Hera masuk kedalam sekolahnya dan melihat keadaan sekolah lamanya itu.
Dia berkeliling dan mengingat masa-masanya saat bersekolah di sana. Saat dia tertawa bersama sahabatnya dan tiba-tiba dia juga teringat saat di mana dia di bully oleh rombongan Raisa. Sudah selesai dengan disana, Hera berpindah turun kelapangan. ketika dia memandang lapangan itu, Hera teringat akan saat dimana dia latihan bersama dengan Bara waktu itu. Secara tiba-tiba saja Hera meneteskan air matanya lalu tersenyum bahagia atas pencapaiannya karena sudah berhasil diet dan merubah dirinya seperti dia dan Bara ingin kan kemarin, agar Raisa dan teman-temannya tidak menghinanya lagi.......
Akhirnya Hera selesai mengunjungi sekolahnya dan segera menutup pagar sekolahnya. Setelah itu, dia bergegas menghampiri Pak satpam sekolah untuk mengantarkan kunci.
"Hallo Pak!" sapa Hera kepada Pak satpam yang sedang terduduk sambil menikmati secangkir kopi hangat.
"Hallo, Neng,
Hera terdiam, kini ia tak sanggup menahan air matanya lagi karena terharu melihat kejutan ini. Saat ini dia melihat Frisila dan Keysa sedang berdiri di hadapannya membawa sebuah kue ulang tahun."Kalian kenal gue?" tanyanya sambil menangis tersedu-sedu."Haha, sorry Hera! Gue sengaja waktu itu. Eh ternyata lu nya beneran nganggap serius kalau gue enggak kenal sama lu. Hehe, sorry ya, ra!" sahut Frisila mendekati Hera untuk membuatnya berhenti menangis."Hmm.""Btw, lu tambah cantik aja, Hera!" ujar Keysa yang memperhatikan tubuh Hera dari bawah sampai atas.Mendengar pujian Keysa barusan, Hera pun tersenyum sambil mengelap air matanya, "makasih, ya!" ucapnya. Bagaimana pun dia bahagia jika seseorang telah memuji hasil usahanya selama ini."Sama-sama, bahkan melebihi cantiknya gua!""Idih!" sahut Frisila."Lah, kenapa? Kan bener gue cantik.""Iya-iya, serah lu deh.""Haha, makasih pujiannya," ucap
Saat aku sedang presentasi di depan kelasku. Kulihat dia melirik ku, dan tak sengaja mataku dan matanya berpapasan. Kurasakan jantung yang berdegup, entah ini rasa suka atau apa, aku pun tak tahu.Dia datang menghampiri mejaku, "Hera." kejut Revan memukul meja Hera."Apaan sih," jantung Hera berdegup kencang, pipinya memerah. Hanya karena sebatas dikagetkan oleh Revan, siswa tampan, yang menjabat menjadi ketua di kelasnya dan sekaligus ketua osis yang di ikutinya."Haha, kaget kan lo." sahut Revan tersenyum yang membuat jantung Hera berdegup tidak karuan. Hera adalah siswi periang, dia mudah berteman dengan siapa pun. Namun terkadang, dia memiliki sikap agak dingin. Dia bertubuh gendut, mukanya berjerawat dan memiliki warna kulit sawo matang. Namun dengan banyak kekurangannya, dia memiliki kelebihan yang jarang orang dapatkan. Ya, dia pintar, semenjak dia menginjak bangku SD sampai SMA dia selalu mendapatkan juara.
..... "Kenapa diam?" sahut Pak Herman "Lah, kan, bapak tadi yang nyuruh diam!! " ujar Rozi. Rendi reflex langsung menekap mulut Rozi. Pak Herman yang melihatnya, langsung berkata, "Oo iya, bapak lupa. Makasih ya Rozi." "Mm lepasin, noh Bapak aja, terima kasih dengan gue. Yakan pak," ujar Rozi melepaskan tangan Rendi. "Rozi!!" sahut Pak Herman agak meninggikan nada suaranya. "Iya pak? Oo iya, saya lupa. Sama sama pak," ucap Rozi yang tak mengerti kode dari Pak Herman. "Rozi, push up 20 kali. Kalau sudah, kamu keluar. Hormat tiang bendera, sampai jam pulang. Mengerti!!" ujar Pak Herman yang marah. "Eh, kok gitu sih," sahut Rozi "Gitu gimana? Cepat lakukan," ujar Pak Herman menunjuk Rozi. "Iya pak." Rozi maju kedepan kelas untuk makukan hukuman. .....
