca, tapi mungkin jika boleh jujur, ia cemburu.Andre menstater mobilnya dan menjalankan mobilnya di kafe yang ia tahu masih buka hingga tengah malam.Sementara Becca hanya terdiam memandang gelapnya malam dari jendela mobil. Otaknya menyusun kata-kata yang hendak ia sampaikan pada Andre."Bec, kamu kok diam aja. Sebenarnya ada apa.sih denganmu? Nggak biasanya kamu begini," tanya Andre yang tidak sabar akan penjelasa

  • Kekasih Simpanan   Bab 12. Ijin Pulang

    Hari ini Becca merasa sangat lelah. Sudah seminggu ia menjalani hari-harinya dengan bekerja di galeri dan sore hingga malam harus memasak untuk Tuan Arga. Walau baru seminggu ia menjalani, tapi tulang-tulangnya terasa remuk setiap bangun pagi harinya. Kini Becca bertanya-tanya apakah ia akan sanggup menjalani ini satu tahun ke depan?Istirahat siang di galeri, Becca merebahkan tubuhnya di kursi panjang ruang karyawan. Ia sangat lelah, mungkin ia juga sakit. Tak tahu lagi rasa tubuhnya pokoknya ia kelelahan."Bec, makan dulu yuk. Ini nasi padang yang tadi kamu pesan," ajak Mila sambil menyodorkan sebungkus nasi padang pesanan Becca."Iya, makasih. Mila, kamu makan dulu aja. Aku capek banget pengen rebahan dulu," kata Becca sambil masih memejamkan matanya."Kamu sakit, Bec?" tanya Mila khawatir lalu memegang kening Becca."Enggak sih, cuma capek banget rasanya.""Ya pastilah capek, kamu hampir tiap hari pulang malam kan dari rumah Tuan Arga?!"

  • Kekasih Simpanan   Bab 13. Malam Syahdu

    Becca berdiri di balkon kamar di lantai 2 yang disediakan untuknya. Belum pernah ia merasakan menempati kamar semewah ini. Tadi Tuan Arga sendiri yang menyuruh agar Becca menempati kamar ini.Saat tadi Becca memberitahu kepada Bu Isti kalau ia akan menginap di rumah Tuan Arga malam ini, reaksi Bu Isti biasa saja karena Becca mengatakan jika ia tidak enak badan dan Tuan Arga sendirilah yang memerintahkannya.Semilir angin membelai wajah Becca, rasanya sangat sejuk. Pemandangan taman yang ada di bawahnya dihiasi lampu yang semakin mempercantik taman, bagi Becca sangat indah. Ia sangat menikmati suasana malam yang indah. Malam pun belum terlalu larut karena jam baru menunjukkan pukul setengah sepuluh malam."Becca, kenapa kamu di luar? Nanti tambah sakit, katanya tadi tidak enak badan?!" Suara Tuan Arga menyentak lamunan Becca, membuat ia sedikit memekik."Ehm ... Saya hanya ingin melihat langit malam dari sini apakah sama dengan yang ada di kos saya," ucap

Bab terbaru

  • Kekasih Simpanan   Bab 50. Menangis Bersama

    Mobil Arga melaju dengan kecepatan sedang, perlahan menjauh dari vila yang selama dua hari ini mereka tinggali. Becca menatap pemandangan indah yang terhampar didepan matanya dengan mata kosong. Pikirannya melayang tak menentu. Sementara Arga yang menyetir di sebelahnya pun tampak terdiam. Pandangannya fokus menatap jalan aspal yang tampak berkelok di hadapannya. Perlahan menuruni perbukitan dan melaju menuju kota tempat tinggalnya.Becca sama sekali tidak ingin memulai percakapan apapun dengan Arga. Bahkan kepalanya berpaling seakan sedang menikmati pemandangan indah yang mereka lewati sepanjang jalan. Namun siapa sangka jika pikirannya melayang memikirkan diriya sendiri. Entahlah Becca harus marah atau bagaimana. Terus terang ia kecewa dengan sikap Arga yang ingin menjadikannya seperti wanita simpanan. Rasanya ia ingin memaki Arga, namun nyalinya seakan menciut saat ingat siapa Arga. Bagaimanapun Arga adalah bosnya walaupun saat ini statusnya adalah pacar Arga.Heh ... Benarkah a

