Share

Kau Lah Takdir Ku
Kau Lah Takdir Ku
Penulis: Millea

BAB 1 Awal Mula

Adelwais Clarisa Jhonson, gadis cantik 26 tahun. merupaka anak yang terlahir dari

sendok emas. Ayah yang bernama Xander Gabriel Jhonson merupakan seorang

hakim hebat dan ternama di negaranya. Sedangkan sang ibu yang bernama Claudia

Azqila Olcay merupakan seorang diplomat.

Menjadi anak tunggal dari keluarga berada tidak membuatnya menjadi wanita manja

yang tak bisa apa - apa. Edel tumbuh menjadi wanita mandiri, pintar dan ceria.

Dua tahun yang lalu sang ayah harus meninggalkan Edel berserta sang ibu untuk

selama - lamanya. Di karena sang ayah mengalami sebuah kecelakan mobil

tunggal seusai pulang dari bekerja.

Musibah tersebut menjadi pukulan terberat untuk Edel dan ibunya. Mereka berdua

harus kehilangan pria tercintanya untuk selama - lamanya.

Sejak sang ayah meninggal dunia, Edel memutuskan untuk pindah ke negara sang

ibu bertugas. Ia ingin tinggal bersama sang ibu dan bekerja di negara tersebut.

#######

Malam ini Edel akan menghadiri acara ulang tahun salah satu teman kerjanya.

Ketika sampai di tempat acara, Edel mengerutkan kening nya.

Ia kira pesta yang akan di adakan oleh temannya itu hanya pesta biasa yang di

adakan di cafe atau restoran mewah. Ternyata pesta tersebut di adakan di sebuah

club malam.

Edel mendesah frustasi melihat tempat ini. Apa lagi ketika masuk ke dalam club ini,

dirinya langsung di sambut dengan musik kencang yang memekakan teling, belum

lagi banya pasang saling bercumbu membuat dirinya merasa risih. Memang sih ini

negara bebas tapi tidak di tempat umum juga dong, kalo melakukan hal seperti itulebih enak di dalam kamar bukan.

Edel terus mencari keberadaan teman - teman kantor yang lainnya. Ketika masuk

lebih dalam salah satu temannya melambaikan tangannya sambil memanggil

namanya.

" Edel, sini " teriak teman bernama Agnes sambil melambaikan tangannya. Ia lah

yang membuat pesta ulang tahunnya di tempat ini.

Edel berjalan di mana Agnes berada saat ini. Sesampai di dekat Agnes, Edel

menyalami Agnez lalu memberikan hadiah yang ia beli sambil mengucapakan

selamat untuk Agnes.

" Thank, Del. Udah mau dateng ke pesta aku " ucap Agnes dengan senyum manis

terukir di bibir merah menyalanya.

" Sama - sama, Nes. Kalo gitu aku bergabung sama teman - teman yang lainnya

dulu, ya "

" Oh iya, have fun ya Del " Edel pun langsung bergabung dengan teman - teman

kantornya yang hadiri di pesta ini.

Ketika Edel sedang asik mengobrol dengan para teman - temannya. Tiba - tiba saja

Agnes menyodorkan sebuah minuman pada Edel.

Agnes melihat Edel dengan enggan menerima minuman di tangannya pun langsung

menjelaskan pada Edel, kalo menimuna itu bukan alkohol.

" Tenang saja ini bukan alkohol ko, lagian aku juga tahu kalo kamu tak minum,

minuman beralkohol. Makannya aku membawakan kamu minuman ini " ucap Agnes

mencoba meyakinkan Edel kalo minuman di tangannya hanya jus buah.

Edel pun menerima minuman di tangan Agnes. Usai sang teman meyakinakan

dirinya kalo itu bukan minuman beralkohol.

Usai memberikan minuman dan meyakinkan pada Edel, Agnes pun langsung

kembali ke mejanya lagi.

