Share

03. Undangan Makan Malam

“Menantu gila! Apa yang Kau lakukan?” teriak Vera, murka.

Ia tak mengerti jalan pikiran Rendy.

Sejak dulu, selalu menurut. Kenapa sekarang berubah?

“Dasar, pria idiot!” timpal James lalu mengeluarkan sebuah undangan, “Apa kau tak tahu undangan ini sulit didapatkan, bahkan oleh keluarga istrimu?”

Rendy melirik sinis undangan berwarna merah itu. "Baru undangan kelas menengah saja kamu sudah sombong. Belum tentu tamu undangan kelas menengah bisa bertemu Naga Perang."

Wajah James memerah. "Apa yang kamu tahu tentang undangan ini? Undangan merah sudah termasuk bagus untuk perusahaan Grade C!" murkanya.

"Aku bisa memberikan undangan emas yang bisa duduk berdampingan dengan Naga Perang kalau keluarga Huang menginginkannya!” balas Rendy, “Jadi, buat apa undangan sampah yang kamu berikan kepada keluarga ini?"

“Hahaha!”

"Suami tidak bergunamu ini sepertinya sudah gila, Cindy! Kalau Keluarga Huang tak mau undangan ini, bisa aku tarik kembali!" kata James sambil mencoba mengambil kembali undangan itu.

Hal ini membuat Vera terkesiap.

Pemimpin keluarga Huang itu langsung maju dan mengambil undangan merah tersebut. “Tolong maafkan dia, Nak James,” mohonnya, “bukankah keluarga Chung dan Huang akan bersaudara sebentar lagi lewat pernikahanmu dan Cindy?”

James tersenyum mendengar ucapan Vera.

Ya, itulah yang harus dilakukan orang ‘waras’.

"Sebentar lagi Cindy akan menjadi milikku sepenuhnya," batinnya sambil tersenyum licik.

Sepertinya, ia akan semakin cepat mendapatkan Cindy karena suaminya sudah gila.

Rahang Rendy mengeras. "Apa perlu kubuktikan? Hanya dengan sekali menelepon saja, aku bisa memberikan undangan emas itu!"

Sayangnya, sang mertua menganggap ucapannya tak lebih dari sampah.

"Diam! Lebih baik, kamu bersihkan rumah ini daripada berdiri di sini dan mengacaukan semuanya!" kata Vera seperti memerintah pembantu, bukan menantu.

"Benar kata Tante Vera. Kamu mencuci piring kotor saja! Sungguh, tidak pantas ikut keluarga terhormat ini!" ejek James, lalu melirik Cindy.

“Dan Cindy, lebih baik, kita memikirkan honeymoon saja. Mau ke negara apapun, aku siap. Yang penting, kita harus mendapat penerus untuk keluarga kita.”

Tanpa tahu malu, James mengatakannya di depan Rendy, sang suami sah.

Tatapannya juga sungguh mesum dan merendahkan Cindy, seolah istrinya dapat dengan mudah menerima pria itu.

PLAK!

Sebuah tamparan keras mendarat, di wajah James.

Rendy jelas murka. Dia bisa menahan diri saat dihina, tapi tak boleh ada yang menghina sang istri!

“Rendy!” pekik semua orang, terkejut.

"Kurang ajar! Berani kamu menggamparku!" seru James yang semakin emosi, menahan sakit di pipi.

Rasanya, gigi pria itu goyang.

Tapi, rasa malu memenuhi diri James. Dengan cepat, ia melayangkan tangannya, tapi ….

Bugh!

Tak seimbang, James justru terjatuh dengan sendirinya karena Rendy menghindar dengan cepat.

Wajah James mendarat ke lantai, hingga bengkak dan merah.

"Bangsat! Berani kamu menyerangku!" seru James tidak percaya dengan apa yang terjadi.

"Aku hanya menghindar," jawab Rendy tenang, “kau sendiri yang tak memiliki tubuh yang kuat.”

Ya, Rendy justru tengah menahan diri.

Baginya, menghabisi James dengan satu pukulan pun bisa, tapi dia menghormati istrinya dan memilih menghentikan kekerasan.