  • Kekasih Simpanan   Bab 49. Disekap

    Ponsel Becca berdering seakan menjerit minta segera diangkat. Dengan setengah hati, Becca pun mengambil ponsel yang masih tersimpan di dalam tasnya.Mila? Ada apa dia telpon? Tanya Becca dalam hati.Segera Becca menggeser tombol hijau di layar ponselnya.- "Hallo, Mila."- "Becca!!! Kamu masih hidup kan?!"- Ha??? Kamu lagi ngigau ya?"- "Enak aja, aku ini lagi di galeri. Kamu kemana sih kok udah 2 hari menghilang? Habis pulang kerja ini rencana aku mau laporin kamu ke polisi loh."- "Aku nggak ngilang, Mila. Aku lagi dalam misi penting."- "Apaan misi-misi! Bec, kalau kamu nggak pulang malam ini, beneran deh aku bakal lapor ke kantor polisi."- "Hahaha ... Kamu kangen sama aku ya, Mil?"- "Becca! Aku nggak bercanda!"- "Iya iya, sabar dong, Mil. Jangan ngegas mulu' ntar kecenya ilang loh. Sabar ntar malem aku pasti pulang kok. Don't worry be happy, okey ... "- "Beneran loh ya ... Awas ntar kalau ka

  • Kekasih Simpanan   Bab 48. Masih Hidup?

    Tubuh Becca menggeliat, rasa geli mengusik ketenangan tidurnya. Ia merasakan lehernya diciumi dengan mesra. Apakah ini mimpi?"Aaaaaaa ... " Sekuat tenaga Becca bangun dari tidurnya dengan berteriak histeris."Astaga, Becca! Apa-apaan sih kamu?! Kamu mimpi buruk?" tanya Arga terkejut, ia sedang asyik-asyiknya menciumi leher putih mulus milik Becca eh ... yang punya malah berteriak membuat jantungnya serasa melompat."Eh sayang, kamu disini?" tanya Becca kebingungan.Nampaknya ia lupa jika semalam tidur bersama Arga. Dan saat ini mata Arga seketika membeliak dengan pemandangan indah yang terpampang di depan matanya. Becca yang polos tanpa sehelai benang pun.Tanpa sadar, Arga menelan salivanya dan seketika gairah kembali membuncah dalam tubuhnya. Juniornya seketika mendesak ingin dipuaskan."Istigiii!" teriak Becca saat menyadari jika kedua bukit kembarnya terlihat menantang minta dibelai. Reflek tangannya langsung menarik selimut untuk menutupi

  • Kekasih Simpanan   Bab 47. Pemilik Hati

    Candle light dinner, begitulah kata orang saat melihat Becca dan Tuan Arga makan bersama di balkon villa. Suasana begitu romantis dengan kerlip lilin dan cahaya bulan yang redup.Becca sangat menikmati makan malam yang telah disiapkan Tuan Arga. Bagi Becca tentu saja ini adalah candle light dinner pertamanya. Menu makanan apapun malam ini pasti terasa sangat enak di lidahnya. Selesai makan, Becca meminum segelas lemon tea sambil memandang lampu kerlap kerlip di sekitar villa. Pemandangan malam ini memang sungguh menakjubkan."Kamu suka, Bec?" tanya Tuan Arga yang terus menatap mata Becca."Suka banget, Tuan.""Kenapa panggil 'Tuan' terus sih? Panggil Sayang bisa kan?!" pinta Tuan Arga."Uhuk ... harus ya?""Ah kamu ini, terserahlah kalau gitu," ucap Tuan Arga yang menampakkan wajah cemberut."Hehe ... maaf soalnya lidah saya udah terbiasa panggil 'Tuan', jadi susah ngubahnya.""Iya iya, terserahlah. Tapi yang penting kamu sayan

  • Kekasih Simpanan   Bab 46. Fobia

    "Kalau gitu langsung kita nikahkan saja bulan depan, Pak," sahut Bu Rima antusias."Apa?!" teriak Mila dan Yandi berbarengan."Tapi ... " Yandi tergagap, seperti kehilangan kata-kata. Otaknya buntu nggak bisa berpikir."Ah Yandi, kamu ini kok kurang gercep sih," omel Bu Rima gemas.Sementara Mila sudah bisa menguasai diri dan kini hanya menampilkan senyum manisnya."Kok Ibu tau gercep segala?" Yandi sewot sendiri."Jangan salah, tua-tua begini Ibu juga sering nonton sinetron. Tau lah kalau cuma istilah begituan. Memang Ibu tinggal di dalam hutan," balas Bu Rima tidak mau kalah."Gimana Yandi?" tanya Pak Wisnu, mengembalikan ke topik pembicaraan semula."Gimana apanya?" tanya Yandi bingung."Aduh Yandi, kenapa kamu jadi lemot sih! Itu soal nikah bulan depan. Ah ... tanya kamu kelamaan. Nak Mila, gimana menurutmu? Setuju nggak kalau nikah bulan depan?" tanya Bu Rima tersenyum berharap."Ya Bu," sahut Mila santai.

