James sempat terkejut dan ketakutan melihat sorot mata tajam Rendy. Namun, ia mengenyahkannya karena mengingat Rendy hanyalah sampah di Keluarga Huang.
"Cindy, pakailah gaun pesta yang bagus agar bisa menarik perhatian Naga Perang!' ucapnya sambil melirik mengejek ke arah Rendy, “aku akan menjemputmu nanti.” Setelahnya, James pun pergi ditemani oleh Vera yang mengantarkannya ke depan. Sikap wanita paruh baya itu begitu hormat, berbeda jauh saat menghadapi menantunya. *** "Kamu harus mengendalikan emosimu, Ren ... kalau mau masuk ke dalam bisnis Huang Industries, kamu harus bersikap tenang dan tidak gampang marah!" ucap Cindy kala mereka berdua "Aku tidak suka pandangan matanya yang mesum, yang melecehkanmu, Cin!" "Tenang saja, aku bisa menjaga diri. Oh, iya, aku hendak beli gaun pesta yang pantas untuk aku pakai nanti saat bertemu Naga Perang. Apa kamu bisa menemaniku?" "Tentu saja! Aku dengan senang hati akan menemanimu untuk memilih gaun pesta yang cocok untukmu!' kata Rendy dengan lembut. Senyum tipis terlintas di wajahnya. Meski demikian, ia menahan rasa frustasi. Sulitnya menjadi menantu keluarga Huang. Beruntung, dia memiliki asisten Elemental Naga yang membantuku mengurusi seluruh urusannya selama menyamar menjadi menantu miskin di sana. Tak lama, keduanya pun menuju mobil mewah Cindy. MB CLA-Class keluaran terbaru yang hanya sepuluh buah saja di dunia ini. Dan satu-satunya yang dipasarkan di Negeri Khatulistiwa. Sebagai CEO perusahaan ternama, penampilan sangat penting, sehingga memiliki MB CLA-Class keluaran terbaru ini sangat menaikan prestige Cindy sebagai CEO kelas dunia. Dan, dia berhasil mendapatkannya berkat koneksi dari James yang kenal dengan pedagang mobil mewah. "Biar aku yang menyetir!" ucap Rendy saat mereka sudah berada di depan mobil. "Kamu yakin bisa menyetir MB CLA-Class ini? Semuanya serba otomatis loh!" ucap Cindy. "Apa kita gunakan auto saja biar AI yang mengendalikan mobil ini, sehingga kita bisa bersantai sejenak?" Setahu Cindy, suaminya itu hanya menggunakan skuter butut yang biasa digunakannya untuk belanja ke pasar sesuai pesanan sang ibu atau dirinya. Cindy bahkan tidak pernah melihat Rendy mengemudikan mobil sepanjang 3 tahun pernikahan mereka. Wajar saja kalau dia meragukan kemampuan Rendy untuk menyetir mobil apalagi menyetir mobil mewah yang berbeda dengan mobil biasa. "Jangan khawatir! Aku masih ingat untuk menyetir mobil-mobil mewah ini!" kata Rendy yang membuat Cindy bingung. Hah? "Kapan dia pernah menyetir mobil mewah? Biasanya hanya pakai skuter saja untuk pergi kemana-mana!" gumam Cindy. Namun, kekhawatiran Cindy Huang kalau Rendy akan merusak mobil mewah miliknya, tidak terbukti. Rendy dengan lancar mengemudikan mobil mewah ini sehingga Cindy bisa duduk dengan tenang tanpa adanya getaran keras yang menganggunya. Bahkan, Cindy tidak menyadari kalau Rendy selalu berhasil menghindar dari tangkapan kamera jalan agar wajahnya agar tidak dikenali sistem. Ya, Rendy berubah pikiran saat Cindy tidak tertarik sama sekali dengan Naga Perang yang hebat, sehingga strateginya pun ikut berubah. Sementara itu, Cindy merasa takjub dengan kemampuan mengemudi Rendy yang hebat ini. Saat mereka berhenti di lampu merah persimpangan jalan, ia pun bertanya, "Bagaimana kamu bisa menyetir sehebat ini?" “Itu….” Ucapan Rendy menggantung. Dengan