Beranda / Romansa / Kekasih Simpanan / Bab 6. Koki Pribadi

Share

Bab 6. Koki Pribadi

Penulis: RedVelved
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-09 15:02:14

Kaki Becca terasa berat melangkah ke galeri tempat kerjanya. Namun bagaimana pun juga ia harus berangkat, mempertanggung jawabkan kesalahannya kemarin. Masih sangat jelas dalam ingatannya saat tadi malam, ia mendapat pesan dari Pak Yandi yang memerintahkannya untuk tetap berangkat kerja seperti biasa hari ini.

Tapi yang terutama, Pak Yandi ingin memberitahu Becca soal teknis bagaimana harus membayar kerugian akibat rusaknya kalung berlian itu.

Semalam, Becca juga mendapat pesan di ponselnya dari Milla, teman baiknya di galeri. Mila bilang jika ia dan teman-teman lain akan mendukung Becca. Walaupun mereka sendiri tidak tahu hukuman apa yang akan Becca terima.

Namun Becca sudah sangat bersyukur dan berterima kasih karena memiliki teman-teman yang ternyata menyayanginya walaupun ia belum lama bekerja di galeri.

Langkah Becca terhenti di depan galeri, ia mengumpulkan keberaniannya. Dipandangnya Jewelry Gallery yang nampah megah dan mewah.

Becca memejamkan matanya, mengatur nafasnya yang memburu karena jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya. Namun bagaimana pun juga, ia harus siap menghadapi apapun yang terjadi.

Akhirnya Becca melangkah masuk dengan langkah berat, galeri masih sepi. Hanya terlihat ada beberapa cleaning service yang sedang bekerja membersihkan ruangan.

Becca terus berjalan ke ruang karyawan yang ada di bagian belakang, meletakkan tasnya dan bersiap untuk bekerja. Teman-temannya terlihat belum ada yang datang, Becca memang sengaja datang sepagi mungkin.

Becca sedang mengecek pesan di ponselnya saat didengarnya suara langkah mendekatinya. Saat Becca menoleh, Pak Rohan terlihat berjalan mendekatinya.

"Becca, ke ruang saya sekarang!" perintah Pak Rohan dengan wajah tegang.

"Baik, Pak Rohan," sahut Becca cepat dan  berjalan lemah mengikuti manajernya itu.

Becca tak menyangka ia akan 'diadili' sepagi ini. Namun ia mang harus siap apapun yang akan terjadi.

Saat pintu kantor Pak Rohan terbuka, mata Becca langsung membelalak. Dilihatnya Tuan Arga dan Pak Yandi duduk di sana, menunggunya.

Becca berjalan di belakang Pak Rohan, seakan tidak mau menampakkan dirinya. Becca ingin sekali berlindung tapi ia tidak tahu harus berlindung pada siapa.

"Tuan Arga, ini Becca yang Tuan cari," kata Pak Rohan dengan menundukkan wajahnya, ia merasa segan berbicara langsung menatap mata Tuan Arga yang seperti menusuk.

Sedangkan Becca, ia juga menunduk namun sempat melihat tatapan tajam mata Tuan Arga.

"Selamat pagi, Tuan Arga, Pak Yandi," sapa Becca setenang mungkin. Padahal jantungnya terasa berdetak lebih kencang.

Pak Yandi berdiri dari duduknya dan mengajak Pak Rohan dengan isyarat matanya, untuk keluar ruangan. Sementara Becca masih berdiri di tempatnya.

Tuan Arga mengamati Becca dengan pandangan lurus terasa mengintimidasi. Ia hanya diam beberapa menit, entah apa yang dipikirkannya. Namun hal ini justru membuat Becca semakin takut, keberaniannya yang tadi telah dikumpulkannya seperti hilang ditelan asap.

"Namamu Becca?" tanya Tuan Arga dengan suara rendahnya yang membuat Becca ketakukan walaupun hanya untuk menjawab.

"Be ... benar, Tuan." Akhirnya Becca berhasil mengeluarkan suaranya walaupun terdengar gugup.

"Hem saya hanya mau memastikan cara kamu membayar hutang kalung itu," kata Tuan Arga.

Becca hanya terdiam, ia sendiri tidak punya ide atau apapun yang dapat dipikirkannya untuk mencari uang, mengganti kerusakan kalung berlian itu.

