Share

dekat

“Kakinya jangan bergerak, Mi. Takut jahitannya lepas, biar ini terbuka saja ya.”

Oma Wira masih saja menutup matanya dan pura-pura tak mendengar ucapan Arin.

“Arin pijitin kepalanya, ya, Oma?”

Arin memijat dengan pelan pelipis dan juga kepala bagian depan dengan lembut hingga Oma merasa nyaman dan akhirnya dia benar-benar tertidur.

Kaisar yang baru saja masuk dan melihat Arin mengisyaratkan dengan telunjuknya untuk tidak bersuara, membuat Kaisar urung masuk ke dalam kamar Arin.

“Lho, nggak jadi berbincang dengan Oma, Kai?” tanya Rahayu.

“Oma sudah tertidur, tadi Arin sedang memijat kepala Oma.”

Kaisar duduk di ruang keluarga sambil menyeruput kopi buatan maminya. Tak lupa, teman sang kopi juga tersaji di sana.

“Kamu hendak menginap lama, Kai? Kok bawa tas besar?” tanya Mami.

“Bukan Kaisar, tapi Arin dan Agam. Kaisar lelah jika harus pulang pergi, Cilacap-Purwokerto, jadi Kai nitip istri dan anak buat bantu Mami jagain Oma.”

“Kamu ini, kamu kira Arin itu barang opo piye kok dititipin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status