Share

122. Tidak Seharusnya

Terlalu fokus pada Kayla hingga aku lupa pada Yesi. Padahal sejak kami masih di Bali, aku sudah penasaran dengan sosok gadis itu. Sosok yang begitu diistimewakan dan diperhatikan oleh Mbak Nadia.

Mas Nathan menyusul masuk kamar setelah beberapa saat aku sampai dan membaringkan Kayla di ranjang. Suami gantengku itu menenteng tas selempang milikku beserta tas kosmetik yang tadi tidak aku bawa di mobil lantaran kesusahan membawa Kayla.

"Mas mandi duluan, ya, Dek," ucapnya setelah meletakkan dua benda milikku di atas kasur.

"Iya, Mas," jawabku yang masih betah duduk di pinggir ranjang sambil memijit kedua bahuku dengan tangan sendiri. Membiarkan lelakiku berlalu dari hadapan.

"Atau mau bareng-bareng?" tanya Mas Nathan ketika tubuhnya hampir sampai di pintu kamar mandi. Dengan satu gerakan ia membalikkan badannya, senyum nakal beserta kerlingan mata begitu saja terbit di wajahnya.

"Masi saja duluan. Kalau kita mandi bareng, nanti lama. Bagaimana kalau Kayla terbangun?" Aku pura-pura tida
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status