kemampuannya sebagai Naga Perang, tubuhnya seketika bergetar hebat merasakan bahaya. Brak! Rendy langsung membanting setir mobil dengan kerasnya sehingga mobil mewah ini berpindah ke jalur sebelahnya. "Awas!" teriak Cindy Huang. Di waktu yang bersamaan, sebuah mewah berwarna merah yang berlogo kuda hitam dengan suara knalpot yang menderum bagaikan raungan binatang buas ini menabrak ruang kosong di tempat MB CLA Class ini berada. Hanya dalam sepersekian detik, Rendy berhasil memindahkan mobil MB CLA-Class, sehingga lolos dari tabrakan keras mobil mewah merah ini. Dengan kekuatan mobil mewah berlogo kuda hitam ini, bisa menghancurkan MB CLA-Class beserta orang di dalamnya dalam sekejap saja. Sementara itu, wajah cantik Cindy langsung pucat disertai keringat dingin membasahi tubuhnya. Ia tak bisa membayangkan apa yang bisa terjadi padanya tadi! Rendy lantas melihat ke arah mobil merah ewah ini untuk memastikan siapa yang hendak menabrak mereka sampai mati. Ada dua anak muda yang tampak terkejut dengan kehebatan Rendy menghindar dari tabrakan mobil mereka, tapi hanya sebentar saja berganti tawa yang menjijikan. "Ck! Hebat juga supirmu ini CEO Cindy Huang! CEO paling cantik di Negeri Khatulistiwa ini ... apa kamu bersedia menemani kami sejenak?" Ya, keduanya berotak mesum dan berwajah menyebalkan. Ciri khas anak keluarga kaya yang tidak memiliki kemampuan apapun. Menyadari siapa yang nyaris menabraknya dan sang suami, wajah Cindy semakin pucat. "Hezkil Wu dan Tristan Liu?!" Hezkil Wu adalah CEO muda dari Wu Corporation yang bergerak di bidang tambang gas dan minyak bumi, serta perkebunan kelapa sawit. Wu Corporation termasuk perusahaan dengan Grade B yang bermarkas khusus di Underground City, berbeda dengan perusahaan lainnya yang bermarkas di Kota Kartanesia yang merupakan kota perdagangan dan industri. Sedangkan Tristan Liu, pria yang berwajah lebih menyebalkan daripada Hezkil Wu itu, hanyalah anak manja dari CEO Liu Industries yang bergerak di bidang industri makanan dan konstruksi. Sama halnya dengan Wu Corporation, maka Liu Industries juga termasuk perusahaan bergrade B. Kedua Tuan Muda ini sangat terkenal jahat di lingkungan pergaulan jetset ini. Selain itu, keduanya pernah ditolak cintanya oleh Cindy sehingga menyimpan dendam di hati mereka. “Hahahaha….” Saat melihat ke kursi pengemudi, tawa mereka langsung meledak. "Kamu mempercayai suami sampahmu menyetir mobil mewahmu? Bukannya dia biasanya tugas membersihkan rumah? Hahaha!" Ejekan dari Tristan Liu sangat menyinggung hati Rendy. Wajahnya berubah dingin bahkan sedingin es menatap kedua anak orang kaya yang menyebalkan ini. "Kita pergi saja, Ren ... tidak perlu mempedulikan mereka!" kata Cindy Huang yang mencoba menghindari konflik dengan keluarga terpandang di Negeri Khatulistiwa. Rendy Wang menghela napas. Ia pun menganggukan kepala kemudian tancap gas mobil mewah ini saat lampu lalu lintas berubah hijau. Sayangnya, tindakan itu membuat Hezkil Wu merasa terhina. Baginya, Rendy telah melecehkan kemampuannya sebagai anggota Super Car Negeri Khatulistiwa.Mobil mewah merah melaju kencang dalam misi mengejar MBenz yang disetir oleh Rendy Wang, seseorang yang dianggap sampah tapi ternyata memiliki talenta luar biasa. Angin kencang menyentuh wajah Hezkil Wu yang bengis, penuh hawa membunuh. "Kurang ajar! Akan kupatahkan