Merasa haus yang luar biasa pada tenggorokan nya, Edel pun langsung meminum

habis, minuman berwarna oreng yang di berikan Agnes untuknya tanpa curiga sedikit pun.

Agnes melihat Edel menghabiskan minuman yang ia bawa untuknya tersenyum

senang, sebentar lagi rencananya akan segera berhasil.

Di dalam minuman tersebut Agnes sudah memberikan obat prangsang. Ia sengaja

memasukan obat sialan itu untuk menjebak Edel.

Supaya orang yang paling kompeten dan pekerja keras yang selalu di puji - puji

sang bos di kantor. Nama baiknya bisa hacur denga kejadian yang akan Edek lewati

malam ini.

" Selamat menikmati malam panas mu, Del. Laki - laki Bajingan mana yang akan

menikmati tubuh mu itu " gumam Agnes dengan senyum miring sambil melihat ke

arah Edel yang masih asik bercengkrama dengan temannya.

Edel yang sedang berbincang dengan teman kantor lainnya. Tiba - tiba saja dirinya

merasa ada yang aneh pada tubuhnya. Kenapa ruangan ini tiba - tiba terasa sangat

panas, padahal tadi ruangan ini cukup dingin.

Melihat Edel duduk dengan tidak nyaman sambil sesekali mengipas tubuhnya

dengan telapak tangan, membuat Agnes tersenyum senang, obat yang di dia

berikan pada minuman tadi sudah mulai bekerja.

" Kamu kenapa, del ? Ko kerengitan  seperti itu, apa kamu sakit ? " ucap Monica 

teman kerja Edel  dengan cemas,  kebetulan Monica duduk tepat di samping Edel.

Gadis itu melihat Edel dalam ke adaan tidak baik - baik saja, membuat Monica

langsung bertanya pada Adel, takut temanya itu Sakit. Apa lagi melihat tingkah Edel

seperti itu membuat dirinya merasa khawatir.

"  Aku ngga tahu, Mon. Tiba - tiba saja tubuh ku terasa panas sekali " ujur Edel

sambil mengipasi dirinya menggunakan tanganya.

Merasa tubuhnya semakin terasa panas Edel bangkit dari duduknya lalu berjalan

cepat menuju kamar mandi untuk mengurangu rasa panas di dalam tubuhnya.

Agnes melihat itu tersenyum miring akhirnya rencananya berhasil juga. Karena rasa

iri dan dengkinya pada Edel, membuat Agnes sampai berbuat seperti ini.

Anges merasa Edel merupakan saingan terberatnya di kantor. Maka dari itu ia ingin

membuat nama baik gadis baik hati dan periang itu hancur di kantornya.

******

Ketika Edel baru saja tiba di lorong club malam ini, dirinya tak sengaja menabrak

seorang pria bertubuh tinggi di depannya.

" Maaf tuan, saya tak sengaja menabrak anda " ucap Edel dengan suara terputus -

putus sambil menahan rasa panah di dalam tubuhnya.

Pria itu diam saja tanpa menjawab perkataan Edel sambil menatap Edel dengan lekat. Adel pun melihat pria di depannya diam saja membuat dirinya ingin cepat pergi dari hadapan pria tersebut.

Apa lagi melihat pria tersebut seperti orang sedang mabuk berat. Membuat dirinya

ingin cepat pergi dari sana.

Baru saja ia ingin melangkah meninggal pria tersebut, tiba - tiba saja lengan

tangannya di cekal oleh orang itu.

Pria tersebut menarik tangan Edel dengan kasar membawanya ke sebuah ruangan

yang tak jauh dari tempat mereka berdiri saat ini.

Edel yang mendapatkan hal tersebut membuat dirinya terkejut, ia mencoba menarik

tangannya dari cekalan pria tersebut.

"  Tolong lepaskan tangan mu tuan " pekik Edel berusaha melepaskan cengkeraman

tangan pria tersebut dari tangannya.

Pria tersebut tak mengindahkan pekika  Adel barusan, ia terus manarik tangan Adel

dengan kasar lalu membuka  ruangan tersebut.