"Kamu maunya bagaimana untuk mengganti kalung berlian saya?" tanya Tuan Arga sekali lagi.

"Saya akan menyicilnya Tuan. Tolong hitung saja berapa hutangnya. Saya pasti akan melunasinya," ucap Becca dengan keberaniannya yang tersisa menatap mata Tuan Arga, meyakinkan bahwa ia akan membayarnya.

Tuan Arga memicingkan matanya, seperti tidak percaya apa yang Becca katakan.

"Yakin kamu bisa?! Sampai kapan kamu akan mencicilnya? Seumur hidupmu?"

"Saya tidak tahu, Tuan. Potong saja gaji saya setengahnya," kata Becca yang tidak yakin ia akan sanggup membiayai hidupnya dengan sisa gaji yang diterimanya.

"Becca, kamu tinggal dengan orang tuamu?" tanya Tuan Arga yang mengejutkan Becca karena melenceng dari topik.

"Saya yatim piatu, Tuan. Dari kecil saya tinggal di panti asuhan dan saya tidak tahu orang tua saya," jelas Becca.

"Ehm ternyata begitu." Tuan Arga tidak menyangka ternyata Becca seorang yatim piatu.

Tuan Arga kembali terdiam, seperti berpikir apa yang akan dilakukannya terhadap Becca.

"Baiklah, Becca. Saya mau menawarkan supaya kamu lebih cepat melunasi hutangmu."

"Saya menolak jika Tuan Arga meminta hal yang aneh-aneh," sahut Becca yang wajahnya kini mulai terlihat kesal.

"Haha ... Kamu pasti teringat yang kemarin ya? Kali ini saya serius. Kamu bisa memasak?" tanya Tuan Arga yang mengejutkan Becca karena di luar dugaannya.

"Tentu saja bisa, tapi masakan rumahan seperti biasa," kata Becca tidak tahu kemana arah pembicaraan Tuan Arga.

"Justru itu yang saya cari. Setiap sore sepulang kerja, kamu datang ke rumah saya dan memasak makan malam. Bagaimana?" tanya Tuan Arga lagi.

"Maksudnya saya jadi tukang masak saja?"

"Iya, tukang masak saja. Setelah saya makan, kamu bisa langsung pulang. Anggap saja kamu jadi koki pribadi saya. Bagaimana?" Tuan Arga bertanya sekali lagi menawarkan sesuatu yang terdengar tidak masuk akal di telinga Becca.

"Apakah Tuan Arga tidak punya koki?" tanya Becca curiga karena tidak mungkin orang sekaya Tuan Arga tidak mampu membayar seorang koki.

"Kenapa kamu menanyakan hal yang bukan-bukan? Saya ini sudah berbaik hati menawarimu solusi yang mudah." Tuan Arga malah terlihat kesal.

"Baik, Tuan Arga. Saya menerimanya, tapi untuk berapa lama?" tanya Becca yang masih tidak percaya dengan tawaran Tuan Arga.

"Aku kira satu tahun cukup," ucap Tuan Arga terdengar puas.

"Saya menerimanya. Terima kasih, Tuan," sahut Becca dengan cepat, takut Tuan Arga akan berubah pikiran. Ia tidak menyangka akan semudah ini untuk melunasi hutangnya.

"Kamu sudah yakin?" Tuan Arga bertanya lagi.

"Iya, Tuan. Tapi apakah dalam satu Minggu saya boleh libur sehari saja?" Becca masih menawar.

"Haha ... kamu ini tidak punya rasa takut ya?! Tapi baiklah, kamu boleh libur di hari Minggu saja. Selebihnya kamu tetap datang ke rumah saya setiap sore."

"Baik, Tuan." Becca tersenyum simpul di sudut bibirnya, tidak menyangka jika ternyata Tuan Arga sangat baik kepadanya.

"Oke, kita sepakat. Nanti biar Yandi yang akan membuatkan perjanjian agar kamu tidak seenaknya mengingkari kesepakatan kita dan kabur dari tanggung jawab mengganti kerugian kalung," ucap Tuan Arga santai.

"Baik, Tuan. Terserah Tuan Arga saja baiknya bagaimana," kata Becca pasrah. Bukankah ia sebenarnya tidak punya banyak pilihan?

Akhirnya Becca diperkenankan untuk keluar dari ruang kantor Pak Rohan. Hatinya sangat senang, ia sangat bersyukur ternyata nasib baik masih berpihak padanya.