"Hmm ada, mau ngapain?" sahut Frisila."Enggak ada sih.""Astaga!!" sahut Keysa sebal."Hehe, gue cuma mau ajak kalian, main kerumah gue aja. Emang enggak mau?" ujar Hera."Hmm, kalau begitu aja sih. Mau, udah lama ni, enggak main rumah lu lagi!!" sahut Frisila."Lu gimana Keysa?" tanya Hera."Gue ikut aja," sahut Keysa......Frisila dan Keysa tiba di depan rumah Hera. Tapi sebelum masuk Frisila menelpon Hera terlabih dahulu untuk memastikan dia ada di rumah atau tidak."Hallo Hera, lu di mana? Kita udah di depan rumah lu nih.""Oo udah nyampe? Bentar ya gue turun dulu."Hera keluar dari rumahnya dan membukakan pagar rumahnya. Dia melihat teman temannya sudah berada di depan rumah."Ayo m
Triiing bel tanda masuk berbunyi."Ayo ke kelas, udah masuk nih," ajak Bara."Bara, tunggu," sahut Hera memanggil, yang membuat Bara berbalik."Ada apa lagi? Udah masuk tuh, entar telat. Kalau telat otomatis enggak ikut ujian dong kita!! nah, kalau enggak ikut, kita berdua enggak bisa dapat juara dong. Gimana? Mau?" ujar Bara."Makasih ya.""Buat?""Ayo masuk entar telat, kalau telat, otomatis enggak ikut ujian dong kita!!nah, kalau enggak ikut, kita berdua enggak bisa dapat juara dong. Gimana? Mau?" ujar Hera yang mengulangi perkataan Bara tadi."Ealah, malah ngulangin," sahut Bara menepuk kepala Hera."Hehe, ayo."Mereka pun masuk ke kelas mereka, dan saatnya ujian di mulai."Oke anak anak, silahkan mulai isi jawaban kalian," ujar ibu guru."Hera semangat," ujar Bara me
"Saya hanya merasa tidak pantas. Sekian makasih sudah memilih saya." Hera pun keluar dari grup tersebut.Tidak lama kemudian ada notif pesan masuk, Hera kira dari Frisila namun ternyata itu adalah Bara."Hera.""Iya, ada apa.""Gue Bara, gue dapat nomor lo, dari grup.""Owh oke.""Iya. Btw, kok lu keluar dari grup? Emangnya kenapa? Lu beneran enggak mau ikut?""I
.....Pagi tiba, Hera yang bersemangat untuk pulang, sudah turun dari ranjang rumah sakit."Ayo bu, pulang," ujar Hera, turun dari ranjang rumah sakit."Hmm, udah merasa sehat?" sahut ibunya, memandangi Hera."Iya, Bu, nih sehat!!" sahut Hera sambil meregangkan tubuhnya."Hmm, ya udah.""Ayah mana?""Ada urusan, di kantor. Jadi, pagi pagi, udah pergi deh!!""Hmm, oke."Mereka pun pulang kerumah mereka......"Hahhh, assalmu'alaikum rumah," ujar Hera yang rindu akan rumahnya, seakan akan ia sudah berada di rumah sakit lama sekali. Padahal cuma 1 hari 1 malam ia di rawat inap di sana."Ayo, masuk!!" sahut ibunya.Mereka pun masuk kerumahnya, dan Hera langsung menuju kamarnya."Hallo kamar!! Apa kabar? Baik pastinya. Rindu aku enggak? Heheh g
....."Hera, gue udah di depan rumah lo nih," ujar Frisila yang masih berada di atas motornya menelpon Hera, agar Hera segera keluar."Oke!!"Hera pun membukakan pintu pagar rumahnya, agar Frisila masuk."Ayo masuk!! Btw, Keysa mana? Tumben enggak ikut!!""Masih capek katanya.""Owh oke, ayo masuk."Mereka pun duduk di kursi ruang tamu Hera."Btw, Ibu lu, mana Ra!!""Ke kantor, ayah gue juga. Sekarnag gue sendiri, serly di rumah nenek, dia betah banget di sana.""Hmm, ya udah sih!!""Di rumah mulu!! Ayo ke kafe, gue yang teraktir deh," ujar Frisila mengajak Hera, agar tidak di rumah terus."Hmm, gue hari ini, lagi enggak mood buat dengar hinaan orang, Frisila.""Mana ada yang mau hina, cewek secantik lo!!"