Share

BAB 4 Akhirnya Bertemu

[ Aku sudah tahu keberadaan wanita itu di Inggris, Pras ] isi pesan yang Aldo berikan pada  Pras beberapa menit yang lalu. 

Pras membaca pesan itu bersorak riang akhirnya temannya itu mendapatkan keberadaan wanita yang selama enam bulan ini ia nantikan keberadaannya. 

" Di tinggal dimana Inggris bagian mana, bro ? " 

[ Londen wanita itu tinggal di sana. Bersama dengan sang bibi  ] 

Aldon pun juga mengirimkan sebuah alamat pada Pras. 

" Thanks, Do. Besok aku akan berangkat ke Londen untuk menemui wanita tersebut " 

Perasaan Pras sangat begitu bahagia membuat dia ingin segera terbang ke negara raja Charles, untuk menemui wanita itu secepatnya. 

Pras langsung memesan tiket kereta cepat tujuan Londen, Inggris saat itu juga. Pras sengaja menggunakan layanan Eurostar, yang hanya memakan waktu 2 jam 16 menit sampai di Londen. Di tambah harga tiketnya juga tidak terlalu mahal. 

" Tunggu aku nona. Kita akan segera bertemu " gumam Pras dengan tersenyum senang terpancar di wajahnya. 

Merasa barang dan pakean sudah masuk ke dalam tas ransel. Pras pun langsung menutupnya dengan rapat lalu menaruhnya di sofa yang terletak di dalam kamarnya. 

Kebetulan saat ini kekasih sesama terong nya, sedang ada tugas keluar kota beberapa minggu. Jadi Pras bIsa sedikit bebas berpergian kemana yang ia mau. 

Kalo kekasihnya itu ada di rumah, sudah di pasti dia akan di cecar dengan pertanyaan yang tak ada hentinya. Pras harus memberikan penjelasan dengan detail ketika ia ingin berpergian pada kekasih nya itu. 

" Untung saja Sam, lagi ada tugas di luar kota. Aku jadi bebas pergi ke Londen " ucap Pras sambil menjatuhkan bobot nya di atas kursi yang menghadap ke arah rumah Edel dulu. 

##### 

Esok Hari..... 

Pagi - pagi sekali Pras sudah bersiap menuju stasiun kereta Eurostar. Melihat penampilan Sudah rapih dan tampat, dirinya langsung mengambil tas ransel nya lalu berjalan keluar dari rumah. 

Melihat taxi yang ia pesan sudah tiba, Pras langsung berjalan menuju taxi tersebut lalu masuk ke dalam. Taxi pun berjalan meninggalkan pelantaran rumah Pras dengan ke cepatan sedang. 

Tiga puluh menit akhirnya taxi yang Pras tumpangi sampai di stasiun Gare du Nord. Stasiun yang berada di jantung kota Paris. 

Usai membayar ongkos taxi nya, Pras berjalan cepat masuk ke dalam stasiun. Karena lima menit lagi kereta yang akan ia naiki akan tiba. 

"Huff lima menit lagi kereta nya tiba " ucap Pras setibanya di dalam peron kereta sambil mengelap keringat di kening nya. 

Tak lama kereta api cepat tiba tepat waktu. Pras melangkahkan kakinya masuk ke dalam kereta lalu mencari tepat duduk yang akan ia tempati. 

" Bismillah semoga aku bisa bertemu dengan wanita itu secepatnya " gumam Pras sambil menatap ke luar jendela. 

##### 

Sedangkan di sebuah rumah mewah di pinggiran kota London. Edel dan bibi Nilam sedang menanam bungan dan sayur mayur di halaman belakang rumah. 

" Bibi, bibit wortel di taruh dimana ya ? Edel mau menanamnya ? " tanya Edel dengan suara sedikit berteriak. Karena bibi Nilam sedang berada jauh di dekatnya. 

" Bibit nya ada di kantung plastik itu, non " jawab bibi Edel sambil menunjuk sebuaj plastik berukuran sedang di atas meja teras. 

Edel berjalan perlahan menuju meja teras untuk mengambil bibit wortel yang berada di dalam kantung plastik, lalu kembali ketempatnya tadi. 

" Bibi Nilam bisa tolongin, Edel. Nanem bibi wortel ini ngga ? Soalnya aku sudah susah buah berjongkok " ucap Edel menyengir, satu tangannya mengelus perut buncitnya. 

