Share

Bab 185

Author: Yuki
last update Last Updated: 2024-02-03 18:00:00
Perkataan Rizki seharusnya dilanjutkan dengan aku melihatmu pulang naik mobilnya Irfan.

Namun begitu kalimat itu mencapai bibir, Rizki malah tidak mengucapkannya.

Rizki berpikir, mungkin Alya sendiri yang akan menjelaskannya. Lagi pula orang itu sampai mengantar Alya ke pintu.

Akan tetapi saat pertanyaan tersebut mencapai telinga Alya, dia mengira Rizki membicarakan luka Hana.

Alya yakin dirinya tidak mendorong Hana, tetapi bila dia mengatakan seperti itu, akankah Rizki percaya?

Pria itu mungkin hanya akan memercayai Hana, 'kan?

Memikirkan hal tersebut, Alya bertanya kembali padanya, "Bagaimana dia mengatakannya padamu?"

"Apa?"

Untuk sesaat Rizki tidak bereaksi, karena perhatiannya masih terfokus pada Alya yang diantar pulang oleh Irfan.

Sesaat kemudian, dia pun menyadari hal apa yang ditanyakan Alya.

"Maksudmu Hana?"

Hana, dia memanggilnya dengan begitu hangat.

Alya tersenyum. "Ya, bukankah dia terluka? Akankah kamu percaya kalau aku bilang dia jatuh sendiri?"

Setelah mengatakan itu,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 186

    "Aku tahu malam ini terasa nggak adil bagimu, tapi aku janji, pasti ....""Kamu mau keluar atau nggak?"Alya mengambil sebuah botol sabun dan melemparnya pada Rizki."Pergi!"Rizki yang tadinya ingin menjelaskan pun tercengang di tempat.Ini pertama kalinya Alya berbicara sekasar ini padanya.Rizki berdiri di tempat, menatap wanita di depannya dengan wajah pucat. Bibirnya dirapatkan hingga membentuk garis lurus, menunjukkan emosinya saat ini.Sementara itu, Alya berdiri di sana dengan tatapan dingin. Ekspresinya menunjukkan bahwa dia tidak ingin melihat Rizki lagi.Setelah terdiam beberapa saat, Rizki akhirnya berbalik dan pergi.Setelah pria itu pergi, bahu Alya seolah kehilangan tenaga. Dia hampir jatuh dan cepat-cepat memegang dinding. Kemudian dia perlahan bersandar pada dinding dan duduk, lalu memejamkan matanya.Barusan, perkataan Rizki mungkin telah memicu amarahnya meledak, sehingga sekarang dia merasa pusing dan mual.Mual?Seolah teringat sesuatu, Alya segera membuka matanya.

    Last Updated : 2024-02-03
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 187

    Makin dia memikirkan hal ini, kebencian di hati Hana pun menjadi makin kuat. Dia mengabaikan semua orang yang berusaha menghentikannya dan terus melampiaskan amarahnya.Jelas-jelas sekarang sudah di luar jam kerja, tetapi Lutfi yang dipanggil oleh Rizki melalui telepon, sekarang sedang berdiri di depan pintu. Dia diam-diam melihat orang di dalam marah-marah sambil membanting barang.Lutfi menyilangkan lengannya dan bersandar di dinding. Melihat pemandangan ini, dia hanya bisa menggelengkan kepalanya di dalam hati dengan tak berdaya.Tentu saja, penampilan lembut wanita itu hanya akting.Meskipun begitu, Lutfi masih merasa cukup kasihan pada Hana. Kening wanita itu terluka hingga seperti ini, apalagi Dokter bilang lukanya akan meninggalkan bekas.Lagi pula, luka yang merusak wajah seperti ini merupakan pukulan besar bagi seorang wanita.Namun begitu Lutfi teringat dengan Alya yang sudah hamil, dalam sekejap dia tidak lagi merasa kasihan pada Hana.Selain itu, teman-teman Hana selalu ber

    Last Updated : 2024-02-03
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 188

    Teringat akan hal ini, raut wajah Hana pun berubah."Di mana dia? Cepat hentikan dia!"Hana dengan kesal menatap Astrid. "Kenapa kamu harus bicara omong kosong? Karena Rizki yang memanggilnya ke sini, maka dia adalah orangnya Rizki. Kalau sekarang kamu memperlakukannya dengan kasar, bagaimana bila dia menjelek-jelekkanku di depan Rizki?"Astrid tercengang di tempat, dia tidak menduga Hana akan menuduhnya. "A-Aku hanya melihatmu menangis dan bersedih, emosimu juga nggak beres, jadi aku ingin menyuruhnya menelepon Rizki."Akan tetapi Hana tidak berniat untuk mendengarkan penjelasan Astrid. Sejak awal, situasinya sudah tidak menguntungkan baginya. Oleh karena itu, dia berencana menderita luka kecil supaya seluruh perhatian Rizki tertuju padanya.Namun siapa sangka, luka kecil itu berubah menjadi luka besar. Ini benar-benar di luar perkiraannya.Lebih buruknya lagi, meskipun dia sudah terluka separah ini, saat ini Rizki masih sempat meninggalkannya.Hal inilah yang paling ditakuti Hana.Ba