Tamparannya tadi pun hanya menggunakan kekuatan 10% saja.

"Rendy! Aku tidak suka kalau suamiku melakukan kekerasan," ucap Cindy.

See?

Padahal, Rendy sudah meminimalkan serangan, tapi istrinya ini memiliki hati yang lembut.

Hal ini yang membuat Rendy jatuh hati padanya dan juga yang membuatnya khawatir.

Baginya, Cindy terlalu baik!

"Dia yang mulai duluan, aku hanya membela diri," kata Rendy acuh tak acuh.

Cindy kemudian menatap James dengan permohonan maaf. "Kamu tidak apa-apa, James? Maafkan Rendy ya, biasanya dia tidak sekasar ini."

James tadinya ingin murka. Tapi, ucapan Cindy yang disangkanya bentuk perhatian, membuatnya merasa menang.

Dia memasang wajah sedih, seolah tersakiti.

Sementara itu, Vera sudah sangat murka!

"Dasar menantu tidak tahu diri! Kamu hampir membuat acara undangan makan malam dengan Naga Perang gagal! Kesempatan ini sangat langka, Naga Perang baru muncul setelah tiga tahun menghilang! Mendapat kepercayaannya adalah anugerah tak ternilai!" ucap Vera dengan otoriter.

"Aku bisa memberikan undangan emas kepada ibu kalau ibu menginginkannya."

"Rendy, cukup! Tolong diam atau aku tidak akan bicara lagi denganmu.” Kali ini, Cindy ikut menyela.

“Ini satu-satunya kesempatan Keluarga Huang kami untuk bertemu Naga Perang."

Seketika ruangan itu hening.

Meski sudah menikah tiga tahun, Cindy memang masih menggunakan nama keluarga Huang karena ibunya merasa nama keluarga Rendy tidak pantas untuk bersaing di jajaran CEO kelas dunia di Negeri Khatulistiwa.

Rendy menyadari emosi sang istri. Semua pengorbanannya sia-sia bila ia lepas kontrol.

Jadi, pria itu akhirnya memilih diam.

“Sekali lagi, mohon maafkan Rendy, Tuan James.”

Ucapan Cindy membuat senyum perlahan terbit di wajah pewaris Chung itu. "Ya! Kalau bukan karena Cindy, Rendy memang sudah kutuntut atas penganiayaan!"

"Terima kasih atas pengertian Tuan James kepada Rendy," ucap Cindy membungkuk hormat.

"Panggil James saja! Aku akan mengampuni suamimu jika kamu jadi pendampingku di acara makan malam Naga Perang! Satu lagi, suami sampahmu tidak boleh ikut!" ucap James sombong.

"Kau! Belum cukup aku tampar?” Rendy murka. Dia tidak bisa mengendalikan dirinya karena James telah melecehkan istrinya dan menghina dirinya.

Cindy adalah wanita yang sudah menikah, tidak pantas bersanding dengan pria lain di acara penting seperti jamuan makan malam Naga Perang ini.

"RENDY!" ucap Cindy dengan suara keras, “Aku akan mendampingi Tuan James ke acara makan malam Naga Perang agar dia tidak menuntutmu! Kamu tahu hukumannya atas penganiayaan?

Rendy tidak kuasa berkata-kata lagi.

Dia bisa melawan siapa saja, tapi tidak istrinya.

Kalau bukan karena Cindy, mungkin saja James sudah tewas saat itu.

"Ingat! Kamu tidak boleh hadir di acara makan malam Naga Perang! Jamuannya di restoran kelas atas Equator Sunrise! Reservasinya saja butuh dua tahun untuk bisa makan di sana... jangan membuat kekacauan yang akan memalukan keluarga Huang di mata pebisnis dunia!" ancam Vera Huang.

"Kamu baik-baik bersihkan rumah saja ya... biar aku yang menjaga istrimu! Hahaha!" ejek James yang membuat darah Rendy langsung mendidih.

Sorot matanya tajam, bak elang yang siap memangsa. Seperti Naga Perang, yang ditakuti di seluruh dunia, terutama di Negeri Khatulistiwa.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status