JANGAN PERGI BUNDA

JANGAN PERGI BUNDA

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-06
Oleh:  Malica  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 Peringkat. 1 Ulasan
45Bab
856Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Miranti gadis cantik bertubuh ramping berkulit putih dengan rambut yang tergerai panjang, sedang duduk termenung sendiri di teras rumah kontrakannya. Putri dari pasangan Tuan Edward Halim dengan NyonyaYuliana Tan harus meninggalkan kehidupan mewah yang selama ini membesarkannya.Pengorbanan besar yang harus Miranti lakukan untuk mengejar cinta Radite.Salah satu karyawan diperusahaan papanya. Perbedaan status sosial membuat hubungannya di tentang keras oleh kedua orang tua Miranti.Namun Miranti memilih keluar dari rumah mewahnya untuk menikah bersama lelaki impiannya. Apalagi saat itu Miranti sedang hamil karena Radite sudah merenggut kehormatannya. Dia yakin kehidupan yang bakal dijalaninya akan baik baik saja karena yang dia tahu Radite laki laki yang baik penuh kasih sayang dan pengertian. Tapi setelah menikah kehidupan yang Miranti jalani sangat bertolak belakang,mereka mengontrak rumah kecil yang sangat sederhana bersama suami dan ibunya mertuanya. Radite yang sudah dikeluarkan dari pekerjaannya sering pulang malam dengan alasan mencari pekerjaan bahkan tidak jarang pulang dengan keadaan mabuk. Apa yang akan dilakukan Miranti, mampukah dia bertahan?. Kita ikuti ceritanya.

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

BAB 1 Pertengkaran

Pagi pagi Miranti sudah bangun,dia melihat kesebelahnya yang biasa ditempati suaminya kini kosong kemudian dia turun dari ranjang pelan pelan, melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan diri sekaligus mengambil air wudhu untuk sholat subuh.Walaupun keadaan perutnya yang semakin membuncit membuat geraknya sedikit kesulitan tapi tidak menyurutkan niat Miranti untuk tetap beribadah. Setelah selesai sholat dan melipat sajadahnya kemudian menaruhnya diatas nakas, dia bergegas ke dapur untuk membuat sarapan. “Kamu sudah bangun nak?” tanya ibu mertuanya yang sudah lebih dulu berada didapur. “Iya bu maaf miranti bangun kesiangan”, jawab Miranti lirih sambil meringis memegangi perutnya. “Ngga apa apa, kamu duduk saja biar ibu yang bikin sarapan”, jawab ibu mertunya dengan lemah lembut. Miranti merasa bersyukur mempunyai ibu mertua yang baik, tidak seperti yang selama ini dia lihat di sinetron sinetron. Walaupun kehidupan yang dia jalani selama berumah tangga dengan Radit ekonominya pas p

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
im zee
Semangat, Kak.
2024-05-01 21:02:36
0
45 Bab

BAB 1 Pertengkaran

Pagi pagi Miranti sudah bangun,dia melihat kesebelahnya yang biasa ditempati suaminya kini kosong kemudian dia turun dari ranjang pelan pelan, melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan diri sekaligus mengambil air wudhu untuk sholat subuh.Walaupun keadaan perutnya yang semakin membuncit membuat geraknya sedikit kesulitan tapi tidak menyurutkan niat Miranti untuk tetap beribadah. Setelah selesai sholat dan melipat sajadahnya kemudian menaruhnya diatas nakas, dia bergegas ke dapur untuk membuat sarapan. “Kamu sudah bangun nak?” tanya ibu mertuanya yang sudah lebih dulu berada didapur. “Iya bu maaf miranti bangun kesiangan”, jawab Miranti lirih sambil meringis memegangi perutnya. “Ngga apa apa, kamu duduk saja biar ibu yang bikin sarapan”, jawab ibu mertunya dengan lemah lembut. Miranti merasa bersyukur mempunyai ibu mertua yang baik, tidak seperti yang selama ini dia lihat di sinetron sinetron. Walaupun kehidupan yang dia jalani selama berumah tangga dengan Radit ekonominya pas p
Baca selengkapnya

BAB 2 MABUK

“Apa menyesal?, seharusnya aku yang menyesal, aku yang sedang bekerja dengan penghasilan yang lumayan harus menikahimu dan dikeluarkan dari kerjaan. Aku kira menikah dengan orang kaya hidupku akan enak, tapi ternyata malah sebaliknya.Harapan dan impianku hancur berantakan, semua ini gara gara kamu, kamu yang membuat hidupku jadi seperti ini”,kata suamiku . Aku menggigit bibirku untuk menahan sakit yang ku rasa saat ini. “ Aku harus kuat”, gumamku dalam hati. Aku tidak mengindahkan omongan suami ku yang semakin ngelantur kemana mana. Dan bergegas ke kamar. Aku berpikir sejenak untuk mengambil langkah selanjutnya. Kemudian bergegas mencuci muka dan memoles sedikit make up diwajahku agar bisa menutupi wajahku yang sembab kemudian berganti baju dan mengambil tas. Memasukkan semua perhiasan yang masih ku miliki untuk dijual. “Tapi dengan siapa aku ke toko perhiasan, sedangkan perutku semakin sering kontraksi”. Diluar terdengar suara deru motor yang menjauh.Ku tengok dari jendela
Baca selengkapnya

