Share

117. Berkemas

Sorenya Mbak Nadia berpamitan pada kami. Berkali-kali ia terus menitipkan Mama pada Mas Nathan, persis seperti menitipkan anak seusia Kayla. Mbak Nadia khawatir sekali nampaknya.

"Tenang saja, Mbak. Ini bukan pertama kalinya Mama tinggal bersamaku. Bukankah sebelumnya juga Mama berbulan-bulan tinggal di sini?" Dari intonasinya, Mas Nathan juga sepertinya kesal pada kakak perempuannya.

"Tapi sekarang beda, Nath. Dulu kamu tinggal sendiri dan aku tidak khawatir karena Mama tinggal bersama putranya."

Apa maksudnya Mbak Nadia berkata seperti itu? Apa dia mengkhawatirkan Mama karena sekarang ada aku, menantu barunya? Keterlaluan!

Mas Nathan melirikku, begitupun Mama. Keduanya nampak tidak enak karena ucapan Mbak Nadia seolah-olah menyindirku. Sementara Mbak Nadia sendiri bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Dari awal aku memang dianggap tidak ada, hingga tak sekalipun dia menoleh ke arahku, apalagi menghargai perasaanku.

Mobil yang membawa Mbak Nadia dan Mas Indra ke bandara sudah hilang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status