    Last Updated : 2024-02-03
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 189

    Setelah mengucapkan kalimat itu, Rizki pun melangkah pergi ke lantai atas rumah sakit.Orang-orang yang menuruti Hana dan hendak membawa Lutfi kembali, berhenti melangkah ketika melihat Rizki datang."Pak Rizki, Ha-Hana, dia ...."Akan tetapi sebelum mereka dapat menyelesaikan kalimatnya, Rizki berjalan melewati mereka tanpa melirik sedikit pun.Karena perkelahiannya dengan Alya tadi, saat ini suasana hati Rizki sedang sangat buruk. Raut wajahnya tampak suram.Beberapa wanita itu dapat dengan jelas merasakan aura dingin yang memancar dari tubuh Rizki. Mereka pun berdiam di tempat, tidak berani untuk mendekatinya ataupun mengatakan sesuatu.Rizki tiba-tiba merasakan sesuatu. Dia berhenti melangkah, lalu menoleh dan menatap salah satu wanita di antara mereka."Kamu, kenapa kamu masih di sini?"Astrid berdiri di sana bersama dengan yang lainnya, seketika mereka merasakan tatapan sedingin es yang jatuh di atas kepala mereka. Astrid mendongak dan bertemu dengan tatapan tajam Rizki yang berb

    Last Updated : 2024-02-04
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 190

    Saat ingin menangis, air matanya hampir memenuhi rongga mata, tetapi tidak ada setetes pun air matanya yang jatuh. Akhirnya karena menahan tangis, matanya pun memerah. Lalu dengan keras kepala dia akan berbalik, menyembunyikan semua air matanya dari Rizki.Rizki tiba-tiba memahami sesuatu.Dia ingat saat masih kecil, Alya akan menangis di depannya dengan air mata dan ingus yang mengalir deras. Bahkan Alya juga akan menarik bajunya seperti Hana sekarang. Dengan wajah menyedihkan dan mata yang memerah, gadis itu akan menatapnya sambil menarik ingus.Sejak kapan gadis itu mulai seperti ini?Alya tidak lagi meneteskan air mata di depannya, gadis itu menyembunyikan semua air matanya.Rizki akhirnya mengerti kenapa dia selalu merasakan kekosongan di dalam hatinya. Karena sekarang, terdapat sebuah retakan yang amat dalam di antara Alya dan dirinya.Alya tidak lagi menganggap dirinya sebagai orang dekat yang bisa dia bagi segala emosinya."Rizki ... apa kamu sungguh marah padaku?"Suara lembut

    Last Updated : 2024-02-04
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 191

    Sekujur tubuh Hana membeku, wajahnya memucat.Dia tidak pernah menduga Rizki akan mengatakan kalimat itu.Apa yang Rizki maksud dengan, karena sudah tahu bahwa dia yang ceroboh, lain kali lebih berhati-hatilah?Jadi, apakah sekarang Rizki berpikir dia jatuh karena kesalahannya sendiri? Sedikit pun tidak ada hubungannya dengan Alya? Rizki juga tidak berniat untuk meminta Alya bertanggung jawab, begitukah?Tidak, sekarang dia tidak seharusnya berpikir seperti ini. Hal yang seharusnya paling dia pikirkan adalah, kenapa Rizki bisa berpikir seperti ini setelah pergi dan kembali ke sini. Pasti Alya mengatakan sesuatu padanya, sehingga sudut pandang Rizki berubah. Mungkinkah begitu?Hana terpikirkan sesuatu dan seketika menjadi pucat pasi.Pasa saat itu, Hana tidak lagi memedulikan apa pun. Dia tiba-tiba melemparkan dirinya ke dada Rizki dan menangis dengan suara kecil."Maaf, aku akan mengingat ucapanmu. Lukaku hanya sakit sekali, selain itu Dokter bilang lukanya akan berbekas, sehingga emos

    Last Updated : 2024-02-04
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 192