Sementara itu, di dalam kantor Pak Rohan, Tuan Arga tersenyum senang. Rencananya ternyata berhasil semudah ini. Gadis di hadapannya dengan mudah masuk ke dalam permainannya.

Rasanya ia sudah tidak sabar menanti Becca datang ke rumahnya. Aahh ... ia sangat bersemangat!

-

-

-

Bab terkait

  • Kekasih Simpanan   Bab 7. Maksud Lain

    Yandi segera masuk ke dalam ruang kantor saat Becca keluar. Terlihat Tuan Arga tersenyum simpul, matanya memancarkan semangat yang jarang dilihat Yandi.Menghela nafas lega, tak terasa Yandi pun ikut tersenyum. Yandi merasa urusan dengan Becca akan berjalan mudah dan lancar. Yandi berdiri saja di hadapan Tuan Arga, menunggu apa yang akan diperintahkan padanya."Yandi, tolong buatkan perjanjian hutang piutang pada Becca, supaya semuanya jelas. Ada hitam di atas putih," perintah Tuan Arga."Baik, Tuan. Apakah seperti yang Tuan Arga katakan tadi di mobil? Becca bekerja sebagai koki di rumah Tuan selama satu tahun?" tanya Yandi memastikan."Benar.""Apakah ada tambahan yang lain?" tanya Yandi lagi."Hem ... Sepertinya itu sudah cukup. Buatkan draft kontraknya, biar nanti aku periksa," kata Tuan Arga."Baik, Tuan.""Apa jadwalku setelah ini?" tanya Tuan Arga, lalu berdiri dan akan meninggalkan kantor Jewelry Gallery ini. Ia tahu sudah

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-11
  • Kekasih Simpanan   Bab 8. Kesenangan

    Malam belum terlalu larut, namun cuaca di luar sana yang masih hujan rintik-rintik membuat kafe ini terasa lengang. Lampu temaram menghiasi setiap sudut kafe, dengan iringan musik lembut terdengar di telinga.Sarah memegang segelas wine di tangannya, meminumnya sedikit demi sedikit berharap bisa menghangatkan tubuhnya. Bibirnya tersenyum manis, terkadang tertawa lebar saat lawan bicaranya membuat lelucon yang membuatnya senang."Sarah, kamu mau tambah wine lagi atau mau makan?" tanya Jerry, teman minum Sarah saat ini."Kita tambah lagi yuk, malam ini harus kita rayakan," sahut Sarah melemparkan senyum manisnya."Oke, Sayang." Senyum Jerry tak kalah senangnya.Malam ini membuat Sarah dan Jerry bahagia. Sarah memang sudah bertunangan dengan Arga, namun malam ini ketika Jerry menawarkan hubungan suka sama suka dengan Sarah, tanpa pikir panjang Sarah langsung menerimanya.Dan yang lebih gila lagi, Jerry adalah teman Arga. Bukan teman dekat, hanya

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-13
  • Kekasih Simpanan   Bab 9. Memasak

    Becca memasuki kawasan perumahan elit. Matanya takjub melihat rumah-rumah besar nan mewah dengan halaman luas yang tertata apik. Becca membatin dalam hati, pasti setiap rumah dilengkapi kolam renang untuk memanjakan para penghuninya.Becca kembali memeriksa alamat yang Pak Yandi diberikan padanya. Rumah nomor 7 yang bercat putih. Rumah Tuan Arga. Becca pelan-pelan memacu motornya dan akhirnya ia melihat sebuah rumah indah bercat putih. Rumah dengan desain klasik nan mewah.Menghentikan motornya di depan gerbang, Becca dihampiri petugas keamanan."Selamat sore, Nona. Ada yang bisa saya bantu?" tanya Satpam dengan wajah ramah."Selamat sore, Pak. Maaf saya mau bertanya, benarkah ini rumah Tuan Arga?" tanya Becca balas tersenyum."Benar. Apakah Nona ini Nona Becca?" tanyanya lagi."Benar, Pak." Becca agak bingung mengapa satpam tahu namanya."Nona Becca, silahkan masuk. Motornya diparkir di dalam saja. Tadi Pak Yandi sudah pesan pada saya

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-19
  • Kekasih Simpanan   Bab 10. Merepotkan