kaki dan tangan sampah brengsek itu! Beraninya menghina kemampuanku sebagai pembalap Super Car!" gerutunya. Suaranya bergetar dengan amarah yang mendidih. "Terlalu bagus kalau hanya dipatahkan kaki dan tangannya! Siksa saja dahulu, kemudian buang ke laut setelah mematahkan seluruh kaki dan tangannya, baru puas!" hasut Tristan Liu, duduk kaku dengan wajah pucat di samping Hezkil. Ruang sempit dalam mobil merah ini membuatnya kesulitan bernapas, setiap gerakan terasa seperti beban yang menekan. akhirnya, sesuatu yang ditahan lama terlepas juga ... Duuuut…! Tanpa sadar, Tristan mengeluarkan gas busuk yang langsung mengacaukan konsentrasi Hezkil. "Kamu ini apa-apaan sih? Memalukan keluarga Liu saja!" tegurnya dengan na
“Aaaa!” Cindy tak sengaja berteriak kala merasakan jantungnya berdegup kencang. Matanya melirik ke kaca spion melihat bayangan mobil mewah merah yang mendekat dengan kecepatan mengerikan. "Rendy, mereka semakin dekat! Apa yang harus kita lakukan?" paniknya. "Tenang, Cindy. Aku akan mengatasinya." Suaranya tenang, namun ada ketegangan yang tak bisa disembunyikan. Dia menambah kecepatan, mencoba menghindar dari kejaran gila Hezkil. Hal ini membuat Hezkil, di dalam mobil mewahnya, merasakan adrenalin mengalir deras. Angin yang masuk melalui jendela yang sedikit terbuka membawa aroma laut yang asin. Namun, dia tidak peduli. Semangat bertemu Naga Perang dan keinginannya untuk menghancurkan Rendy melebihi segalanya. Sementara itu, Tristan yang melihat ekspresi gila Hezkil, merasa ketakutan sekaligus kagum. "Lakukan, Hez! Tunjukkan padanya siapa yang berkuasa!" Tak lama, mobil mewah merah ini mendekat, jaraknya hanya beberapa meter lagi. Hezkil menyiapkan diri untuk benturan. "I
Sementara itu, Cindy Huang menarik napas panjang. Lolos dari maut tetap saja membuat dirinya sulit mengendalikan diri. Hanya saja, satu pertanyaan mengusiknya saat ini. "Dari mana kamu belajar menyetir sehebat itu? Aku jadi merasa tidak mengenalimu lagi, Rendy!" ujarnya dengan wajah penasaran. Sungguh, suaminya sangat mahir mengemudikan mobil mewah. Padahal, setirannya agak berbeda dengan mobil biasa. "Kamu masih ingat kedai roti dan kue milik kakekmu, tidak?” Alih-alih menjawab, Rendy justru bertanya tiba-tiba. Hal ini membuat Cindy membelalak. "Kok kamu tahu kalau aku dulu sering berada di kedai makanan kakek?" Masa kecilnya memang lebih banyak dihabiskan di kedai roti dan kue milik kakeknya yang dahulu ada di jalanan yang sedang mereka lewati. Wajah penasaran Cindy membuat Rendy tersenyum. Dulu, Naga Perang bukan siapa-siapa. Dia hanyalah pembunuh bayaran yang sangat terlatih dan selalu sukses melaksanakan tugasnya. Namun suatu hari, terjadi pengkhianatan di organisa
Berbeda dengan Hezkil yang kebingungan, Cindy sudah jauh lebih tenang. Putri keluarga Huang itu kini turun dengan anggunnya di depan Butik Channel yang menjadi favoritnya. Seorang petugas Valet pun menghampiri Rendy di mobil. "Mas, biar aku bawa mobil ini ke tempat parkir khusus!" "Biar petugas Valet yang parkirkan mobilnya, Ren ... kamu ikut masuk saja!” ujar Cindy. "Beruntung sekali sopir ini ... sudah pakaiannya lusuh seperti itu, majikannya begitu baik pada dirinya," gerutu petugas Vaalet sambil mengambil alih mobil MBenz dari tangan Rendy. Tampilan mewah sudah terlihat di halaman depan butik yang hanya bisa dikunjungi oleh orang-orang kaya ini. Begitu masuk ke dalam butik, hawa dingin dan wangi aromatherapy langsung menerpa Rendy membuatnya agak mual. "Selamat datang Nona Cindy!" sapa gadis penjaga butik yang berada di meja kasir sambil sedikit membungkukkan tubuhnya. Namun, wangi parfum murahan yang menusuk hidung langsung tercium dan menerpa hidung Rendy. HAA