" Bisa dong, non. Mana bibitnya biar bi Nilam tanamkan " 

" Ini, bi. Sebelumnya maaf ya nyusahin bi Nilam " 

" Apaan sih, non. Non Edel tak pernah menyusahi bibi ko, santai saja " 

Bibi Nilam menanam semua bibit wortel di tempat yang tadi sudah Edel siapkan khusus untuk tempat menanam wortel nya. 

Usai menyelesaikan menanam wortel, bibi Nilam lanjut menanam buah bit di samping wortel. 

Beberapa menit kemudian akhirnya semua jenis sayur dan buah sudah selesai di tanam oleh kedua wanita beda usia itu. 

" Bibi kita bikin baklava yuk. Tiba - tiba aja Edel pingin banget makan kue itu " ucap Edel setelah masuk ke dalam rumah. 

" Ide bagus itu, non. Bibi juga lagi pingin makan kue itu. Kalo begitu bibi siapkan dulu bahan - bahannya " bibi Nilam pun langsung berjalan ke dapur untuk mempersiapkan semua bahan baklava. 

Sedangkan Edel lebih memilih menonton di ruang tengah sambil menghistirahat tubuhnya di sofa. 

Besok mommy Clau akan berkunjung ke rumah ini dan akan menemai Edel untuk mengecek kandungannya di rumah sakit. 

" Besok kita akan cek kondisi mu sayang. Oma akan menemani kita besok " ucap Edel sambil membelai perutnya. 

" Eh tapi mommy mau di panggil apa ya, nanti sama cucunya. Oma, nenek, grandma atau bűyűkanne " ucap Edel lagi sambil terus mengajak anaknya yang masih di dalam perut. 

Ketika Edel sedanng asik mengajak mengobrol calon anaknya. Tiba - tiba saja bel rumahnya berbunyi nyaring. 

Edel berjalan pelan menuju pintu utama untuk melihat tamu yang datang ke rumahnya. Sesampai di depan pintu, Edel pun langsung membuka pintunya. 

" Mau cari siapa ya ? " tanya Edel menggunakan bahasa Inggris. Karena ia tak bisa melihat wajah orang yang ada di depan pintu rumahnya. 

Kebetulan orang tersebut sedang membelakangi Edel. Membuat Edel tak bisa melihat wajah orang tersebut. 

" Permisi mau cari siapa ya, tuan ? " tanya Edel kembali, sebab orang tersebut tak menjawab pertanyaan. 

Pria yang ada di hadapannya pun akhirnya membalik tubuhnya menghadap Edel, sambil memasang senyum tipis pada Edel. 

Kedua mata Edel membola sempurna melihat sosok pria yang ada di depannya. Pria yang selama beberapa bulan ini ia hindari. Lebih tepatnya tak mau melihat pria tersebut lagi. 

" Assalamualaikum " ucap Pras dengan suara bergetar di tambah kedua matanya sudah mengembun melihat wanita di depannya. 

Edel tak menjawab salam yang di ucapakan oleh Pras. Ia masih terdiam mematung di tempanya. Kenapa pria itu bisa tahu tempat tinggal nya di sini ? 

" Siapa yang datang, non Edel ? " teriak bibi Nilam dari dalam rumah. 

Merasa tak ada jawaban dari Edel. Bibi Nilam berjalan cepat menuju pintu utama, ia takut anak majikannya kenapa. 

Bibi Nilam melihat sosok Pras di depan rumahnya, tersentak kaget. Kenapa pria itu bisa ada disini ? 

" Ada apa anda datang ke sini, tuan ? " tanya bibi Nilam sambil melindungi Edel di balik punggungnya. Wanita berusia empat puluh tahun lebih itu, menatap Pras tajam. 

" S-saya datang ke sini ingin bertemu dengan wanita yang ada di belakang, madam " jawab Pras dengan bahasa Inggris fasih, dengan nada suara terbata - bata. 

" Buat apa anda ingin bertemu dengan nona Edel ? " 

" Sebenarnya kedatangan saya kesini ingin meminta maaf pada nona Edel, madam. Atas kesalahan yang saya buat pada nona Edel delapan bulan yang lalu " 

" Saya juga ingin bertanggu jawab atas kesalahan yang saya buat, pada anda nona  " 

Ucap Pras penuh keyakinan dari dalam hati. Tapi sebenarnya ia belum yakin dengan semuanya. Apa ia bisa menyembuhkan penyakitnya itu ? Ia belum tahu jawabannya sampai saat ini. 

" Edel tidak butuh pertanggung jawban mu, sialan " 

Bersambung......

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status