Share

Bab 9. Memasak

Penulis: RedVelved
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Becca memasuki kawasan perumahan elit. Matanya takjub melihat rumah-rumah besar nan mewah dengan halaman luas yang tertata apik. Becca membatin dalam hati, pasti setiap rumah dilengkapi kolam renang untuk memanjakan para penghuninya.

Becca kembali memeriksa alamat yang Pak Yandi diberikan padanya. Rumah nomor 7 yang bercat putih. Rumah Tuan Arga. Becca pelan-pelan memacu motornya dan akhirnya ia melihat sebuah rumah indah bercat putih. Rumah dengan desain klasik nan mewah.

Menghentikan motornya di depan gerbang, Becca dihampiri petugas keamanan.

"Selamat sore, Nona. Ada yang bisa saya bantu?" tanya Satpam dengan wajah ramah.

"Selamat sore, Pak. Maaf saya mau bertanya, benarkah ini rumah Tuan Arga?" tanya Becca balas tersenyum.

"Benar. Apakah Nona ini Nona Becca?" tanyanya lagi.

"Benar, Pak." Becca agak bingung mengapa satpam tahu namanya.

"Nona Becca, silahkan masuk. Motornya diparkir di dalam saja. Tadi Pak Yandi sudah pesan pada saya agar jika Nona datang, langsung disuruh masuk saja," jelas Pak Satpam dengan wajahnya yang ramah.

"Terima kasih sekali, Pak."

Becca pun masuk ke dalam kawasan rumah Tuan Arga yang luas. Taman yang terawat dengan aneka tanaman yang menghiasi. Becca takjub, apalagi melihat rumah yang terlihat megah bercat dominan warna putih.

Becca pun diantarkan masuk ke dalam rumah. Ia disambut oleh seorang wanita paruh baya yang sepertinya asisten rumah tangga senior di rumah ini.

"Inikah yang namanya Becca?" tanya Ibu itu dengan ramah.

"Benar, Bu." Becca menjawab sopan.

"Bu Isti, saya kembali ke pos dulu ya," pamit Pak Satpam lalu berlalu pergi.

"Terima kasih, Pak Budi," ucap Bu Isti.

"Becca, panggil saya Bu Isti ya. Saya sudah diberitahu Pak Yandi kalau kamu akan bekerja di sini setiap sore. Betul kan begitu?" tanya Bu Isti memastikan.

"Iya, Bu Isti."

"Ya sudah, ayo kita langsung menuju ruang kerja kita, dapur .... " Bu Isti tersenyum ceria sambil menggandeng tangan Becca.

Becca sangat senang, ternyata bekerja di rumah Tuan Arga tidak semengerikan yang ia bayangkan. Sepertinya malah akan menyenangkan.

"Wow ... dapurnya bersih, rapi dan moderen," ucap Becca tak sadar saat melihat dapur yang luas, moderen, bersih dan rapi. Ia memang belum pernah melihat secara langsung dapur yang demikian.

"Becca, kamu akan memasak apa malam ini untuk Tuan Muda kita?" tanya Bu Isti tanpa basa-basi.

"Bu Isti, memangnya di sini nggak ada kokinya?" Becca malah bertanya tanpa menjawab pertanyaan Bu Isti.

"Kokinya baru Minggu lalu resign karena akan menikah di kampungnya," jelas Bu Isti.

"Lalu kenapa di sini sepi sekali, nggak ada penghuni lainnya selain Tuan Arga dan Bu Isti?" tanya Becca celingukan melihat segala arah mencari keberadaan orang yang ada.

"Nggak ada. Tuan Muda nggak suka jika rumahnya banyak berseliweran orang. Kalau pagi datang 2 orang asisten rumah tangga yang membantu membersihkan rumah dan selesai itu mereka langsung pulang. Hanya saya saja yang tinggal  di sini," jelas Bu Isti tersenyum ramah.

"Oh begitu." Becca manggut-manggut tanda mengerti tapi tidak menyangka jika rumah sebesar ini hanya ditinggali Tuan Arga dan seorang asisten rumah tangga.

"Becca, ayo kita mulai masak. Kamu ada rencana mau masak apa?" tanya Bu Isti lagi sambil mengarahkan Becca ke kulkas besar yang ada di dapur itu.

