Villa di Paradise Hill tampak sangat gemerlap dan bermandikan cahaya malam purnama. Malam ini adalah pesta ulang tahun Vera Huang. Semenjak sore, halamannya sudah dipenuhi tamu undangan. "Semoga Mama selalu diberkati, panjang umur, dan sehat selalu!" ucap Cindy Huang. Vera tersenyum, senang. Terlebih, bayang-bayang akan undangan bertemu Naga Perang juga memenuhi kepalanya. Oleh sebab itu, Vera tiba-tiba berseru, "Aku akan mengabulkan beberapa permintaan dari orang terdekat apabila memungkinkan!" Hal ini jelas cukup mengejutkan tamu undangan yang hadir! "Aku ingin Tas Luis Viton, Bibi Huang!' ucap perempuan cantik berusia paling 18 tahun yang cantik jelita. Kendall Chang, putri dari adik perempuan Vera Huang yang menikah dengan pengusaha kaya yang memiliki Chang Industries and Development, David Chang. "Aku ingin Jam Rlex Emas, Auntie Huang!" Kali ini, sepupu Cindy lainnya yang bernama Alex Huang, menyahut. Ia adalah putra satu-satunya dari adik laki-laki Vera, Stephen Huang.
Di sisi lain, Rendy duduk di bangku taman yang luas milik Keluarga Huang, mencoba menenangkan pikirannya yang berkecamuk di bawah langit malam yang sejuk. Namun, kesunyian itu terganggu oleh bunyi dering ponsel tua di sakunya. Dengan enggan, dia mengangkat ponsel dan melihat pesan dari Katrin Chow yang muncul di layar. [Salam hormat, Ketua Apa Ketua bisa datang besok pagi ke kantor pusat Wang Industries di Kartanesia? Ada dokumen yang harus Ketua tanda tangani sebagai persyaratan pengalihan jabatan CEO. Helikopter akan kami kirim untuk menjemput Ketua. Atau Ketua ingin dijemput dengan mobil? Jika iya, aku sendiri yang akan menyetir ke sana untuk menjemput Ketua] Rendy menghela napas panjang, menyadari betapa kejadian hari ini menguras energinya. "Hufh! Aku tidak ingin memikirkan apapun saat ini, tapi mungkin perubahan suasana bisa membantu," gumamnya, membiarkan pesan dari Katrin tak terjawab. Matanya melayang ke arah rumah besar itu, mencari sosok yang tak kunjung keluar
"RENDY!" Suara teriakan keras memecah keheningan malam, menghentikan langkah Rendy yang sudah hampir masuk ke dalam Porshe hitam yang menjemputnya. Dia menoleh dengan tenang, meski dalam dirinya, gejolak perasaan mulai muncul. Jessy Liu, yang sudah bersiap menghadapi kemungkinan terburuk, menegang melihat sosok Vera Huang yang penuh amarah dan ancaman terhadap Naga Perang . Namun, Rendy mengangkat tangannya, memberi isyarat agar Jessy tidak ikut campur. "Ibu... ada apa memanggilku? Bukankah kalian sudah mengusirku dari acara pesta ulang tahun?" tanya Rendy, wajahnya menunjukkan kebingungan yang tenang. Wajah Naga Perang perlahan-lahan kembali lagi ke wajah Rendy yang lugu Vera, dengan sikap yang lebih mirip seorang ibu-ibu yang kesal karena kurang uang belanja, langsung menyemprot Rendy dengan kata-kata kasar. Tubuhnya berkacak pinggang, sementara matanya menyala-nyala penuh amarah. "Bagus sekali kelakuanmu! Baru saja diusir dari Keluarga Huang, sudah berani berselingkuh dengan
"Aku serahkan menantu tak berguna ini padamu, Nona! Aku akan kembali ke pesta ulang tahunku saja!" ujar Vera Huang pada akhirnya.Tadinya dia mengira Katrin Chow khusus datang menghadairi pesta ulang tahunnya, tapi dia salah. Tokoh penting di Khatulistiwa ini malahan terlihat berbicara serius dengan menantu sampahnya. Dia tidak tahu apa hubungan Rendy dengan Katrin, tapi dia juga tidak berani menanyakannya karena kekejaman katrin Chow sangat terkenal di Khatulistiwa.Dia tidak ingin membuat masalah dengan Katrin Chow, yang begitu berkuasa di dunia bisnis Khatulistiwa. CEO Wang Industries ini memiliki kekuatan yang bisa membuat Keluarga Huang hancur dalam sekejap saja.Namun, matanya menatap tajam ke arah Rendy sebelum perlahan mundur–menjauh dari Rendy, seakan merendahkan Naga Perang ini.“Sialan!” maki Katrin Chow dalam hati. Dia memendam keheranan terhadap pemimpinnya yang diam saja meskipun baru saja dipermalukan oleh Vera Huang, tetapi ia tidak berani bertanya kepada atasannya ini