  • Kekasih Simpanan   Bab 45. Nikahkan saja

    Tuan Arga menghentikan mobilnya di sebuah halaman rumah villa yang terlihat mewah namun tidak terlalu besar."Rumah siapa ini, Tuan?" tanya Becca sambil mengedarkan pandangannya ke sekitar rumah."Tentu saja rumahku. Kalau sedang butuh rehat, biasanya aku ke sini," ucap Tuan Arga sambil keluar dari mobilnya.Becca pun mengikuti. Mereka langsung disambut pengurus rumah, sepasang suami istri yang sudah tidak muda lagi."Ini beneran rumah Tuan Arga?" tanya Becca terkagum-kagum saat memasuki dalam rumah. Ternyata desain di dalam rumah terasa nyaman, walaupun minimalis."Kamu nggak percaya amat sih kalau aku bisa beli rumah disini? Kamu lupa kalau aku ini kaya?!" ucap Tuan Arga sedikit kesal."Hehe iya lupa. Habis rumahnya bagus banget." Becca hanya bisa melemparkan senyum manisnya agar Tuan Arga tidak semakin kesal padanya."Tuan Arga, Nona, silahkan ke taman belakang. Sudah ada minuman dan makanan kecil," ucap Pak Marto, pengurus r

  • Kekasih Simpanan   Bab 44. Olahraga Romantis

    "Wow!"Mila berseru takjub melihat pantulan wajahnya di cermin. Ia benar-benar berbeda setelah Tuan Gubah make over wajahnya."Ini beneran saya, Tuan?" tanya Mila mengerjapkan matanya tak percaya. Dengan perlahan, tangannya mengelus pipinya yang terpoles licin."Eits jangan dipegang ntar bedaknya luntur," sahut Tuan Igan membuat Mila terhenyak lalu tersenyum."Ah Tuan, bikin kaget aja.""Memang pacar kamu siapa sih, Mila? Kenalin dong," goda Tuan Gubah."Hehe pasti suatu saat nanti akan saya kenalin kok, Tuan. Tapi jangan sekarang, kan saya juga belum resmi banget," ucap Mila cari alasan, karena ia sangat yakin jika Tuan Igan dan Tuan Gubah pasti mengenal sosok Yandi."Oke deh, aku akan tunggu waktunya. Sekarang nih pakai dress yang ini biar penampilan kamu makin mempesona," perintah Tuan Igan sambil menyerahkan sepotong dress berwarna biru langit yang lembut.Mila mengelus dress cantik itu dengan lembut, tak sabar memakainya. Kemu

  • Kekasih Simpanan   Bab 43. Suatu Tempat

    Mila berulang kali menguap, kantuk dan lelah menderanya. Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam dan Andre masih betah duduk di depan kamar kos Becca, enggan untuk pulang.Mila melirik Andre, menelisik di wajah yang tampak penuh tekad itu."Ehm Kak Andre, ini sudah jam 10 malam. Apa nggak sebaiknya Kakak pulang aja, kan besok bisa ke sini lagi," ucap Mila akhirnya."Kalau kamu sudah ngantuk, tidur aja Mil. Aku akan menunggu sampai Becca pulang.""Tapi kan bentar lagi gerbang kos depan juga ditutup, Kak. Nanti malah diusir sama Pak Satpam, gimana dong," sanggah Mila."Oh iya aku lupa. Ya udah aku tunggu di jalan depan aja kalau gitu, Mil," ucap Andre tersenyum."Kak Andre, kalau mau terima saranku sih mending Kakak pulang aja deh. Besok baru kesini lagi. Aku yakin malam ini Becca nggak pulang."Sebenarnya Mila sudah tahu jika Becca menginap di rumah Tuan Arga malam ini karena baru saja Becca mengirimkan pesan padanya."Becca nggak pula

  • Kekasih Simpanan   Bab 42. Anti Mainstream

    Becca, Arga dan Andre. Tiga orang yang berdiri tanpa suara, sama-sama terdiam bingung akan apa yang akan mereka lakukan.Arga dan Andre saling menatap tajam, sementara Becca bergantian melihat ke Arga dan Andre. Bingung akan apa yang akan ia putuskan.Namun tarikan di tangan Becca oleh Arga seketika mengejutkannya. Arga menarik kuat tangan Becca lalu membawanya ke mobil dan segera menutup pintunya.Andre yang melihat itu tidak tinggal diam, ia berusaha mencegahnya."Tuan Arga, tidak bisa begitu dong. Becca pulang bersama saya!" ucap Andre tegas menghentikan langkah Arga yang hendak masuk ke dalam mobilnya."Tidak usah repot-repot, Andre. Malam ini dan hari-hari seterusnya, jangan temui Becca lagi! Dia milikku, paham?!" Arga menatap tajam mata Andre.Segera Arga masuk ke dalam mobilnya dan melajukan mobil dengan cepat hingga menimbulkan suara ban yang berdecit.Andre hanya memandangi kepergian mobil Arga dengan tatapan tidak terima.

DMCA.com Protection Status