Mata Becca membelalak ketika kulkas dibuka. Berbagai sayur, buah dan tertata rapi disana. Juga ada daging yang banyak tersimpan di freezer.

"Bu Isti, makanan favorit Tuan Arga apa sih?" tanya Becca.

"Tuan Muda orang yang sederhana sebenarnya. Dia paling suka ayam goreng kremes dengan sambal bawang, lalapannya selada dan mentimun. Udah itu aja," kata Bu Isti tersenyum. Memang Tuan Mudanya sangat menyukai makanan itu tapi entah kenapa Tuan Muda tidak suka akan masakannya. Pernah ia bilang kalau masakan Bu Isti bercitarasa aneh di lidahnya. Jadi Bu Isti tidak pernah memasak lagi untuk Tuan Arga.

"Ya udah yuk kita masak itu aja," kata Becca bersemangat.

Becca pun menyiapkan bahan dan bumbu untuk membuat ayam goreng kremes. Tangannya sigap bekerja, ia memang terbiasa mengerjakan apa saja karena tinggal di panti asuhan harus bisa semuanya.

Sementara Bu Isti hanya menjadi asisten Becca, ia hanya membantu sesuai apa yang Becca perintahkan.

"Bu Isti, kan Tuan Arga itu kaya banget ya, kenapa dia malah suka makan di rumah?" tanya Becca penasaran.

"Kan sudah aku bilang, Tuan Arga itu pada dasarnya sederhana. Ia lebih nyaman makan di rumah. Kalau tidak terpaksa, Tuan lebih memilih makan di rumah daripada makan di resto. Padahal jika dipikir, makanan dari resto sudah pasti enak ya," kata Bu Isti sambil membayangkan makanan enak yang bisa dipilih di resto-resto terkenal.

"Oh gitu ternyata."

Becca tidak menyangka jika ternyata Tuan Arga lebih suka makanan rumahan biasa.

Hampir satu jam Becca dan Bu Isti berkutat di dapur menyelesaikan masakannya. Jam sudah menunjukkan pukul 18.30 saat makanan sudah siap dan Becca sedang menatanya di meja makan.

Tuan Arga masuk ke ruang makan dan mengambil tempat duduk. Ia hanya melirik keberadaan Becca yang terlihat sibuk menata makanan di atas meja.

"Selamat malam, Tuan Arga. Selamat makan, semoga Tuan suka," ucap Becca kaku, ia bingung bagaimana harus menghadapi Tuan Arga yang wajahnya terlihat tidak ramah.

"Masak apa ini?" tanya Tuan Arga sambil mengamati makanan yang terhidang. Sebenarnya ia sudah tahu tapi hanya ingin membuat Becca bertambah kikuk saja. Ia geli melihat Becca yang ketakutan berada di dekatnya.

"Ini ada ayam goreng kremes dan sambal bawang, Tuan," ucap Becca sambil menunduk.

"Sepertinya enak. Terima kasih ya. Ehm ... kamu sudah makan?" tanya Tuan Arga lagi.

"Belum, Tuan. Maaf saya akan ke dapur dulu saja. Silahkan menikmati," ucap Becca yang buru-buru hendak kabur dari sana. Ia sudah membalikkan badannya dan berjalan.

"Eh tunggu dulu! Mau ke mana kamu? Sini temani saya makan!" perintah Tuan Arga.

Becca yang mendengarnya segera menghentikan langkahnya. Ia bingung kenapa Tuan Arga ingin dia menemani makan malam ini.

"Tapi, Tuan .... " Becca bingung akan mengatakan apa.

"Tapi apa?! Sudah jangan banyak bicara, aku sudah lapar. Cepat duduk dan makan, temani saya!" perintah Tuan Arga tanpa bisa dibantah.

Dengan terpaksa, Becca pun mengambil tempat duduk agak jauh dari tempat duduk Tuan Arga. Ia memang merasa lapar, tapi jika makan semeja dengan Tuan Arga seperti ini membuat selera makannya tiba-tiba menghilang. Makanan yang terasa enak pun jadi terasa tidak enak di lidahnya.

Sementara Tuan Arga hanya memandangi wajah Becca yang terlihat tidak nyaman. Entah mengapa melihat Becca tersiksa membuat kesenangan tersendiri untuknya. Senyum tipis tersungging di sudut bibir Tuan Arga, ia tidak akan melepaskan Becca dengan mudah malam ini.