    Sepanjang makan malam berlangsung, Becca hanya menundukkan wajahnya, enggan bertatapan langsung dengan Tuan Arga. Bukan takut, tapi lebih tepatnya ia tak mau mencari masalah.Becca sadar jika harus menahan dan mengalah demi kebebasan dirinya dari hutang karena masalah kalung itu.Sementara Tuan Arga sangat menikmati makanan yang terhidang. Semua kesukaannya dan rasanya sangat enak baginya. Ia memang tak salah menilai orang. Ia yakin Becca seseorang yang pandai memasak.Selesai makan malam, tanpa membuang waktu Becca langsung membereskan meja makan. Saat ke dapur, ternyata Bu Isti tidak ada di sana. Mungkin Bu Isti sudah beristirahat di kamarnya.Becca agak terkejut saat dilihatnya Tuan Arga berdiri bersandar di meja dapur saat ia selesai mencuci piring."Becca, kamu ikut ke ruangan saya!" perintah Tuan Arga pendek tanpa bisa dibantah.Becca hanya pasrah mengikuti Tuan Arga dari belakang. Padahal tadi, ia sudah berencana untuk segera pulang seu

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-02
  • Kekasih Simpanan   Bab 11. Kehilangan Momen

    "Becca, katakan siapa yang tadi bersamamu!" ucap Andre memaksa."Kak Andre, masuk dulu yuk. Nggak enak kan dilihat kalau di jalan begini. Sudah malam lagi," pinta Becca mengalihkan perhatian Andre sambil berpikir alasan yang masuk akal. Terus terang Becca belum ingin menceritakan apa yang dialaminya pada Andre. Ia tidak ingin Andre terus menolongnya."Kita jalan-jalan aja, Bec. Di kos mu nggak enak sama yang lain kan udah malam," kata Andre lalu sedikit mendorong tubuh Becca agar masuk ke dalam mobilnya. Ia sangat penasaran akan cerita Becca, tapi mungkin jika boleh jujur, ia cemburu.Andre menstater mobilnya dan menjalankan mobilnya di kafe yang ia tahu masih buka hingga tengah malam.Sementara Becca hanya terdiam memandang gelapnya malam dari jendela mobil. Otaknya menyusun kata-kata yang hendak ia sampaikan pada Andre."Bec, kamu kok diam aja. Sebenarnya ada apa.sih denganmu? Nggak biasanya kamu begini," tanya Andre yang tidak sabar akan penjelasa

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-02
  • Kekasih Simpanan   Bab 12. Ijin Pulang

    Hari ini Becca merasa sangat lelah. Sudah seminggu ia menjalani hari-harinya dengan bekerja di galeri dan sore hingga malam harus memasak untuk Tuan Arga. Walau baru seminggu ia menjalani, tapi tulang-tulangnya terasa remuk setiap bangun pagi harinya. Kini Becca bertanya-tanya apakah ia akan sanggup menjalani ini satu tahun ke depan?Istirahat siang di galeri, Becca merebahkan tubuhnya di kursi panjang ruang karyawan. Ia sangat lelah, mungkin ia juga sakit. Tak tahu lagi rasa tubuhnya pokoknya ia kelelahan."Bec, makan dulu yuk. Ini nasi padang yang tadi kamu pesan," ajak Mila sambil menyodorkan sebungkus nasi padang pesanan Becca."Iya, makasih. Mila, kamu makan dulu aja. Aku capek banget pengen rebahan dulu," kata Becca sambil masih memejamkan matanya."Kamu sakit, Bec?" tanya Mila khawatir lalu memegang kening Becca."Enggak sih, cuma capek banget rasanya.""Ya pastilah capek, kamu hampir tiap hari pulang malam kan dari rumah Tuan Arga?!"

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-03
  • Kekasih Simpanan   Bab 13. Malam Syahdu

    Becca berdiri di balkon kamar di lantai 2 yang disediakan untuknya. Belum pernah ia merasakan menempati kamar semewah ini. Tadi Tuan Arga sendiri yang menyuruh agar Becca menempati kamar ini.Saat tadi Becca memberitahu kepada Bu Isti kalau ia akan menginap di rumah Tuan Arga malam ini, reaksi Bu Isti biasa saja karena Becca mengatakan jika ia tidak enak badan dan Tuan Arga sendirilah yang memerintahkannya.Semilir angin membelai wajah Becca, rasanya sangat sejuk. Pemandangan taman yang ada di bawahnya dihiasi lampu yang semakin mempercantik taman, bagi Becca sangat indah. Ia sangat menikmati suasana malam yang indah. Malam pun belum terlalu larut karena jam baru menunjukkan pukul setengah sepuluh malam."Becca, kenapa kamu di luar? Nanti tambah sakit, katanya tadi tidak enak badan?!" Suara Tuan Arga menyentak lamunan Becca, membuat ia sedikit memekik."Ehm ... Saya hanya ingin melihat langit malam dari sini apakah sama dengan yang ada di kos saya," ucap