    Namun, ini sama sekali bukan berarti dia bisa menerima bekas luka ini.Jadi setelah sang dokter pergi, Hana mulai menangis pada Rizki lagi."Rizki, begitu aku teringat bahwa luka ini akan berbekas, aku merasa sangat sedih. Apa menurutmu bekas luka ini akan membuatku jelek? Apa kamu akan nggak menyukaiku, lalu nggak menginginkanku?"Bibir tipis Rizki bergerak, tetapi kata-kata yang seharusnya dia ucapkan untuk menjawab Hana saat ini tidak dapat keluar.Akhirnya, dia hanya bisa menjawab, "Istirahatlah dulu, biarkan lukamu sembuh."Tidak mendengar kepastian yang dia mau, Hana pun merasa sangat kecewa. Sebelum berbaring dia bahkan berpikir, selama 2 tahun ini, Rizki tidak mungkin jadi menyukai Alya, 'kan?Tidak, Rizki adalah pria yang dia pilih. Dia tidak akan menyerahkannya pada orang lain.Dia harus memanfaatkan utang budi Rizki padanya dengan baik, mengarahkan semua perhatian Rizki kembali padanya....Ketika bangun, Alya merasa kepalanya pusing. Setelah berbaring sebentar, dia tiba-tib

    Last Updated : 2024-02-04
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 193

    Setibanya di rumah sakit, hal-hal seperti mendaftar, mengantre, serta membayar semuanya dilakukan oleh Citra.Sementara itu, Alya yang merasa tidak enak badan terus meringkuk di sebuah kursi di sudut ruangan. Ketika Citra selesai mengurus semuanya, dia segera menghampiri Alya.Melihat sahabatnya yang tampak tidak sehat, Citra pun makin khawatir."Kamu baik-baik saja? Kamu hamil tapi kenapa mirip dengan orang sakit?" Setelah itu, Citra mengulurkan tangan untuk mengecek suhu di kening Alya.Begitu memastikan bahwa Alya tidak demam, Citra menghela napas lega.Jika tidak demam, mungkin sahabatnya hanya tidak enak badan karena mual di pagi hari, tidak ada masalah lainnya.Alya tanpa sadar menggosok-gosok telapak tangannya, lalu tertawa dengan ringan. "Sebenarnya aku nggak apa-apa, aku hanya sangat mengantuk, nggak mau makan saat mual, tapi aku selalu ingin makan yang manis-manis.""Makan yang manis-manis? Bahkan di saat normal, kamu nggak boleh terlalu banyak makan makanan manis, apalagi sa

    Last Updated : 2024-02-05

Latest chapter

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 750

    Biasanya dalam situasi seperti ini, Hana akan berbalik dan pergi.Namun, sekarang Hana tidak punya apa-apa lagi. Dia maju beberapa langkah, lalu menggigit bibirnya dan berkata, "Apa maksudmu dengan bercanda menggunakan perasaanmu? Kamu nggak berpikir kalau perasaanmu padanya tulus, 'kan? Begitu tulus sampai-sampai kamu nggak peduli kalau dia jatuh ke dalam pelukan pria lain?"Irfan melihat ke arah asistennya. "Bawa dia keluar.""Irfan, Alya akan bersama dengan Rizki. Apa kamu akan membiarkan mereka bersama begitu saja? Aku tahu bahwa selama 5 tahun ini kamu terus menemani Alya, kamu telah menunggunya selama 5 tahun. Bukankah kamu ingin bersama dengannya? Apa kamu bersedia kalau hari ini dia diambil oleh orang lain?"Hana berteriak seperti orang gila dan hampir histeris, tetapi orang di depannya masih tetap tenang."Sudah cukup bicaranya?"Hana tercengang.Apa maksudnya? Dia sudah berbicara panjang lebar, tetapi Irfan bahkan tidak peduli sedikit pun?Ini tidak masuk akal. Bukankah pria

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 749

    Setelah ibunya pergi, Hana jatuh ke tempat tidur rumah sakit, menutupi pipinya yang memar dan menangis kesakitan.Jangankan ibunya, dia bahkan ingin menampar dirinya sendiri.Baru sekaranglah dia sadar, bahwa dia harusnya berhenti sejak dulu ....Namun, tampaknya, sekarang sudah terlambat untuk melakukan apa pun.Apakah ada seseorang yang bisa menolongnya?Mungkin ... ada seseorang yang bisa menolongnya.Hana terpikirkan seseorang dan melompat turun dari tempat tidur. "Nanda, cepat, bawa aku mencari taksi."Malam ini adalah malam yang sibuk.Di teras yang hening.Hasan menuangkan secangkir teh panas untuk Irfan, uap teh mengepul di udara yang dingin. Hana berdiri di hadapannya, dengan Nanda yang menopangnya di samping.Dia sudah cukup lama berdiri sana, tetapi Irfan sama sekali tidak berbicara ataupun mempersilakannya duduk.Bahkan Hasan yang berada di sisinya hanya menuangkan secangkir teh panas.Dia berlari keluar dengan terburu-buru, sehingga dia masih mengenakan gaun rumah sakit da