-

-

-

Bab terkait

  • Kekasih Simpanan   Bab 10. Merepotkan

    Sepanjang makan malam berlangsung, Becca hanya menundukkan wajahnya, enggan bertatapan langsung dengan Tuan Arga. Bukan takut, tapi lebih tepatnya ia tak mau mencari masalah.Becca sadar jika harus menahan dan mengalah demi kebebasan dirinya dari hutang karena masalah kalung itu.Sementara Tuan Arga sangat menikmati makanan yang terhidang. Semua kesukaannya dan rasanya sangat enak baginya. Ia memang tak salah menilai orang. Ia yakin Becca seseorang yang pandai memasak.Selesai makan malam, tanpa membuang waktu Becca langsung membereskan meja makan. Saat ke dapur, ternyata Bu Isti tidak ada di sana. Mungkin Bu Isti sudah beristirahat di kamarnya.Becca agak terkejut saat dilihatnya Tuan Arga berdiri bersandar di meja dapur saat ia selesai mencuci piring."Becca, kamu ikut ke ruangan saya!" perintah Tuan Arga pendek tanpa bisa dibantah.Becca hanya pasrah mengikuti Tuan Arga dari belakang. Padahal tadi, ia sudah berencana untuk segera pulang seu

  • Kekasih Simpanan   Bab 11. Kehilangan Momen

    "Becca, katakan siapa yang tadi bersamamu!" ucap Andre memaksa."Kak Andre, masuk dulu yuk. Nggak enak kan dilihat kalau di jalan begini. Sudah malam lagi," pinta Becca mengalihkan perhatian Andre sambil berpikir alasan yang masuk akal. Terus terang Becca belum ingin menceritakan apa yang dialaminya pada Andre. Ia tidak ingin Andre terus menolongnya."Kita jalan-jalan aja, Bec. Di kos mu nggak enak sama yang lain kan udah malam," kata Andre lalu sedikit mendorong tubuh Becca agar masuk ke dalam mobilnya. Ia sangat penasaran akan cerita Becca, tapi mungkin jika boleh jujur, ia cemburu.Andre menstater mobilnya dan menjalankan mobilnya di kafe yang ia tahu masih buka hingga tengah malam.Sementara Becca hanya terdiam memandang gelapnya malam dari jendela mobil. Otaknya menyusun kata-kata yang hendak ia sampaikan pada Andre."Bec, kamu kok diam aja. Sebenarnya ada apa.sih denganmu? Nggak biasanya kamu begini," tanya Andre yang tidak sabar akan penjelasa

  • Kekasih Simpanan   Bab 12. Ijin Pulang

    Hari ini Becca merasa sangat lelah. Sudah seminggu ia menjalani hari-harinya dengan bekerja di galeri dan sore hingga malam harus memasak untuk Tuan Arga. Walau baru seminggu ia menjalani, tapi tulang-tulangnya terasa remuk setiap bangun pagi harinya. Kini Becca bertanya-tanya apakah ia akan sanggup menjalani ini satu tahun ke depan?Istirahat siang di galeri, Becca merebahkan tubuhnya di kursi panjang ruang karyawan. Ia sangat lelah, mungkin ia juga sakit. Tak tahu lagi rasa tubuhnya pokoknya ia kelelahan."Bec, makan dulu yuk. Ini nasi padang yang tadi kamu pesan," ajak Mila sambil menyodorkan sebungkus nasi padang pesanan Becca."Iya, makasih. Mila, kamu makan dulu aja. Aku capek banget pengen rebahan dulu," kata Becca sambil masih memejamkan matanya."Kamu sakit, Bec?" tanya Mila khawatir lalu memegang kening Becca."Enggak sih, cuma capek banget rasanya.""Ya pastilah capek, kamu hampir tiap hari pulang malam kan dari rumah Tuan Arga?!"

