Share

BAB 8 Apakah Itu Dia ?

" Wah anak soleh mommy sudah bangun. Enak ya bobo nya semalam, ya " ucap seorang wanita berhijap baby blue pada pada bayi kecil yang berada di atas ranjang nya.

" Kita mandi yuk. Hari ini Mommy ada pekerjan penting yang tidak bisa membawa mu. Jadi Exel sama nenek sama Opa uyut dulu ya " ucap wanita tersebut sambil membawa putra kecilnya masuk ke dalam kamar mandi.

Usai memandikan dan memakaikan baju pada putra kecilnya. Wanita tersebut keluar dari kamar pribadi lalu berjalan menuju lift yang berada di rumahnya menuju lantai bawah.

" Cicit nenek udah ganteng, udah wangi ini  " ucap nenek Aciel dengan mata binar melihat  cicit pertamanya itu.

" Iya dong nenek. Aku tampan kan " ucap wanita tersebut di seperti suara anak kecil.

Nenek Aciel tersenyum manis pada wanita tersebut lalu mengambil bayi tampat dari gendongan sang mommy.

" Nanti kamu jadi meeting dengan majalah Fashion itu, Edel ? " tanya nenek Aciel pada sang cucu.

Ya. Wanita cantik yang tadi menggunakan hijab berwarna baby blue itu iyalah, Adelwais Clarisa Jhonson. Setelah ia melahirkan sang putra beberapa bulan  lalu, Edel memantapkan hati untuk  berhijab.

Sedangkan bocah kecil nan lucu tersebut merupakan putra tunggalnya yang bernama Exel Calvin Jhonson. Bocah kecil nan tampat tersebut merupakan cucu dan cicit ke sayangan seluruh anggota keluarga besarnya.

Karena Exel merupakan cucu dan cicit pertama dari keluarga Jhonson maupun keluarga Rasyid dan Olcay.

" Wah wah Cicit Opa udah ganteng. Sini Opa gendong anak soleh, anak tampan " Ucap Opa Rasyid pada cicit itu.

" Nanti dulu dong, sayang. Aku baru saja menggendong cicit tampan kita " ucap Nenek Aciel tak terima sang suami mau mengambil Exel dari gendongannya.

Aciel Olcay dan Hafis Rasyid selalu seperti ini, berebut ingin menggendong cicit tampan nya itu.

" Kamu kan udah dari tadi sayang. Sekarang gantian aku mau gendong cicit tampan ku ini " ucap Opa Rasyid yang sudah memegang tangan Exel bersiap untuk di gendong nya.

" Nati dulu, ah. Aku belum puas menggendong  cicit ku ini " ucap Nenek  Aciel sambil membalik badanya supaya Opa Rasyid tak mengganggu dirinya menggendong Exel.

Kedua lansia tersebut masih sangat sehat dan bugar di usai yang sudah memasuki pertengahan kepala enam. Pola makan mereka juga di atur dengan senagat baik. Belum lagi olahraga nya tak pernah berhenti.

Opa Rasyid serta nenek Aciel setiap dua bulan sekali pasti selalu pengecekan ke sehatan mereka berdua di rumah sakit. Mereka juga tidak lupa konsultasi tentang makan yang baik untuk mereka berdua makan, pada ahli gizi.

 Banyak orang lain  mengira kalo nenek dan kakek dari Edel itu masih kepala empat. Saking muda dan bugar fisiknya.

" Opa, nenek. Edel, titip Exel dulu ya hari ini. Boleh kan ? " ucap Edel pada Opa dan nenek nya.

" Tentu saja boleh, sayang. Kamu tenang saja nenek dan Opa mu akan menjaga anak tampan mu, dengan baik " ucap nenek Aciel sambil mengajak Exel bermain di sofa tak jauh dari Edel berdiri.

" Iya benar kata nenek. Sudah sana berangkat kasiyan tuh asisten mu sudah menunggu dari tadi " ucap Opa Rasyid sambil menunjuk asisten Edel yang berdiri di tak jauh darinya.

" Kalo begitu Edel berangkat dulu. Assalamualaikum " usai mencium punggung tangan dan berpamitan pada Opa Rasyid dan nenek Aciel. Edel langsung berjalan mendekati asisten pribadinya.

" Maaf ya nunggu lama. Ayo kita berangkat sekarang " ucap Edel  pada asisten pribadinya yang bernama Zara.