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-03
  • Kekasih Simpanan   Bab 14. Kontrak Sehari

    Becca seketika melompat dari ranjangnya sesaat setelah membuka matanya. Tangannya langsung memegang kepalanya yang terasa berdenyut saat ini.Oh God ... Apa yang sudah aku lakukan semalam???Becca mondar mandir mengelilingi ranjang big size kebingungan, lalu kembali menghempaskan tubuhnya ke ranjang lagi. Ah ... Tubuhnya terasa nyaman tidur di ranjang ini. No! Ia harus segera pulang pagi ini juga.Melirik jam di dinding yang masih menunjukkan pukul setengah enam pagi, Becca memang harus gerak cepat. Ia tidak ingin bertemu Tuan Arga pagi ini dan langsung ingin kembali ke kos nya saja.Becca pun menuju kamar mandi, walaupun ingin cepat pulang tapi bolehkan dia mandi dulu di kamar mandi yang mewah ini. Ada bath up segala, mana pernah Becca mandi berendam di bath up kan?!Tidak mau membuang kesempatan, Becca pun mengisi bath up dengan air hangat dan mulai mandi berendam. Tubuhnya terasa nyaman dan inginnya berlama-lama namun ia teringat jika harus segera

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-03

Bab terbaru

  • Kekasih Simpanan   Bab 50. Menangis Bersama

    Mobil Arga melaju dengan kecepatan sedang, perlahan menjauh dari vila yang selama dua hari ini mereka tinggali. Becca menatap pemandangan indah yang terhampar didepan matanya dengan mata kosong. Pikirannya melayang tak menentu. Sementara Arga yang menyetir di sebelahnya pun tampak terdiam. Pandangannya fokus menatap jalan aspal yang tampak berkelok di hadapannya. Perlahan menuruni perbukitan dan melaju menuju kota tempat tinggalnya.Becca sama sekali tidak ingin memulai percakapan apapun dengan Arga. Bahkan kepalanya berpaling seakan sedang menikmati pemandangan indah yang mereka lewati sepanjang jalan. Namun siapa sangka jika pikirannya melayang memikirkan diriya sendiri. Entahlah Becca harus marah atau bagaimana. Terus terang ia kecewa dengan sikap Arga yang ingin menjadikannya seperti wanita simpanan. Rasanya ia ingin memaki Arga, namun nyalinya seakan menciut saat ingat siapa Arga. Bagaimanapun Arga adalah bosnya walaupun saat ini statusnya adalah pacar Arga.Heh ... Benarkah a

  • Kekasih Simpanan   Bab 49. Disekap

    Ponsel Becca berdering seakan menjerit minta segera diangkat. Dengan setengah hati, Becca pun mengambil ponsel yang masih tersimpan di dalam tasnya.Mila? Ada apa dia telpon? Tanya Becca dalam hati.Segera Becca menggeser tombol hijau di layar ponselnya.- "Hallo, Mila."- "Becca!!! Kamu masih hidup kan?!"- Ha??? Kamu lagi ngigau ya?"- "Enak aja, aku ini lagi di galeri. Kamu kemana sih kok udah 2 hari menghilang? Habis pulang kerja ini rencana aku mau laporin kamu ke polisi loh."- "Aku nggak ngilang, Mila. Aku lagi dalam misi penting."- "Apaan misi-misi! Bec, kalau kamu nggak pulang malam ini, beneran deh aku bakal lapor ke kantor polisi."- "Hahaha ... Kamu kangen sama aku ya, Mil?"- "Becca! Aku nggak bercanda!"- "Iya iya, sabar dong, Mil. Jangan ngegas mulu' ntar kecenya ilang loh. Sabar ntar malem aku pasti pulang kok. Don't worry be happy, okey ... "- "Beneran loh ya ... Awas ntar kalau ka

  • Kekasih Simpanan   Bab 48. Masih Hidup?