  • Kekasih Simpanan   Bab 13. Malam Syahdu

    Becca berdiri di balkon kamar di lantai 2 yang disediakan untuknya. Belum pernah ia merasakan menempati kamar semewah ini. Tadi Tuan Arga sendiri yang menyuruh agar Becca menempati kamar ini.Saat tadi Becca memberitahu kepada Bu Isti kalau ia akan menginap di rumah Tuan Arga malam ini, reaksi Bu Isti biasa saja karena Becca mengatakan jika ia tidak enak badan dan Tuan Arga sendirilah yang memerintahkannya.Semilir angin membelai wajah Becca, rasanya sangat sejuk. Pemandangan taman yang ada di bawahnya dihiasi lampu yang semakin mempercantik taman, bagi Becca sangat indah. Ia sangat menikmati suasana malam yang indah. Malam pun belum terlalu larut karena jam baru menunjukkan pukul setengah sepuluh malam."Becca, kenapa kamu di luar? Nanti tambah sakit, katanya tadi tidak enak badan?!" Suara Tuan Arga menyentak lamunan Becca, membuat ia sedikit memekik."Ehm ... Saya hanya ingin melihat langit malam dari sini apakah sama dengan yang ada di kos saya," ucap

  • Kekasih Simpanan   Bab 14. Kontrak Sehari

    Becca seketika melompat dari ranjangnya sesaat setelah membuka matanya. Tangannya langsung memegang kepalanya yang terasa berdenyut saat ini.Oh God ... Apa yang sudah aku lakukan semalam???Becca mondar mandir mengelilingi ranjang big size kebingungan, lalu kembali menghempaskan tubuhnya ke ranjang lagi. Ah ... Tubuhnya terasa nyaman tidur di ranjang ini. No! Ia harus segera pulang pagi ini juga.Melirik jam di dinding yang masih menunjukkan pukul setengah enam pagi, Becca memang harus gerak cepat. Ia tidak ingin bertemu Tuan Arga pagi ini dan langsung ingin kembali ke kos nya saja.Becca pun menuju kamar mandi, walaupun ingin cepat pulang tapi bolehkan dia mandi dulu di kamar mandi yang mewah ini. Ada bath up segala, mana pernah Becca mandi berendam di bath up kan?!Tidak mau membuang kesempatan, Becca pun mengisi bath up dengan air hangat dan mulai mandi berendam. Tubuhnya terasa nyaman dan inginnya berlama-lama namun ia teringat jika harus segera

  • Kekasih Simpanan   Bab 15. Mandi Bersama

    Becca terlihat syok, pikirannya sudah mengembara kemana-mana. Apa maksudnya dikontrak sehari? Memang dia barang? Tubuhnya seketika langsung merinding membayangkan akan jadi apa dirinya nanti.Sementara Tuan Arga tampak puas, ia tertawa dalam hati. Entah mengapa menyiksa gadis di depannya terasa menyenangkan untuknya. Kepolosan dan kenaifan Becca tanpa dibuat-buat.Becca berusaha tegar, ia harus bisa melewati hari ini. Saat matanya melihat ke arah pintu resto, seketika hatinya bersorak gembira. Terlihat Tuan Yandi berjalan memasuki resto. Senyum Becca mengembang, tak menyangka ia akan sesenang ini melihat Tuan Yandi. Padahal biasanya ia langsung menghindari apapun yang berurusan dengannya.Tuan Arga melirik Becca yang terlihat sangat senang melihat Yandi. Ada rasa sebal di hatinya mengapa Becca bisa sebahagia itu melihat Yandi saja."Kamu kenapa, Becca? Melihat Yandi seperti melihat berlian berjalan?" tanya Tuan Arga ketus."Iya, Tuan. Saya senang k

  • Kekasih Simpanan   Bab 16. Gala Dinner

    Perlahan Becca membuka pintu kamar mandi, kepalanya celingukan mencari keberadaan Tuan Arga. Ia hanya memakai bathrobe karena bajunya tadi ia tinggalkan sembarangan di kursi dekat jendela."Cari siapa?"Suara Tuan Arga sontak mengejutkannya."Ya ampun ... Bikin kaget saja."Becca memegang dadanya dan melihat ke arah sumber suara. Ternyata Tuan Arga sedang bersandar santai di dinding sebelah pintu kamar mandi, menunggunya."Kamu sudah siap, Bec?" tanya Tuan Arga mendekatkan wajahnya ke wajah Becca.Becca mundur perlahan, tangannya menutupi dadanya menahan tubuh Tuan Arga yang sudah akan menyentuh tubuhnya," Siap untuk apa, Tuan?"Tuan Arga berjalan semakin maju hingga tubuh Becca akhirnya terperangkap antara dinding dan tubuh Tuan Arga. Kemudian Becca memejamkan matanya, wajahnya sudah merah padam membayangkan bibir Tuan Arga yang lembut akan melumat bibirnya. Hembusan nafas Tuan Arga terasa membelai wajahnya.Namun ... detik de

