Share

Bab 173

Seisi ruangan itu seketika menjadi sunyi.

Mereka yang tadinya membuat keributan dan menonton pertunjukan tersebut, saat ini terdiam dan menciut ketakutan.

Udara di dalam ruangan tersebut seakan dipenuhi dengan aura yang sedingin es.

Rizki duduk di sana dan memandang wanita berambut pirang itu dengan dingin. Tatapannya tajam dan galak, bagaikan pisau yang menusuk.

Sikap arogan wanita itu dalam sekejap surut. Dia menunduk dan tidak berani untuk mengangkat kepalanya.

Karena barusan, saat dia tidak sengaja melirik Rizki, tatapan pria itu seolah-olah ingin membunuhnya.

Dia pun menciut di belakang Hana.

Saat ini, Hana jelas-jelas kesulitan mempertahankan senyum di wajahnya. Melirik Astrid yang bersembunyi di belakangnya, Hana terpaksa memohon pada Rizki, "Rizki, tolong jangan marah. Astrid memang blak-blakan, tapi dia nggak bermaksud buruk. Astrid, cepat minta maaf pada Alya."

Astrid tampak enggan, dia lebih baik dibunuh daripada meminta maaf Alya. Namun, memikirkan tatapan Rizki yang menaku
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status