Tadi, Katrin Chow mendapat kabar kalau Naga Perang sedang berada di Kota Buitenzorg dan sedang menuju ke kawasan butik ternama di kota tersebut. Namun, ponsel Naga Perang sepertinya dimatikan, sehingga Katrin Chow kesulitan menghubungi pemimpinnya ini. Rasa cemas membuatnya segera menyusul ke Kota Buitenzorg dan memasuki Butik Channel. Terlebih, ada yang hendak dibicarakannya secara langsung kepadanya. Tapi, siapa sangka Katrin justru melihat Naga Perang tengah diseret oleh Sekurity Butik? Butik-butik terkenal yang berseliweran di sepanjang jalan yang menjadi pusat fashion ini dimiliki oleh perusahaan yang berada di bawah pimpinan Naga Perang. Jadi, orang yang tengah diseret-seret oleh Sekurity Butik ini adalah pemilik Butik Channel juga!Kenapa Naga Perang diam saja diseret seperti itu? Katrin Chow sudah hendak menjelaskan siapa Rendy, tapi kerlingan mata sang atasan membuatnya berbalik mengatur siasat lainnya. "Kenapa kalian bertindak kasar terhadap pelanggan? Tidak bole
Hanya saja, Rendy justru memandangi kartu bergambar Naga dengan tulisan angka 9 itu dengan ekspresi bingung. "Apa ini?" tanyanya. Selama menjadi Naga Perang, dia tidak pernah mendengar tentang kartu khusus seperti ini. Katrin Chow lantas tersenyum penuh arti. "Ini Kartu Black Dragon, juga dikenal sebagai Kartu Sembilan Naga! Tuan Muda pasti sudah pernah mendengar tentang kartu ini, bukan?" Seketika, kenangan Rendy kembali. Dulu, sebelum menghilang, ia memang sempat merancang kartu eksklusif yang bisa digunakan di mana saja dengan limit tak terbatas. Saat itu, ia memimpin Klan Sembilan Naga Sakti yang menguasai bisnis dan perdagangan dunia. "Jadi ini adalah kartu tanpa batas yang aku buat?" tanyanya takjub. "Benar sekali, Tuan Muda. Kartu ini adalah penghargaan untuk Anda. Kita bisa membahasnya lebih lanjut nanti. Aku mohon maaf telah mengganggu Anda. Jika Anda memerlukan bantuan, jangan ragu untuk menghubungiku kapan saja," kata Katrin sebelum meninggalkan butik Channel itu,
Villa di Paradise Hill tampak sangat gemerlap dan bermandikan cahaya malam purnama. Malam ini adalah pesta ulang tahun Vera Huang. Semenjak sore, halamannya sudah dipenuhi tamu undangan. "Semoga Mama selalu diberkati, panjang umur, dan sehat selalu!" ucap Cindy Huang. Vera tersenyum, senang. Terlebih, bayang-bayang akan undangan bertemu Naga Perang juga memenuhi kepalanya. Oleh sebab itu, Vera tiba-tiba berseru, "Aku akan mengabulkan beberapa permintaan dari orang terdekat apabila memungkinkan!" Hal ini jelas cukup mengejutkan tamu undangan yang hadir! "Aku ingin Tas Luis Viton, Bibi Huang!' ucap perempuan cantik berusia paling 18 tahun yang cantik jelita. Kendall Chang, putri dari adik perempuan Vera Huang yang menikah dengan pengusaha kaya yang memiliki Chang Industries and Development, David Chang. "Aku ingin Jam Rlex Emas, Auntie Huang!" Kali ini, sepupu Cindy lainnya yang bernama Alex Huang, menyahut. Ia adalah putra satu-satunya dari adik laki-laki Vera, Stephen Huang.