  • Kekasih Simpanan   Bab 17. Teman Dekat

    Tuan Arga mengawasi Becca dari sudut matanya sambil mengakhiri pembicaraan dengan lawan bicaranya. Kemudian ia mendekati Becca yang yang masih berdiri di belakang bunga."Becca, apa yang kamu lakukan?" tanya Tuan Arga saat sudah berdiri di dekat Becca.Namun tanpa diduga, Becca malah menarik tubuh Tuan Arga agar ikut bersembunyi bersamanya."Sstt!" Jari telunjuk Becca menutup mulutnya, meminta agar Tuan Arga diam dan tidak bertanya padanya.Tuan Arga menegakkan badannya dan menarik Becca agar tidak bersembunyi, "Katakan kamu sembunyi dari siapa?"Becca kebingungan karena Andre kini malah berjalan mendekatinya. Becca yang hendak berbalik untuk kabur ditahan tangan Tuan Arga."Mau ke mana kamu? Sembunyi lagi?""Enggak, Tuan. Tadi saya mau cari lebah buat oleh-oleh," ucap Becca yang berusaha kabur. Tapi kini rasanya sudah percuma karena Andre berdiri di depannya."Becca?! Kamu di sini? Sama siapa?" tanya Andre terkejut. Kemudian mat

Bab terbaru

  • Kekasih Simpanan   Bab 50. Menangis Bersama

    Mobil Arga melaju dengan kecepatan sedang, perlahan menjauh dari vila yang selama dua hari ini mereka tinggali. Becca menatap pemandangan indah yang terhampar didepan matanya dengan mata kosong. Pikirannya melayang tak menentu. Sementara Arga yang menyetir di sebelahnya pun tampak terdiam. Pandangannya fokus menatap jalan aspal yang tampak berkelok di hadapannya. Perlahan menuruni perbukitan dan melaju menuju kota tempat tinggalnya.Becca sama sekali tidak ingin memulai percakapan apapun dengan Arga. Bahkan kepalanya berpaling seakan sedang menikmati pemandangan indah yang mereka lewati sepanjang jalan. Namun siapa sangka jika pikirannya melayang memikirkan diriya sendiri. Entahlah Becca harus marah atau bagaimana. Terus terang ia kecewa dengan sikap Arga yang ingin menjadikannya seperti wanita simpanan. Rasanya ia ingin memaki Arga, namun nyalinya seakan menciut saat ingat siapa Arga. Bagaimanapun Arga adalah bosnya walaupun saat ini statusnya adalah pacar Arga.Heh ... Benarkah a

  • Kekasih Simpanan   Bab 49. Disekap

    Ponsel Becca berdering seakan menjerit minta segera diangkat. Dengan setengah hati, Becca pun mengambil ponsel yang masih tersimpan di dalam tasnya.Mila? Ada apa dia telpon? Tanya Becca dalam hati.Segera Becca menggeser tombol hijau di layar ponselnya.- "Hallo, Mila."- "Becca!!! Kamu masih hidup kan?!"- Ha??? Kamu lagi ngigau ya?"- "Enak aja, aku ini lagi di galeri. Kamu kemana sih kok udah 2 hari menghilang? Habis pulang kerja ini rencana aku mau laporin kamu ke polisi loh."- "Aku nggak ngilang, Mila. Aku lagi dalam misi penting."- "Apaan misi-misi! Bec, kalau kamu nggak pulang malam ini, beneran deh aku bakal lapor ke kantor polisi."- "Hahaha ... Kamu kangen sama aku ya, Mil?"- "Becca! Aku nggak bercanda!"- "Iya iya, sabar dong, Mil. Jangan ngegas mulu' ntar kecenya ilang loh. Sabar ntar malem aku pasti pulang kok. Don't worry be happy, okey ... "- "Beneran loh ya ... Awas ntar kalau ka

  • Kekasih Simpanan   Bab 48. Masih Hidup?