Matahari terbenam menyepuh cakrawala dengan warna keemasan saat Red Lotus, resort paling eksklusif di Buitenzorg, berdiri megah di tepi pantai. Hanya mereka yang benar-benar kaya raya yang bisa menjadi anggota tetap klub ini, tempat di mana bisnis dan kenikmatan hidup bertemu dalam harmoni yang sempurna. Lokasinya yang strategis, dengan pegunungan yang menjulang di satu sisi dan ombak yang lembut di sisi lain, menjadikannya surga bagi para pengusaha terkemuka Khatulistiwa yang mencari ketenangan sambil memutar roda bisnis.Menjadi anggota tetap klub ini bukanlah hal yang mudah—deposit lima miliar hanya untuk masuk, dengan iuran tahunan yang tak kalah mahalnya. Namun, imbalannya sepadan dengan pelayanan kelas atas, tersedia kapan pun diinginkan, tanpa perlu reservasi. Bagi anggota biasa yang hanya membayar iuran tahunan, kemewahan ini tetap tersedia, tapi dengan syarat—reservasi wajib, mengingat fasilitas di Red Lotus tidak diperuntukkan bagi sembarang orang.Rendy, dengan ekspresi ten
Tak lama kemudian, area parkir Red Lotus yang semula sepi mulai dipenuhi oleh para penghuni resort yang penasaran dengan kabar adanya seseorang yang mencoba masuk secara paksa. Semua mata tertuju pada Rendy, yang kini menjadi pusat perhatian. Ponsel-ponsel mulai diarahkan padanya, merekam setiap gerak-geriknya. Rendy merasa cemas, menyadari bahwa identitasnya bisa terbongkar kapan saja. Dia memutuskan untuk pergi, tak ingin terlibat lebih jauh.“Siapa sih orang miskin itu? Kenapa dia begitu ngotot ingin masuk?”“Ah, biasa… orang miskin tapi sok kaya!”“Ganggu saja! Resort ini harusnya tenang dan damai! Buat apa bayar mahal kalau malah jadi ribut begini?”“Baru pakai skuter butut saja sudah sombongnya minta ampun, apalagi kalau pakai mobil?”"Sudah sombong, kejam pula! Semoga dia bisa ditangkap!"Komentar-komentar dari para penghuni resort semakin membuat Rendy tidak nyaman. Dia menutupi sebagian wajahnya dengan masker, berharap bisa menyamarkan dirinya meski sadar tidak mungkin bisa m
Jessy Liu bergerak dengan kecepatan yang tak terbayangkan, secepat kilat, sehingga hampir tidak tampak oleh mata. Hanya sedikit orang yang tahu kenyataannya—bahwa Jessy Liu telah menguasai seni bela diri kuno yang memungkinkannya bergerak secepat kilat, sebuah teknik yang dikenal sebagai Ilmu Meringankan Tubuh.Ketakutannya menjadi kenyataan. Naga Perang sedang dikepung oleh beberapa petugas keamanan Red Lotus.Wajahnya semakin pucat, membayangkan hukuman yang akan diterimanya dari Naga Perang karena insiden memalukan ini.“Apa yang kalian lakukan?” Suara Jessy memotong keributan, tajam seperti pisau, ketika dia melihat para petugas keamanan berusaha menahan Rendy.“Kamu tamat sekarang, orang miskin!” salah satu petugas keamanan mengejek, matanya bersinar penuh kebencian. “CEO Red Lotus akan menelanmu hidup-hidup! Riwayatmu tamat sudah!”Rendy mengabaikan hinaan petugas itu, tatapannya tetap pada Jessy, yang wajahnya sudah semakin pucat pasi."Begini caramu mendidik anak buahmu?" tan
Rendy duduk di kursi besar yang biasanya diduduki oleh Jessy, sementara gadis itu duduk berhadapan dengannya, wajahnya tertunduk seperti murid yang sedang diadili. Aura keanggunan yang biasanya mengelilingi ruangan itu terasa mengerut, tertekan oleh kehadiran sosok yang jauh lebih mendominasi.Saskia sudah diminta pulang lebih awal oleh Jessy, dengan alasan agar tak perlu tahu siapa sebenarnya Rendy—sang pemilik Resor dan Klub Lotus Merah. Dalam benaknya, Jessy mengenal sosok Naga Perang yang sesungguhnya—bukan sekadar menantu yang selalu dihina oleh keluarga istrinya, tetapi seorang pria dengan kekejaman dan ketegasan yang tak pernah memudar meski waktu berlalu.Namun, satu hal yang tak bisa dipahami Jessy adalah bagaimana pria ini menghilang selama tiga tahun hanya untuk mengejar cinta seorang wanita bernama Cindy Huang, yang bahkan hingga kini tak pernah benar-benar peduli padanya. Rendy, atau Naga Perang, meninggalkan segala kekuasaan dan kemewahannya demi wanita itu, seorang dire