BAB 3 Masuk Rumah Sakit

“Aauuw sakit”, jeritku saat perut terasa melilit. Ibu dan Laura langsung berlari ke kamar. “Kamu kenapa nak, sakit?” tanya ibu mertuaku melihat keadaanku. Aku mengangguk sambil meringis menahan sakit keringat sudah membasahi seluruh tubuh dan dahiku. “Ranti kita ke rumah sakit sekarang ya”, kata Laura meringis seolah ikut merasakan apa yang aku rasakan. Laura memegang tanganku dan memeluk pinggangku membantuku berjalan tapi tetap saja kesulian karena aku sulit untuk berdiri. Satrio yang berdiri diambang pintu langsung sikap meraih pingang dan mengangkat tubuhku. Aku tak kuasa menolak karean kondisi darurat.Laura berlari membukakan pintu mobil. Ibu menenteng tas berisi perlengkapan bayi mengikuti dari belakang. “Ibu masuk dulu biar miranti tidur dipangkuan ibu”, kata Laura merebut tas yang dibawa bu Ismi dan mempersilahkan perempuan itu masuk mobil lebih dulu. Kemudian Laura menutup pintu dan duduk disamping Satrio yang menyetir. Mobil melaju dengan kencang menembus kegel
Baca selengkapnya

BAB 4 status w******p

“Alhamdulillah cucuku sudah lahir, di mana mereka sekarang?”, tanya bu Ismi dengan wajah sumringah. Satrio bingung menjawabnya karena dia sendiri belum tahu di ruangan VIP mana Miranti di rawat. “E nanti kita cari bersama sama di mana cucu ibu di rawat yang jelas diruang VIP”, jawab Satrio sambil tersenyum. Mereka berjalan beriringan menyusuri koridor rumah sakit menuju bagian informasi untuk menanyakan di ruang mana Miranti dan anaknya di rawat. “Maaf suster untuk pasien bernama ibu Miranti berada di ruang apa ya?” tanya Satrio pada petugas yang ada. “Oh sebentar ya pak saya lihat dulu “, jawab suster itu kemudian membuka buku besar di hadapannya. “Ibu Miranti pasien paska melahirkan berada diruang VIP Flamboyan 2”. “Terima kasih sus”, ucap Satrio kemudian mengajak bu Ismi untuk segera menuju ruangan tadi. Sepanjang perjalanan menuju ruangan rawat Miranti bu Ismi tidak banyak bicara, beliau lebih banyak diam dan menunduk seakan ada beban berat yang dia tanggung
Baca selengkapnya

BAB 5 Pulang

Satrio tidak melanjutkan ucapannya karena melihat bu Ismi keluar dan berjalan mendekati mereka berdua. ‘Sudah larut malam kalian pasti capek, istirahatlah”, kata bu Ismi. Kami masuk kembali dan duduk bersandar di sofa yang ada. Laura di sebelah utara sedangkan Satrio di sebelah selatan. Dalam hitungan detik mereka sudah mendengkur, mungkin capek setelah membantu mengurus Miranti lahiran. Miranti juga memejamkan mata sambil memeluk bayinya. Sementara hanya bu Ismi yang masih terjaga. Beliau sedang sholat.Esoknya Satrio bangun lebih dulu,karena mendengar bayi Miranti menangis. Dia berjalan ke kamar mandi untuk mencuci muka, kemudian mendekati tempat bayi itu dan menggendongnya.Sambil menimang bayinya dia berjalan memutari ruangan sambil bersenandung lirih. Mata bayi mulai terpejam lagi, kemudian dia meletakkan bayi itu di dalam box. Jam menunjukkan pukul enam pagi, Satrio bergegas keluar untuk mencari makanan untuk sarapan pagi. Dia menyusuri jalanan di depan rumah sakit dan me
Baca selengkapnya

BAB 6 Salah paham

BAB 6 Salah paham “Oh bagus ya ternyata kalian diam diam berselingkuh di belakangku”, kata Radit yang tiba tiba muncul di hadapan mereka. “Atau jangan jangan anak ini hasil hubungan gelap kalian!”, ucap Radit lantang membuat bu Ismi dan Laura melongo. “Kamu ngomong apa sih mas, ini anakmu anak kita”, Miranti berusaha meyakinkan dengan suara bergetar. “Aku tidak percaya buktinya sekarang kalian bertemu diam diam tanpa sepengetahuan ku”, cerocos Radit. Satrio hanya diam membisu tanpa tahu apa yang harus dijelaskan. Dia menatap bu Ismi dan sahabatnya untuk meminta pembelaan. “Radit jaga ucapanmu mereka tidak seperti apa yang kamu pikirkan, kau salah paham”, kata Laura mendekati Radit dan menunjuk mukanya. “Akh kalian sama saja mengaku orang baik ternyata tak lebih dari orang orang bejat yang hanya berpura pura baik saja.dan kau mulai saat ini aku tidak percaya lagi ke padamu. Miranti tak bisa menjawab dia hanya menangis dalam diam. “Tapi Mas di antara kami tidak ada
Baca selengkapnya