    Tubuh Becca menggeliat, rasa geli mengusik ketenangan tidurnya. Ia merasakan lehernya diciumi dengan mesra. Apakah ini mimpi?"Aaaaaaa ... " Sekuat tenaga Becca bangun dari tidurnya dengan berteriak histeris."Astaga, Becca! Apa-apaan sih kamu?! Kamu mimpi buruk?" tanya Arga terkejut, ia sedang asyik-asyiknya menciumi leher putih mulus milik Becca eh ... yang punya malah berteriak membuat jantungnya serasa melompat."Eh sayang, kamu disini?" tanya Becca kebingungan.Nampaknya ia lupa jika semalam tidur bersama Arga. Dan saat ini mata Arga seketika membeliak dengan pemandangan indah yang terpampang di depan matanya. Becca yang polos tanpa sehelai benang pun.Tanpa sadar, Arga menelan salivanya dan seketika gairah kembali membuncah dalam tubuhnya. Juniornya seketika mendesak ingin dipuaskan."Istigiii!" teriak Becca saat menyadari jika kedua bukit kembarnya terlihat menantang minta dibelai. Reflek tangannya langsung menarik selimut untuk menutupi

  • Kekasih Simpanan   Bab 47. Pemilik Hati

    Candle light dinner, begitulah kata orang saat melihat Becca dan Tuan Arga makan bersama di balkon villa. Suasana begitu romantis dengan kerlip lilin dan cahaya bulan yang redup.Becca sangat menikmati makan malam yang telah disiapkan Tuan Arga. Bagi Becca tentu saja ini adalah candle light dinner pertamanya. Menu makanan apapun malam ini pasti terasa sangat enak di lidahnya. Selesai makan, Becca meminum segelas lemon tea sambil memandang lampu kerlap kerlip di sekitar villa. Pemandangan malam ini memang sungguh menakjubkan."Kamu suka, Bec?" tanya Tuan Arga yang terus menatap mata Becca."Suka banget, Tuan.""Kenapa panggil 'Tuan' terus sih? Panggil Sayang bisa kan?!" pinta Tuan Arga."Uhuk ... harus ya?""Ah kamu ini, terserahlah kalau gitu," ucap Tuan Arga yang menampakkan wajah cemberut."Hehe ... maaf soalnya lidah saya udah terbiasa panggil 'Tuan', jadi susah ngubahnya.""Iya iya, terserahlah. Tapi yang penting kamu sayan

  • Kekasih Simpanan   Bab 46. Fobia

    "Kalau gitu langsung kita nikahkan saja bulan depan, Pak," sahut Bu Rima antusias."Apa?!" teriak Mila dan Yandi berbarengan."Tapi ... " Yandi tergagap, seperti kehilangan kata-kata. Otaknya buntu nggak bisa berpikir."Ah Yandi, kamu ini kok kurang gercep sih," omel Bu Rima gemas.Sementara Mila sudah bisa menguasai diri dan kini hanya menampilkan senyum manisnya."Kok Ibu tau gercep segala?" Yandi sewot sendiri."Jangan salah, tua-tua begini Ibu juga sering nonton sinetron. Tau lah kalau cuma istilah begituan. Memang Ibu tinggal di dalam hutan," balas Bu Rima tidak mau kalah."Gimana Yandi?" tanya Pak Wisnu, mengembalikan ke topik pembicaraan semula."Gimana apanya?" tanya Yandi bingung."Aduh Yandi, kenapa kamu jadi lemot sih! Itu soal nikah bulan depan. Ah ... tanya kamu kelamaan. Nak Mila, gimana menurutmu? Setuju nggak kalau nikah bulan depan?" tanya Bu Rima tersenyum berharap."Ya Bu," sahut Mila santai.

  • Kekasih Simpanan   Bab 45. Nikahkan saja

    Tuan Arga menghentikan mobilnya di sebuah halaman rumah villa yang terlihat mewah namun tidak terlalu besar."Rumah siapa ini, Tuan?" tanya Becca sambil mengedarkan pandangannya ke sekitar rumah."Tentu saja rumahku. Kalau sedang butuh rehat, biasanya aku ke sini," ucap Tuan Arga sambil keluar dari mobilnya.Becca pun mengikuti. Mereka langsung disambut pengurus rumah, sepasang suami istri yang sudah tidak muda lagi."Ini beneran rumah Tuan Arga?" tanya Becca terkagum-kagum saat memasuki dalam rumah. Ternyata desain di dalam rumah terasa nyaman, walaupun minimalis."Kamu nggak percaya amat sih kalau aku bisa beli rumah disini? Kamu lupa kalau aku ini kaya?!" ucap Tuan Arga sedikit kesal."Hehe iya lupa. Habis rumahnya bagus banget." Becca hanya bisa melemparkan senyum manisnya agar Tuan Arga tidak semakin kesal padanya."Tuan Arga, Nona, silahkan ke taman belakang. Sudah ada minuman dan makanan kecil," ucap Pak Marto, pengurus r

