Share

Bab 487

Alya refleks membantah, "Bukannya enggan, aku hanya bekerja. Perusahaan butuh beroperasi dan untuk berkembang kami membutuhkan investasi. Dulu Pak Angga adalah seorang manajer di perusahaan besar, Perusahaan Saputra memang pilihan yang terbaik. Selain itu, aku sudah melepaskan dan nggak peduli lagi padanya. Kami hanya melakukan kerja sama bisnis, jadi apa salahnya? Hal ini nggak memengaruhiku. Apakah aku akan terus mundur dalam pekerjaanku tiap kali aku bertemu dengannya di Juwana?"

"Begitukah? Kamu benar-benar nggak terpengaruh?"

"Ya."

"Oke, kalau begitu berjanjilah padaku."

"Apa?" tanya Alya.

"Berjanjilah untuk terus bersama denganku."

Untuk pertama kalinya, tidak terdapat kehangatan ataupun senyuman di wajah tampan Irfan.

Alya tercengang menatapnya.

Dia tidak menyangka Irfan tiba-tiba akan menekannya seperti ini.

"Kamu ...."

"Bukankah kamu bilang kamu nggak terpengaruh? Di mobil tadi sebelum Pak Angga menelepon, apa yang mau kamu katakan padaku?" Tatapan Irfan terpaku padanya. "Kamu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status