BAB 7 Pindah kontrakan

“Apa pindah, tapi aku sudah nyaman disini”, kata Miranti yang tiba tiba sudah berdiri di depan pintu. “Demi keselamatan kalian, tolong dengarkan kami”, ucap Laura memohon. Miranti mendekat dan duduk bersama mereka. “Aku dan Satrio sudah menemukan kontrakan yang lebih layak dari ini dan kami sudah menyewanya untuk lima bulan ke depan. Tempatnya strategis dekat dengan jalan raya dan juga mini market jadi kalian tidak akan kesulitan kalau mencari kebutuhan bayi. Tapi aku mohon jangan kasih tahu keberadaan kalian pada Radit, aku takut dia akan mencelakai kalian. Paham kan !”, ucap Laura mengakhiri penjelasannya. Setelah mendengar penjelasan dari Laura bu Ismi bergegas masuk dan mulai memberesi barang barang yang akan di bawa.Sementara Laura dan Satrio melanjutkan makan, tiba tiba ponsel Laura berdering.KriiingSana tertera nama si penelpon yang tak lain adalah Tante Yul atau mami Miranti. Seketika Laura menghentikan makannya dan pergi menjauh dari Miranti untuk menerima tele
Baca selengkapnya

BAB 8 Kecewa

BAB 8 Kecewa Melihat suasana rumah yang nampak sepi dan lampu di seluruh ruangan masih gelap Radit merasa heran. “Kemana mereka, bukannya tadi siang mereka sudah pulang, atau jangan jangan… “ Radite tidak meneruskan ucapannya. Dia tidak sanggup membayangkan kalau terjadi apa apa pada anak dan istrinya. Jujur saja walau dia sering membentak dan bicara kasar pada istrinya tapi dalam hatinya masih sangat mencintai. Dia mendorong pintu dan ternyata tidak di kunci.Radite masuk dan menghidupkan saklar setelah lampu menyala ruangan terlihat lengang, kemudian dia meletakkan makanan dan bergegas ke kamar kemudian membuka lemari.Benar saja apa yang di khawatirkan terjadi, seluruh pakaian Miranti tidak ada, hanya tinggal beberapa potong pakaian dirinya.Dia terduduk dengan wajah penuh penyesalan dan kekecewaan, tangannya menjambak rambutnya sendiri. “Ya Allah kemana anak dan istriku pergi”, gumannya lirih.Makanan yang dia bawa dari warung Harti tergeletak begitu saja di meja. Dia be
Baca selengkapnya

BAB 9. Mencari kerja

Harti mengambil ponsel dari tangan Radite dan mengamati wajah istri Radite dengan lebih seksama.Harti berusaha mengingat wajah itu dengan keras, tapi tetap saja belum bisa mengingat di mana dia melihat wajah itu. “Baiklah mas Radite aku simpan foto ini nanti jika sudah ingat aku kabari mas Radite”, ucap Harti sambil menyerahkan ponsel milik Radite. “Terima kasih mba Harti, semoga secepatnya mba Harti bisa mengingatnya”, jawab Radite lirih. Setelah menghabiskan kopi yang dipesan dan membayarnya Radite pergi dari warung Harti untuk melanjutkan pekerjaannya.Sudah hampir tiga bulan sejak kepergian Miranti dari rumah kontrakannya dulu. Miranti menjalani kehidupanya hanya dengan ibu mertua dan anaknya, walau terasa sepi dan menjemukan tapi dia tetap bertahan karena dia tidak sanggup lagi untuk terus sakit hati dan juga kecewa akibat ulah suaminya. Demikian juga dengan bu Ismi beliau sering terlihat murung hanya cucu yang tumbuh cantik dan lucu yang saat ini bisa menghibur hatinya.
Baca selengkapnya

BAB 10. Menghindar

BAB 10 Menghindar M..mas Radite”, aku berbalik arah dan masuk kembali ke dalam mini market sebelum ketahuan mas Radite. Lebih baik aku menghindar dari pada aku harus bertemu dengannya. Aku bergegas masuk kembali tanpa melihat kedepan karena pandanganku fokus ke luar memastikan apa yang aku lihat.Bruuuk…Aku menabrak seseorang sampai jatuh terduduk dilantai mini market. Untung saya tidak sedang ramai pengunjung. Aku berusaha bangun dan mengambil tas ku yang jatuh tak jauh dari tubuhku, namun ketika aku akan mengambil tas itu seseorang telah menyodorkan tas itu dihadapanku. Aku mendongak untuk melihat siapa yang aku tabrak. “Astaghfirullah maaf aku ngga sengaja”, kataku sambil mengambil tas yang ada di tangannya, ternyata orang yang aku tabrak itu bos yang telah mewawancarai aku tadi. Tanganku gemetar dan wajahku seketika pucat.Karena yang aku dengar pak Ricard adalah bos yang galak dan kejam. “Maaf pak saya ngga sengaja “, kataku masih dalam ke adaan duduk di lantai
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status