Share

Bab 28

Bahkan Rizki tidak menyadari, betapa jelasnya kepedulian yang muncul di matanya ketika dia mengucapkan kalimat itu.

"Kamu sudah menyimpan nomor teleponnya?" tanya Rizki tiba-tiba.

Hana tersadar kembali dan menjawab, "Ya, sudah kusimpan. Bolehkah nanti aku mengajaknya bermain?"

"Boleh, supaya dia nggak terus-menerus terfokus pada pekerjaannya."

Hana hanya bisa tersenyum dengan canggung. Namun, begitu dia berbalik, dirinya yang selalu lemah lembut, memiliki sedikit kegelapan di dalam matanya.

...

Keesokan harinya.

Ketika Alya terbangun, dia menemukan bahwa matanya agak bengkak.

Untuk menghindari orang lain mengetahuinya, dia pun mengompres matanya dengan es untuk meredakan bengkak.

Dia melirik ponselnya dan melihat beberapa pesan teks dari orang-orang.

Wisnu mengirimnya pesan: "Aku sudah membereskan pekerjaanmu, kamu nggak usah khawatir. Kalau kamu nggak enak badan, kamu harus pergi ke rumah sakit."

"Apa kamu sudah bangun? Bagaimana kondisimu? Kalau perlu, aku akan menemanimu ke rumah sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Isnia Tun
Udah pergi saja Alya dari pada sakit hati terus,selama masih ada nenek sihir Hana... sepertinya Wisnu lebih baik dari pada Rizki
goodnovel comment avatar
Agus Roma
Alya mengapa harus berpikir meleyapkan bayi dalam kandungan untuk aborsi, Semoga ada yang berikan bahwa bayi diperut itu tidaklah berdosa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status