" Tak masalah kak. Baik  " jawab Zara lalu mereka berdua berjalan beriringan krluar dari dalam mansion milik opa Rasyid.

šŸ€šŸ€šŸ€

Sedangkan  di tempat yang berbeda Pras berserta Louis baru saja menyelesaikan semua pekerjaan mereka hari. Mereka berdya memutuskan untuk makan di luar kantor.

Itung - itung sekalian hiling, setelah berperang dengan pekerjaan yang rumit. Mereka juga akan mencari makanan enak khas Turki yang berada di sekitar kantor ini.

Kebetulan di sekitar kantornya ini. Begitu banyak  kedai makan Turki berjejer rapih di sekitar sini. Jadi mereka tak perlu cape - cape pergi jauh hanya untuk mencari makanan saja.

" Pras kayanya makanan di restoran itu enak deh. Kita coba makan di sana yuk " ucap Loise sambil menunjuk sebuah kedai makan yang berada di seberang jalan.

" Tau dari mana kamu kalo restoran itu enak ? "

" Ya kamu liat saja tuh, restorannya rame banget. Pasti makanannya enak - enak "

" Ya udah, ayo kita makan di restoran itu "

Kedua pria tersebut berjalan menuju restoran makan khas Turki yang berada tepat di depan gedung kantornya.

Ketika masuk ke dalam restoran tersebut mata kedua mata pria itu membulat sempuran melihat begitu banyak  pelanggan yang makan di restoran tersebut.

" Penuh banget restorannya, mau duduk di mana ini kita " ucap Louis sembali mengedarkan padangannya mencari meja yang kosong.

" Itu, di situ. Ayo kita kesana sebelum ada yang menempati " ucap Pras sambil menunjuk sebuah meja kosong yang berada di pojokan.

" Yang bener saja Pras itu meja pas banget pojokan begitu, mana samping nya jendela lagi. Nanti kita di katain yang bukan - bukan lagi " seru Louis ketika melihat meja kosong yang di tunjuk Pras barusan.

" Dari pada tak dapat meja sama sekali, mending duduk di situ saja, Lou. " ucap Pras kesal, mendengar perkataan Louis barusan.

Apa lagi pas melihat wakah geli Louis yang harus duduk berdua dengannya di meja pojolan seperti itu.

" Kamu tenang saja. Lagian kamu itu bukan tipe ku, Lou. Tipe ku wanita seperti nona Edel " Ucap Pras kecepolasan, menyebutkan nama Edel.

" Nona Edel ? Siapa dia ?" Tanya Louis dengan kepo sambil mengerutkan kenimg nya.

" Emm i-itu loh " ucap Pras gugup bercampur bingung. Cara menjelaskannya pada Louis.

" Apa nama pacar baru kamu, Pras ? " tanya Louis dengan raut wajah senang, kalo temannya itu mempunyai pacar normal.

" Bukan "

" Terus siapa kalo bukan pacar baru kamu. Ah apa jangan - jangan wanita satu malam kamu waktu itu " tebak Louis malam membuat pipi Pras memerah secara tiba - tiba saja.

Ia jadi terbayang kejadian beberapa bulan lalu. Ketika dirinya menyentuh Edel di malam pesta makan malam devisinya.

Kalo di tanya ia inget kejadian dulu. Jawabannya sedikit inget, karena di masih miliki ke sadaran waktu menodai Edel.

Hanya tak bisa menahan gejolak panas bercampur nafsu di dalam dirinya membuat dia menodai anak gadis orang.

Usai memesan dan duduk di kursi yang tadi ia tunjuk. Kini Pras maupun Louis sedang saling bercerita tentang kehidupan mereka.

Kebetulan pria asli Francis itu sudah menikah dan memiliki satu orang anak. Membuat dirinya membagi cerita tentang tumbuh kembang sang putra pada Pras.

Pras yang sejak tadi mendengarkan cerita Louis, tiba - tiba saja matanya menangkap sosok wanita yang mirip dengan  wanita yang ia kenal.

 Hanya saja wanita itu kini berbubah menjadi tertutup. Membuat paras cantiknya semakin cantik dan bercahaya.

 

Pras melihat orang tersebut sepontan  mengucap  nama yang selama  beberapa bulan ini, ia cari ā€“ cari ke keberadaannya.

" Nona Edel "

Bersambung....

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status