Di sisi lain, Rendy duduk di bangku taman yang luas milik Keluarga Huang, mencoba menenangkan pikirannya yang berkecamuk di bawah langit malam yang sejuk. Namun, kesunyian itu terganggu oleh bunyi dering ponsel tua di sakunya. Dengan enggan, dia mengangkat ponsel dan melihat pesan dari Katrin Chow yang muncul di layar. [Salam hormat, Ketua Apa Ketua bisa datang besok pagi ke kantor pusat Wang Industries di Kartanesia? Ada dokumen yang harus Ketua tanda tangani sebagai persyaratan pengalihan jabatan CEO. Helikopter akan kami kirim untuk menjemput Ketua. Atau Ketua ingin dijemput dengan mobil? Jika iya, aku sendiri yang akan menyetir ke sana untuk menjemput Ketua] Rendy menghela napas panjang, menyadari betapa kejadian hari ini menguras energinya. "Hufh! Aku tidak ingin memikirkan apapun saat ini, tapi mungkin perubahan suasana bisa membantu," gumamnya, membiarkan pesan dari Katrin tak terjawab. Matanya melayang ke arah rumah besar itu, mencari sosok yang tak kunjung keluar
Clara menatap tajam ke arah Rendy, matanya menyala dengan amarah yang tak tertahankan. "Jangan kau kira tindakanmu ini akan mengubah kebencianku padamu!" suaranya dingin, nyaris menggigit, tanpa sedikit pun nada terima kasih.Rendy menghela napas panjang, mencoba memahami kekerasan hati Clara. Wajahnya dipenuhi kebingungan, tetapi suaranya tetap tenang. "Aku terus mencarimu, Clara! Buat apa aku membunuhmu? Apa untungnya bagiku?" katanya, menatapnya lekat-lekat, mencari celah di balik tatapan penuh kebencian itu.Clara menyilangkan tangan di dadanya, dagunya sedikit terangkat, menegaskan keangkuhannya. "Aku tidak percaya padamu! Aku datang untuk memperingatimu. Berhenti mencari Kekuatan Tertinggi, atau kami akan menghancurkanmu!" suaranya bergetar, bukan karena takut, melainkan karena tekad yang membaja.Rendy mengernyit. "Kekuatan Tertinggi? Apakah organisasi itu yang membuatmu membenci aku?" tanyanya, mencoba menelisik lebih dalam.Clara tak menjawab. Dengan santai, ia melangkah ke b
Rendy menatap tubuh wanita yang berdiri di tengah kekacauan Klub Red Lotus. Gaun merahnya berkibar pelan, seolah ikut menari bersama cahaya lampu temaram yang berpendar di langit-langit. Aroma alkohol, asap rokok, dan keringat bercampur menjadi satu dalam udara yang berat. Mata Rendy menyipit, mengamati siluet wanita itu."Kenapa aku merasa mengenalnya?" pikirnya, langkahnya perlahan mendekat."Nona, ada masalah apa sampai kamu mengacau di Klub Red Lotus ini?" tanyanya dengan suara tenang namun penuh kewaspadaan.Plok! Plok! Plok!Tepukan tangan menggema, menggantikan hiruk-pikuk yang sempat mereda. Wanita bergaun merah itu tetap membelakanginya, tubuhnya tegak, aura misterius menguar dari setiap gerakannya."Apa kita perlu memanggil bantuan, Tuan Muda?" suara manager klub terdengar penuh kehati-hatian."Tidak perlu! Aku bisa mengatasinya sendiri!" Rendy menjawab, tetap melangkah maju.Sebuah tawa kecil menggema, renyah namun menusuk."Hihihi ... selamat datang, Jendral Wang!"Suara i
Tok! Tok! Tok!Suara ketukan di pintu menggema di dalam ruangan, menginterupsi atmosfer hangat yang tercipta antara Rendy dan Jessy. Rendy yang duduk di sofa menoleh dengan malas, sementara Jessy menghela napas panjang, kesal karena momennya terganggu."Siapa?" tanya Jessy, suaranya tajam, penuh ketidaksabaran.Pintu terbuka sedikit, memperlihatkan wajah pucat seorang pria berseragam hitam. Ia adalah manager klub, tampak gelisah, peluh mulai bercucuran di pelipisnya."Gawat, Chief! Ada sedikit masalah di Klub!" katanya dengan suara bergetar. Matanya sekilas melirik ke arah Rendy, lalu cepat-cepat menunduk saat melihat ekspresi tajam pria yang dikenal sebagai Naga Perang—sosok legendaris di dunia gelap Khatulistiwa.Jessy melipat tangan di dadanya, wajahnya penuh kejengkelan. "Masalah kecil saja tidak bisa kamu tangani! Bagaimana kamu bisa mempertahankan jabatanmu?"Seakan darahnya terkuras, wajah manager itu semakin pucat. Ia menelan ludah, tidak berani menatap Jessy."Apa yang terjad