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 748

    "Sebenarnya apa yang terjadi?"Nanda secara singkat menjelaskan apa yang dia tahu."Apa? Rizki datang?" Kegembiraan melintas di mata Tesa, dia maju dan menggenggam tangan Hana. "Hana, kenapa kamu nggak memberitahuku kalau Rizki datang? Dia datang menjengukmu, 'kan?"Sayangnya, mata Hana penuh dengan keputusasaan. Dia terlihat seperti pecundang. Tesa memanggilnya berkali-kali, tetapi dia tidak merespons."Hana? Cepat bicara!"Melihatnya yang seperti ini membuat Tesa kesal.Kemudian barulah Hana mendongak, matanya penuh dengan air mata."Ibu, dia tahu, dia sudah tahu. Selanjutnya dia nggak akan membiarkanku, dia juga nggak akan membiarkan Keluarga Adelia."Tesa mengerutkan keningnya."Tahu apa? Bicaralah yang jelas.""Alya, Alya Kartika, ingatan dia sudah kembali. Dia memberi tahu Rizki kebenarannya. Sekarang Rizki sudah tahu bahwa bukan aku yang menyelamatkannya. Dia akan membereskanku, selanjutnya dia pasti akan membereskan kita. Ibu, kita harus bagaimana?"Meskipun perkataan Hana agak

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 747

    Sekarang Hana pun gelisah.Namun, sekarang dia sudah menenangkan dirinya. Malam ini Rizki datang untuk mempermainkannya.Selama dia menolak untuk mengakuinya, tidak ada yang bisa melakukan apa pun padanya.Memikirkan hal ini, Hana menatap Rizki dan berkata, "Bukankah kamu nggak tahu terima kasih? Apa kamu ke sini untuk mempermainkanku dan memberikan bukti pada Alya? Rizki, biar kuberi tahu kamu, aku nggak akan memberimu apa yang kamu mau. Kamu diselamatkan olehku yang telah mempertaruhkan nyawa. Waktu itu, aku hampir tenggelam di sungai demi menyelamatkanmu. Sementara mengenai Alya, dia bukan urusanku. Tapi, nggak ada satu pun orang yang bisa merebut jasaku. Kalau kamu mau menjadi orang yang nggak tahu terima kasih, silakan. Tapi jangan harap kamu bisa memaksa atau menyogokku untuk mendapatkan bukti apa pun."Setelah mengatakan itu, Hana langsung berbalik dan berjalan ke tepi tempat tidur, dia melepaskan sepatunya, lalu naik ke tempat tidur."Selama belasan tahun ini, akulah yang telah

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 746

    Jawaban ini membuat Hana benar-benar panik.Tadinya, dia kira Rizki menanyakan hal ini karena ingin mendengarnya menceritakan ulang kejadiannya. Namun, ternyata ....Begitu menyadari betapa buruknya nasib yang harus dia hadapi bila Rizki sampai mengetahui kebenarannya, Hana pun seketika menjadi panik dan mulai berbicara dengan tidak jelas."Rizki, waktu itu benar-benar aku yang menyelamatkanmu. Jangan dengarkan omong kosong Alya, dia hanya ingin membohongimu dan membuatmu membuangku."Dari ucapannya ini, Rizki akhirnya mendapatkan kata kunci yang dia cari-cari. Matanya menyipit dengan mengancam, suaranya juga menjadi sangat dingin."Memangnya aku sudah bilang siapa yang mengatakannya?"Hana pun tercengang."Waktu itu, bukankah hanya ada aku dan kamu di tepi sungai? Kenapa kamu mengira Alya yang mengatakan sesuatu padaku? Kalau dia nggak di sana, apa perkataannya itu penting?"Sampai di sini, nada bicara Rizki seketika berubah menjadi tajam."Atau maksudmu, waktu itu bukan hanya ada kit