  • Kekasih Simpanan   Bab 44. Olahraga Romantis

    "Wow!"Mila berseru takjub melihat pantulan wajahnya di cermin. Ia benar-benar berbeda setelah Tuan Gubah make over wajahnya."Ini beneran saya, Tuan?" tanya Mila mengerjapkan matanya tak percaya. Dengan perlahan, tangannya mengelus pipinya yang terpoles licin."Eits jangan dipegang ntar bedaknya luntur," sahut Tuan Igan membuat Mila terhenyak lalu tersenyum."Ah Tuan, bikin kaget aja.""Memang pacar kamu siapa sih, Mila? Kenalin dong," goda Tuan Gubah."Hehe pasti suatu saat nanti akan saya kenalin kok, Tuan. Tapi jangan sekarang, kan saya juga belum resmi banget," ucap Mila cari alasan, karena ia sangat yakin jika Tuan Igan dan Tuan Gubah pasti mengenal sosok Yandi."Oke deh, aku akan tunggu waktunya. Sekarang nih pakai dress yang ini biar penampilan kamu makin mempesona," perintah Tuan Igan sambil menyerahkan sepotong dress berwarna biru langit yang lembut.Mila mengelus dress cantik itu dengan lembut, tak sabar memakainya. Kemu

  • Kekasih Simpanan   Bab 43. Suatu Tempat

    Mila berulang kali menguap, kantuk dan lelah menderanya. Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam dan Andre masih betah duduk di depan kamar kos Becca, enggan untuk pulang.Mila melirik Andre, menelisik di wajah yang tampak penuh tekad itu."Ehm Kak Andre, ini sudah jam 10 malam. Apa nggak sebaiknya Kakak pulang aja, kan besok bisa ke sini lagi," ucap Mila akhirnya."Kalau kamu sudah ngantuk, tidur aja Mil. Aku akan menunggu sampai Becca pulang.""Tapi kan bentar lagi gerbang kos depan juga ditutup, Kak. Nanti malah diusir sama Pak Satpam, gimana dong," sanggah Mila."Oh iya aku lupa. Ya udah aku tunggu di jalan depan aja kalau gitu, Mil," ucap Andre tersenyum."Kak Andre, kalau mau terima saranku sih mending Kakak pulang aja deh. Besok baru kesini lagi. Aku yakin malam ini Becca nggak pulang."Sebenarnya Mila sudah tahu jika Becca menginap di rumah Tuan Arga malam ini karena baru saja Becca mengirimkan pesan padanya."Becca nggak pula

  • Kekasih Simpanan   Bab 42. Anti Mainstream

    Becca, Arga dan Andre. Tiga orang yang berdiri tanpa suara, sama-sama terdiam bingung akan apa yang akan mereka lakukan.Arga dan Andre saling menatap tajam, sementara Becca bergantian melihat ke Arga dan Andre. Bingung akan apa yang akan ia putuskan.Namun tarikan di tangan Becca oleh Arga seketika mengejutkannya. Arga menarik kuat tangan Becca lalu membawanya ke mobil dan segera menutup pintunya.Andre yang melihat itu tidak tinggal diam, ia berusaha mencegahnya."Tuan Arga, tidak bisa begitu dong. Becca pulang bersama saya!" ucap Andre tegas menghentikan langkah Arga yang hendak masuk ke dalam mobilnya."Tidak usah repot-repot, Andre. Malam ini dan hari-hari seterusnya, jangan temui Becca lagi! Dia milikku, paham?!" Arga menatap tajam mata Andre.Segera Arga masuk ke dalam mobilnya dan melajukan mobil dengan cepat hingga menimbulkan suara ban yang berdecit.Andre hanya memandangi kepergian mobil Arga dengan tatapan tidak terima.

DMCA.com Protection Status