Dalam keheningan yang hanya diisi suara dengungan komputer, Jessy menatap layar dengan penuh konsentrasi. Cahaya biru dari monitor memantul di wajahnya yang tegang, memperlihatkan garis-garis kelelahan yang tersembunyi di balik sorot matanya yang tajam. Jari-jarinya menari di atas keyboard, sesekali berhenti untuk meneliti setiap baris kode dengan seksama. Rendy berdiri di belakangnya, tubuhnya tegang seperti kawat yang ditarik kencang, matanya tak berkedip menatap layar holografik yang terus berubah di hadapan mereka."Aku menemukannya," bisik Jessy, suaranya bergetar oleh ketegangan yang nyaris tak tertahankan. "Ada lokasi yang tersembunyi dalam sistem mereka... Ini bukan sekadar markas biasa, Ketua. Ini pusat dari segalanya."Rendy mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras. Ada api yang menyala di matanya, kemarahan yang selama ini ia pendam akhirnya menemukan bentuknya. "Di situlah ibuku disekap?" tanyanya dengan suara yang nyaris bergetar.Jessy menoleh padanya, menatap dalam-dal
Di balik kerlip lampu dan gemerlap modernitas Red Lotus Club and Resort, Rendy melangkah dengan penuh ketegasan, namun di balik mata dinginnya tersimpan segudang kenangan. Di tengah kekacauan hidupnya—konflik dengan Cindy dan keputusannya untuk mencari kebenaran tentang ibunya—hanya satu hal yang selalu ia rindukan yaitu kehadiran Jessy Liu.Jessy, wanita yang telah lama menjadi bagian dari hidupnya, kini duduk di sebuah ruangan rahasia di balik dinding resort yang mewah. Di sana, di antara deretan monitor dan kode-kode digital yang menari, ia mungkin bisa menyusun petunjuk-petunjuk yang akan membongkar rahasia Kekuatan Tertinggi. Setiap detik tanpa Rendy terasa begitu lama baginya. Rindu yang selama ini tersembunyi di balik ketenangan profesional kini terpancar jelas saat ia melihat pintu terbuka perlahan."Ketua," panggilnya dengan nada lembut penuh harap, suaranya seakan melunakkan segala kegamangan. Saat Rendy melangkah mendekat, hatinya sejenak luluh oleh kehadiran wanita yang ta
Rendy tidak lagi menghiraukan Vera Huang. Wanita itu baginya bukan lagi seorang mertua, melainkan hanya semut yang bisa ia injak kapan saja jika ia mau. Matanya menatap kosong ke depan, tapi pikirannya dipenuhi kemarahan yang mendidih. Hatinya telah beku. Jika Cindy lebih memilih ibunya, maka ia akan pergi—mereka akan bercerai. Sesederhana itu."Masih ada hal yang lebih penting daripada mengurusi seorang mertua yang tidak berarti!" gumamnya, suara rendahnya nyaris seperti geraman. "Aku harus mencari tahu di mana ibuku yang ditahan oleh Kekuatan Tertinggi."Ia melangkah menuju gudang garasi, membuka pintu dengan sedikit tenaga. Derit engsel yang berkarat memenuhi udara, menyambutnya dengan suasana yang muram. Di dalam, skuter bututnya masih berdiri dengan setia, lapisan debu tipis menyelimutinya. Tanpa ragu, ia menyalakan mesin tua itu, suara bisingnya langsung menggema di seantero garasi.Baru saja ia hendak memutar gas, suara langkah kaki yang terburu-buru menghentikannya."Ren...!"