Sesampainya di sebuah ruangan yang bercahaya tamaram. Edel di hempaskan

begitu saja ke atas ranjang yang ada di ruangan tersebut.

Laki - laki berparas cukup tampan dengan bentuk tubuh yang lumayan, tidak gendut

dan tidak kerempeng menatap Adel dengan nafsu. Ia sudah tidak bisa menahan

rasa gejolak di dalam dirinya lagi.

" Maafkan saya nona, tapi saya sudah tidak bisa menahannya lagi "  ucap pria

tersebut dengan bergetar lalu mencium tungku leher milik Edel.

Ini pertama kalinya ia menyentuh wanita seperti ini, sebelum nya tidak pernah sama

sekali.

Boro - boro menyentuh wanita, deket dengan wanita saja ia merasa ogah, dan lebih

memilih menghindar. Karena pria itu tak tertarik sedikit pun dengan namanya wanita.

Lebih tepatnya tak bernafsu dengan namanya wanita.

"  Tuan apa yang anda lakukan " teriak Edel setelah pria tersebut mencium tungku

lehernya dengan ganas.

Karena pengaruh obat jahat itu, membuat Edel malah menikmati sentuhan yang pria

itu lakukan pada tubuhnya.

Pria tersebut terus saja menjelajahi tubuh Edel. Karena sudah tidak bisa menahan

gairah dari tubuhnya. Pria itu membuka seluruh  pakean Edel.

Di bawah cahaya remang - remang kamar tersebut, terjadilah pergumulan panas

atara Edel dengan pria tersebut.

Karena hawa panas di dalam tubuhnya semakin menjadi membuat Edel melakukan

hal tersebut dengan pria tidak di kenalnya, tanpa sadar.

Pria tersebut terus saja mencumbu tubuh polos Edel dengan liar, mungkin karena

pengaruh alkohol plus obat perangsang membuat pria tersebut berani meniduri

seorang wanita tanpa sadar

Berulang kali Edel dan pria itu mengulangi pergumulan, karena panas di dalam

tubuh mereka belum juga berkurang. Malah semakin bernafsu saja kedua orang

tersebut. Suara desahan kembali mengisi seluruh kamar itu lagi,

#####

Pagi Hari

Edel mengerjapkan mata beberapa kali, semalam ia ikut ketiduran di dalam dekapan

pria tersebut. Karena matanya merasa sangat mengantuk akibat kelelahan. Akibat di

gempur oleh pria di samping nya itu.

Edel turun dari atas ranjang sambil menahan rasa sakit di area intim nya. Ia berjalan

tertatih - tatuh menuju kamar mandi,  usai memungut pakean miliknya yang

berserakan di lantai.

Usai membersihkan dirinya Edel kembali memakai pakean miliknya lalu keluar dari

dalam kamar mandi.

Edel yang baru saja keluar dari kamar mandi, terkejut melihat pria tersebut duduk di

pinggiran ranjangnya sambil menunduk. Dengan cepat Edel mengubah wajah

terkejut dengan raut biasa saja.

Edel melangkah kakinya mendekati ranjang untuk mengambil sling bag miliknya. Ia

ingin cepat pulang ke rumah, mengadukan semuanya pada sang mommy.

" Maaf " ucap pria tersebut dengan kepala menunduk menatap lantai. Ia tidak berani

menatap wajah wanita yang sudah ia renggut kehormatannya.

Edel hanya diam dan tidak menoleh ke arah pria yang berbicara pada dirinya. Jujur

dari dalam hatinya ia sangat membenci pria yang sudah merenggut kehormatan.

Tapi kesalahan juga ada pada dirinya. Jadi ia tidak bisa menyalahkan pria itu

seutuhnya. Andai saja semalam ia tidak datang ketemapat maksiat ini, pasti kejadian

ini tidak akan terjadi padanya.

