Share

125. Kakak Laki-laki

Aku menunggu jawaban Mas Nathan yang seketika kaget mendengar kalau kopi itu buatanku.

"Jadi ini yang bikin kamu, Dek?" tanya Mas Nathan sambil mengacungkan cangkirnya. Lalu menyeruput sekali lagi.

"Iya. Gimana, Mas?" Aku mengulang pertanyaan.

"Beneran?"

"Ih, sudah dibilang iya juga."

"Maksud Mas, ini takarannya inisiatif kamu gitu? Soalnya rasanya pas."

"Takarannya aku tanya pada pelayanan, tapi yang bikin tanganku sendiri."

"Kalau gitu sih, semua orang juga bisa, Mbak. Jadi nggak ada yang perlu dibanggakan." Tak kuduga Yesi menyela obrolan kami.

Aku mengatur nafas, sepertinya Yesi memang tidak suka padaku. Entah apa alasannya, yang jelas dari pertama bertemu tadi, Yesi sudah menunjukkan sikap tidak sukanya.

"Meskipun resepnya sama, jika yang membuatnya tangan yang berbeda, pasti tidak akan sama persis. Begitu 'kan, Mas?" Tanpa menghiraukan ucapan Yesi, aku berbicara pada Mas Nathan.

"Ya betul sekali, tapi ini benar-benar mirip, seperti yang dibuat para pelayan." Mas Nathan kembali
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status