Share

Bab 22

"Kalau begitu akan kuingat."

"Ya."

Setelah menutup telepon, Alya meneruskan surelnya kepada Wisnu. Karena dia takut akan terjadi kesalahan, setelah meneruskan surelnya, dia mengetik sebuah deskripsi panjang mengenai pekerjaannya dan mengirimnya pada Wisnu.

Butuh waktu cukup lama untuk Wisnu membalasnya.

"Baik, aku mengerti. Kamu jangan khawatir, beristirahatlah."

Ketika sedang sakit dan ada seseorang yang tepercaya menangani pekerjaannya, Alya akhirnya dapat bernapas dengan lega.

Sebenarnya hari ini dia berencana untuk kembali ke kantor.

Sekarang, tampaknya dia masih akan beristirahat di rumah untuk satu hari lagi.

Selain itu, saat ini dia harus memperhatikan satu masalah yang lebih penting.

Memikirkan ini, Alya menatap perutnya. Dia tidak bsia menahan dirinya untuk mengelus perut kecilnya.

Tanpa sepengetahuannya, di dalam perutnya sebuah kehidupan kecil telah tumbuh.

Sekarang dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan dengan anak ini.

Apa lebih baik dia aborsi?

Pikiran Alya sangat kaca
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Isnia Tun
Mendingan minta cerai saja Alya dari pada kamu tersakiti,pergi jauh dan besarkan anakmu biarkan Rizki hidup dalam penyesalan setelah mengetahui kehamilanmu
goodnovel comment avatar
Agus Roma
Calon bayi yang tidak berdosa siapkah Alya menjadi seorang ibu tunggal suatu saat
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status