" Aku akan bertanggung jawab atas semua perbuatan ku " ucap pria itu penuh

keyakinan sambil menatap punggung Edel, yang masih memunggungi nya.

" Tidak perlu, lupakan saja kejadian semalam. Anggap saja tidak terjadia apa - apa

antra kita berdua " pinta Edel dengan nada suara yang lembut tapi penuh

penegasan sambil mencobat menatap pria itu.

Kedua mata indah milik Adel membola sempurna melihat pria di depannya itu. Pria

yang tinggal tepat di depan rumahnya. Pria yang sering membuat konten tentang

kehidupannya di negara ini, bersama dengan kekasihnya itu.

Edel langsung membuang muka begitu saja  ke arah tembok yang ada lukisnya.

Sekuat tenaga Edel menahan air matanya yang ingin jatuh dari pelupuk matanya.

' Kenapa harus pria seperti itu, ya allah ? ' gumam Edel dari dalam hati. Hancur

sudah harga diri dan perasaannya saat ini.

Banyak jutan laki - laki di dunia ini kenapa harus pria yang seperti itu yang merebut

kehormatannya yang ia jaga  selama dua puluh enam tahun ini.

" Kalo nanti kamu hamil bagaimana ? " tanya pria itu lagi dengan menatap punggung

Edel.

" Itu biar urusan ku tuan. Saya tidak mau berurusan dengan orang seperti mu lagi.

Saya masih sayang dengan nyawa saya " ucap Adel dengan tegas.

Edel sangat tahu,  orang - orang seperti pria itu lebih bahaya dari seorang psikopat.

Lebih baik ia menghindarinya dari pada mendapat pertanggu jawaban dari pria

itu.Edel tidak mau sang mommy harus ke hilangan orang tersayang nya lagi di dunia

ini.

Adel membalik badannya dan menatap pria yang masih terduduk di pinggiran

ranjangnya sambil menatapnya denga  lekat.

" Apakah tuan seorang muslim ? " tanya Edel dengan tiba - tiba sambil menatap

lekat laki - laki berbola mata hitam legam itu.

" Iya saya seorang muslim.  Kenapa anda malah bertanya tetang agama saya ? "

" Dari pada bertanggung jawab pada saya, lebih baik anda bertobat lah, tua.  Sholat

tobat lah, renungkan setiap dosa yang sudah anda perbuat selama ini dan ingat lah

kedua orang tua anda yang harus menunggu malu atas semua perbuatan anda

selama ini " ucap Edel dengan lembut tanpa emosi sambil menatap pria itu dengan

sangat lekat.

" Mungkin orang tua anda seperti mendukung perbuat anda selama ini. Tapi asal

anda tahu tuan, pasti di hati kecilnya beliau menyimpan rasa sakit yang luar biasa

melihat putranya tidak normal seperti anda "

Pria tersebut merasa tertampar dengan tangan tak kasat mata,  mendengar semua

perkataan wanita di hadapnya. Bagaimana wanita di depannya tahu kalo dirinya

tidak normal.

" Saya bukan mau mengajari atau menggurui anda tuan. Tapi hanya mengingatkan

anda saja, tidak lebih. "

" Di tambah saya tau tentang anda dengan kekasih tidak normal anda itu, tuan.  Saya memang masih manusia berlumur dosa, tuan. tapi tak sampe seperti anda. Kalo

begitu saya permisi dulu, assalamualaikum "

Usai berbicara panjang lebar dengan pria satu malamnya. Edel langsung

meninggalkan pria itu begitu saja dan berjalan keluar dari kamar tersebut.

Sedangkan pria itu masih terdiam kaku di tempatnya, sambil terus terngiang dengan

ucapan wanita tersebut. Ia benar - benar tertampar dengan semua perkataan wanita

itu.

Pertama kalinya ia seperti ini, padahal sudah banyak teman - temannya salalu

mengingatkan dirinya, kalo di haramkan seorang laki - laki menyukai sesama jenis nya.

Bersambung........

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status