    Tubuh Becca menggeliat, rasa geli mengusik ketenangan tidurnya. Ia merasakan lehernya diciumi dengan mesra. Apakah ini mimpi?"Aaaaaaa ... " Sekuat tenaga Becca bangun dari tidurnya dengan berteriak histeris."Astaga, Becca! Apa-apaan sih kamu?! Kamu mimpi buruk?" tanya Arga terkejut, ia sedang asyik-asyiknya menciumi leher putih mulus milik Becca eh ... yang punya malah berteriak membuat jantungnya serasa melompat."Eh sayang, kamu disini?" tanya Becca kebingungan.Nampaknya ia lupa jika semalam tidur bersama Arga. Dan saat ini mata Arga seketika membeliak dengan pemandangan indah yang terpampang di depan matanya. Becca yang polos tanpa sehelai benang pun.Tanpa sadar, Arga menelan salivanya dan seketika gairah kembali membuncah dalam tubuhnya. Juniornya seketika mendesak ingin dipuaskan."Istigiii!" teriak Becca saat menyadari jika kedua bukit kembarnya terlihat menantang minta dibelai. Reflek tangannya langsung menarik selimut untuk menutupi

  • Kekasih Simpanan   Bab 47. Pemilik Hati

    Candle light dinner, begitulah kata orang saat melihat Becca dan Tuan Arga makan bersama di balkon villa. Suasana begitu romantis dengan kerlip lilin dan cahaya bulan yang redup.Becca sangat menikmati makan malam yang telah disiapkan Tuan Arga. Bagi Becca tentu saja ini adalah candle light dinner pertamanya. Menu makanan apapun malam ini pasti terasa sangat enak di lidahnya. Selesai makan, Becca meminum segelas lemon tea sambil memandang lampu kerlap kerlip di sekitar villa. Pemandangan malam ini memang sungguh menakjubkan."Kamu suka, Bec?" tanya Tuan Arga yang terus menatap mata Becca."Suka banget, Tuan.""Kenapa panggil 'Tuan' terus sih? Panggil Sayang bisa kan?!" pinta Tuan Arga."Uhuk ... harus ya?""Ah kamu ini, terserahlah kalau gitu," ucap Tuan Arga yang menampakkan wajah cemberut."Hehe ... maaf soalnya lidah saya udah terbiasa panggil 'Tuan', jadi susah ngubahnya.""Iya iya, terserahlah. Tapi yang penting kamu sayan

  • Kekasih Simpanan   Bab 46. Fobia

    "Kalau gitu langsung kita nikahkan saja bulan depan, Pak," sahut Bu Rima antusias."Apa?!" teriak Mila dan Yandi berbarengan."Tapi ... " Yandi tergagap, seperti kehilangan kata-kata. Otaknya buntu nggak bisa berpikir."Ah Yandi, kamu ini kok kurang gercep sih," omel Bu Rima gemas.Sementara Mila sudah bisa menguasai diri dan kini hanya menampilkan senyum manisnya."Kok Ibu tau gercep segala?" Yandi sewot sendiri."Jangan salah, tua-tua begini Ibu juga sering nonton sinetron. Tau lah kalau cuma istilah begituan. Memang Ibu tinggal di dalam hutan," balas Bu Rima tidak mau kalah."Gimana Yandi?" tanya Pak Wisnu, mengembalikan ke topik pembicaraan semula."Gimana apanya?" tanya Yandi bingung."Aduh Yandi, kenapa kamu jadi lemot sih! Itu soal nikah bulan depan. Ah ... tanya kamu kelamaan. Nak Mila, gimana menurutmu? Setuju nggak kalau nikah bulan depan?" tanya Bu Rima tersenyum berharap."Ya Bu," sahut Mila santai.