Vera menggertakkan giginya, rahangnya mengeras sementara napasnya memburu. Matanya menyala penuh kebencian, seperti bara api yang siap melalap habis apa pun di hadapannya. Dengan suara yang lebih tajam dari pisau belati, ia berdesis, "Aku tidak akan membiarkan ini terjadi! Huang Corporation tidak akan runtuh hanya karena seorang pria yang dulu kupandang sebelah mata! Kau bukan Naga Perang... Semua ini hanya kebetulan belaka."Rendy tetap berdiri dengan tenang, sikapnya tegap bagai gunung yang tak tergoyahkan oleh badai. Sorot matanya dingin, penuh ketegasan yang tak terbantahkan. "Sudah kubilang, Vera, ini baru permulaan. Kau pikir aku akan berhenti di sini? Tidak. Aku akan memastikan kau merasakan kehancuran yang lebih menyakitkan daripada sekadar kehilangan investasi. Kau telah mempermainkan hidupku, dan sekarang, aku yang akan menentukan nasibmu."Wajahnya yang dulu dikenal lemah lembut kini menampakkan ketegasan yang mengerikan. Rendy bukan lagi pria yang bisa diabaikan begitu saj
Di tengah ruangan yang remang, bayangan senja menari di dinding-dinding mewah, Vera mengeluarkan dengusan penuh ejekan. Matanya yang tajam dan dingin menembus kegelapan, seolah memancarkan bara amarah. Dengan suara yang menyeruak, ia mencaci,"Menolak? Hah! Kamu pikir dirimu siapa? Hanya seorang pecundang yang bahkan tidak mampu membeli dasi layak, berani menantangku!"Rendy, berdiri tegap bagaikan patung besi di tengah badai, menatap balik tanpa setitik ragu. Tatapannya yang tajam dan dingin menantang, seolah berkata bahwa ia telah lelah menjadi korban hinaan. Suaranya rendah namun menggema dengan kepastian, "Aku sudah muak dipandang rendah. Jika aku mengaku sebagai Naga Perang, maka aku memang Naga Perang! Dan jika kau memaksaku menceraikan Cindy demi keuntunganmu sendiri, kau akan merasakan penyesalan yang meendalam!"Rendy sudah habis kesabaran dengan sikap arogan Vera yang selalu menghinanya.Tawa sinis Vera pecah, melayang ke udara seperti asap pahit, "Oh, jadi sekarang kau meng
HA-HA-HA ...!!!Tawa itu meledak di udara, menggetarkan ruangan dengan gaungnya yang menusuk telinga. Vera Huang menepuk-nepuk pahanya, seolah ucapan yang baru didengarnya adalah lelucon paling konyol yang pernah ada."Ha-ha-ha! Astaga, Rendy! Aku tahu kamu ini miskin dan tidak berguna, tapi aku sungguh tidak menyangka kamu juga pintar membual!" katanya dengan nada mengejek, matanya menyipit penuh penghinaan.Rendy mengepalkan tangan, kuku-kukunya hampir menembus kulit telapak tangannya sendiri. Napasnya berat, dadanya naik turun dengan penuh amarah. "Aku tidak berbohong! Aku memang Naga Perang yang akan menarik seluruh investasi Wang Industries dari Huang Corporation! Aku sudah muak hidup seperti ini, tanpa kejelasan dan tanpa harga diri!" suaranya bergetar, bukan karena ketakutan, tapi karena tekad yang sudah tak bisa dibendung lagi"Mentang-mentang nama margamu sama dengan nama perusahaan Grade A, terus kamu klaim kalau itu perusahaanmu? Hah! Sungguh lucu dan tak masuk akal!" sind