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 745

    Hana tertegun oleh pertanyaannya dan membeku di tempat, dia menatap Rizki dengan bingung.Setelah waktu yang lama, barulah dia menyadari sesuatu.Mungkinkah Rizki sudah mengetahui kebohongannya?Tidak, itu tidak mungkin.Saat diselamatkan, Rizki masih tidak sadarkan diri. Alya juga telah kehilangan ingatannya. Rizki tidak mungkin mengetahuinya, kecuali Alya mendapatkan ingatannya kembali.Namun, bertahun-tahun telah berlalu, jika Alya ingin mendapatkan kembali ingatannya dia pasti sudah lama melakukannya, kenapa harus menunggu sampai sekarang?Apalagi, jika Alya benar-benar telah mendapatkan kembali ingatannya, apakah dia bisa menahan diri untuk tidak segera datang ke sini dan menemuinya? Dia mungkin sudah memberi tahu seluruh dunia bahwa dialah yang menyelamatkan Rizki.Setelah memikirkan hal ini, Hana merasa bahwa dirinya mungkin hanya terlalu sensitif dan curiga karena mimpinya.Rizki yang sekarang menanyakan hal-hal ini, sebenarnya memberikan kesempatan yang sangat bagus untuknya.

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 744

    Karena di depan Rizki, dia selalu tampil ramah dan lembut, tidak pernah bertingkah seperti perempuan jahat seperti sekarang.Hana panik, dia segera menyibakkan selimutnya dan turun dari tempat tidur."Rizki, kenapa kamu ke sini?"Sebelum Hana selesai bicara, air mata sudah mengalir di pipinya. Dia menangis dan bergegas menghampiri Rizki."Aku kira kamu nggak mau berbicara denganku lagi."Rizki menurunkan matanya, memandang pergelangan tangan Hana."Kenapa kamu marah sekali?"Mendengar ini, Hana buru-buru menjelaskan, "A ... aku kira kamu mengabaikanku, jadi suasana hatiku sangat jelek. Maaf ... aku nggak bermaksud begitu. Nanda, apa kamu baik-baik saja?"Nanda menggeleng. Sambil melangkah mundur, dia membenci Hana yang bermuka dua ini di dalam hatinya. "Kalau begitu aku keluar dulu, kalian berdua silakan mengobrol."Dia segera pergi, bahkan menutup pintu kamar tersebut untuk Hana.Hana tidak tahu sekarang pukul berapa, tetapi seharusnya sudah malam sekali. Dia tidak menyangka Rizki aka

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 743

    Setelah Rizki pergi, Alya berdiri seorang diri di depan pintu, berusaha menenangkan napas dan perasaannya.Beberapa waktu kemudian, dia mengangkat tangan dan menyentuh pipinya.Masih hangat ....Jelas-jelas tadi hanya sebuah pelukan.Akan tetapi, dia tidak menyangka Rizki benar-benar memercayainya dan sama sekali tidak mempertanyakannya.Bukankah ini artinya, hati Rizki selalu lebih condong kepadanya?"Mama?"Tiba-tiba, terdengar suara anak kecil dari belakangnya.Alya kaget dan berbalik, menemukan bahwa Satya sudah bangun entah sejak kapan dan sedang berdiri di sana menatapnya.Melihat putranya, Alya pun terkejut."Satya, kenapa kamu bangun?"Bukankah dia sudah tidur?Mata Alya menghindari putranya. Sudah berapa lama Satya berdiri di sana? Barusan dia tidak melihatnya, 'kan?Sambil memikirkan hal itu, Alya berjalan menghampiri Satya, lalu berjongkok di depannya dan menggendongnya. "Kamu keluar tanpa pakai baju tebal, bagaimana kalau nanti kamu sakit?"Setelah digendong, Satya memeluk

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 742

    "Ya sudahlah." Alya berbalik. "Lagi pula kejadian itu sudah sangat lama berlalu. Kalau aku nggak mengingatnya, siapa pun pasti akan mengira dia yang menyelamatkanmu."Melihat punggungnya, Rizki merapatkan bibir."Kamu tenang saja, aku nggak akan membiarkan pencapaianmu dicuri oleh orang lain tanpa alasan."Alya tertawa dengan dingin."Apa gunanya kamu mengatakan itu sekarang? Semua orang sudah mengira dia yang menyelamatkanmu, kejadiannya juga terjadi bertahun-tahun yang lalu. Apa sekarang kamu akan keluar dan berkata bahwa yang menyelamatkanmu adalah aku dan bukan dia? Apa kamu punya bukti?""Nggak.""Jadi ...."Bahunya terasa berat, Rizki tiba-tiba memegang bahunya dan menariknya, membuatnya bertatap muka dengan pria itu."Bukti adalah sesuatu yang, selama aku inginkan, pasti ada."Alya tertegun. "Apa?"Rizki berkata, "Tadinya, aku hanya ingin memutus hubungan dengannya, lagi pula dia telah menyelamatkanku. Tapi sekarang karena dia nggak menyelamatkanku, ini bukan lagi hanya tentang

DMCA.com Protection Status