  • Kekasih Simpanan   Bab 45. Nikahkan saja

    Tuan Arga menghentikan mobilnya di sebuah halaman rumah villa yang terlihat mewah namun tidak terlalu besar."Rumah siapa ini, Tuan?" tanya Becca sambil mengedarkan pandangannya ke sekitar rumah."Tentu saja rumahku. Kalau sedang butuh rehat, biasanya aku ke sini," ucap Tuan Arga sambil keluar dari mobilnya.Becca pun mengikuti. Mereka langsung disambut pengurus rumah, sepasang suami istri yang sudah tidak muda lagi."Ini beneran rumah Tuan Arga?" tanya Becca terkagum-kagum saat memasuki dalam rumah. Ternyata desain di dalam rumah terasa nyaman, walaupun minimalis."Kamu nggak percaya amat sih kalau aku bisa beli rumah disini? Kamu lupa kalau aku ini kaya?!" ucap Tuan Arga sedikit kesal."Hehe iya lupa. Habis rumahnya bagus banget." Becca hanya bisa melemparkan senyum manisnya agar Tuan Arga tidak semakin kesal padanya."Tuan Arga, Nona, silahkan ke taman belakang. Sudah ada minuman dan makanan kecil," ucap Pak Marto, pengurus r

  • Kekasih Simpanan   Bab 44. Olahraga Romantis

    "Wow!"Mila berseru takjub melihat pantulan wajahnya di cermin. Ia benar-benar berbeda setelah Tuan Gubah make over wajahnya."Ini beneran saya, Tuan?" tanya Mila mengerjapkan matanya tak percaya. Dengan perlahan, tangannya mengelus pipinya yang terpoles licin."Eits jangan dipegang ntar bedaknya luntur," sahut Tuan Igan membuat Mila terhenyak lalu tersenyum."Ah Tuan, bikin kaget aja.""Memang pacar kamu siapa sih, Mila? Kenalin dong," goda Tuan Gubah."Hehe pasti suatu saat nanti akan saya kenalin kok, Tuan. Tapi jangan sekarang, kan saya juga belum resmi banget," ucap Mila cari alasan, karena ia sangat yakin jika Tuan Igan dan Tuan Gubah pasti mengenal sosok Yandi."Oke deh, aku akan tunggu waktunya. Sekarang nih pakai dress yang ini biar penampilan kamu makin mempesona," perintah Tuan Igan sambil menyerahkan sepotong dress berwarna biru langit yang lembut.Mila mengelus dress cantik itu dengan lembut, tak sabar memakainya. Kemu

  • Kekasih Simpanan   Bab 43. Suatu Tempat

    Mila berulang kali menguap, kantuk dan lelah menderanya. Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam dan Andre masih betah duduk di depan kamar kos Becca, enggan untuk pulang.Mila melirik Andre, menelisik di wajah yang tampak penuh tekad itu."Ehm Kak Andre, ini sudah jam 10 malam. Apa nggak sebaiknya Kakak pulang aja, kan besok bisa ke sini lagi," ucap Mila akhirnya."Kalau kamu sudah ngantuk, tidur aja Mil. Aku akan menunggu sampai Becca pulang.""Tapi kan bentar lagi gerbang kos depan juga ditutup, Kak. Nanti malah diusir sama Pak Satpam, gimana dong," sanggah Mila."Oh iya aku lupa. Ya udah aku tunggu di jalan depan aja kalau gitu, Mil," ucap Andre tersenyum."Kak Andre, kalau mau terima saranku sih mending Kakak pulang aja deh. Besok baru kesini lagi. Aku yakin malam ini Becca nggak pulang."Sebenarnya Mila sudah tahu jika Becca menginap di rumah Tuan Arga malam ini karena baru saja Becca mengirimkan pesan padanya."Becca nggak pula

  • Kekasih Simpanan   Bab 42. Anti Mainstream

    Becca, Arga dan Andre. Tiga orang yang berdiri tanpa suara, sama-sama terdiam bingung akan apa yang akan mereka lakukan.Arga dan Andre saling menatap tajam, sementara Becca bergantian melihat ke Arga dan Andre. Bingung akan apa yang akan ia putuskan.Namun tarikan di tangan Becca oleh Arga seketika mengejutkannya. Arga menarik kuat tangan Becca lalu membawanya ke mobil dan segera menutup pintunya.Andre yang melihat itu tidak tinggal diam, ia berusaha mencegahnya."Tuan Arga, tidak bisa begitu dong. Becca pulang bersama saya!" ucap Andre tegas menghentikan langkah Arga yang hendak masuk ke dalam mobilnya."Tidak usah repot-repot, Andre. Malam ini dan hari-hari seterusnya, jangan temui Becca lagi! Dia milikku, paham?!" Arga menatap tajam mata Andre.Segera Arga masuk ke dalam mobilnya dan melajukan mobil dengan cepat hingga menimbulkan suara ban yang berdecit.Andre hanya memandangi kepergian mobil Arga dengan tatapan tidak terima.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status