.....
Pagi tiba, Hera yang bersemangat untuk pulang, sudah turun dari ranjang rumah sakit.
"Ayo bu, pulang," ujar Hera, turun dari ranjang rumah sakit.
"Hmm, udah merasa sehat?" sahut ibunya, memandangi Hera.
"Iya, Bu, nih sehat!!" sahut Hera sambil meregangkan tubuhnya.
"Hmm, ya udah."
"Ayah mana?"
"Ada urusan, di kantor. Jadi, pagi pagi, udah pergi deh!!"
"Hmm, oke."
Mereka pun pulang kerumah mereka.
.....
"Hahhh, assalmu'alaikum rumah," ujar Hera yang rindu akan rumahnya, seakan akan ia sudah berada di rumah sakit lama sekali. Padahal cuma 1 hari 1 malam ia di rawat inap di sana.
"Ayo, masuk!!" sahut ibunya.
Mereka pun masuk kerumahnya, dan Hera langsung menuju kamarnya.
"Hallo kamar!! Apa kabar? Baik pastinya. Rindu aku enggak? Heheh gila ya aku?" ujar Hera berbicara sendiri.
"Amit amit, gue waras," ujar Hera menggeleng kepalanya dan langsung merebahkan dirinya ke kasur empuknya.
.....
Keesokan Harinya.
Tok, tok, tok, terdengar seseorang mengetuk pintu kamar Hera.
"Ibu masuk ya!!!" ucap ibunya dari luar pintu kamar Hera.
"Iya, masuk aja, bu!!" jawab Hera.
Ibunya pun masuk kedalam kamar Hera, "kamu hari ini, enggak usah, masuk sekolah dulu ya," ucap ibunya.
"Tapi bu!!"
"Enggak ada tapi tapi, kondisi mu belum begitu baik. Besok aja, kalau dirimu sudah benar benar membaik," ujar ibunya sambil mengelus rambut Hera.
"Hmm, iya deh!!"
"Bagus, udah, istirahat lagi sana."
"Hmm, iya Bu."
Ibunya keluar dari kamar Hera.
Hera langsung mengambil hpnya di meja, dan langsung memainkannya. Tiba tiba ada notif pesan masuk di Hpnya. Yang ternyata, adalah notif pesan dari Frisila.
"Hallo Hera!!!"
"Gimana kabarnya? Udah sehatan?"
"Kalau sudah, bagus deh. Ini, gue udah nyampe tadi pagi, maaf gue enggak sempat ngabarin, pas gue berangkat. Sekarang gue lagi di tenda, kalau Keysa lagi di lapangan, lihat lomba Tata boga. Gue sebenernya pengen kesana juga, tapi gue mager, haha."
"Cepat Sembuh Hera, jangan banyak pikiran. Stay Healty, muahh."
"Haha, lu mah mageran."
"Iya, iya. Makasih Frisila titip salam dengan Keysa ya!!"
Hera membalas pesan Frisila, namun Frisila sudah tidak aktif. Hera langsung mematikan hpnya, lalu berbaring di kasurnya, dan lanjut memejamkan matanya, karena masih merasa sedikit lemah.
....
"Assalamu'alaikum Ibu, Ayah. Aku berangkat dulu ya," ucap Hera yang menyalimi tangan kedua orang tuanya karena akan berangkat ke sekolah.
"Iya, hati hati, ya nak," sahut ibunya.
"Hari ini, biar ayah yang antar kamu ke sekolah," ujar ayahnya Hera.
"Hmm, oke Ayah."
Mereka pun berangkat menuju sekolah.
....
Mereka tiba di depan gerbang sekolah.
"Bye, Ayah," ucap Hera keluar dari mobil dan langsung melambaikan tangannya kepada ayahnya yang masih berada di dalam mobil.
"Iya, kamu, belajar yang giat ya."
"Iya, Ayah."
Ayah Hera pun pergi dari gerbang sekolah Hera.
"Ehemm, Anak Ayah baru di anterin nih. Kenapa? Takut ban tukang ojek meledak lagi ya? hahaha," ujar Raisa tetawa bersama rombongannya. Mereka datang ke gerbang, karena melihat Hera di sana.
Namun Hera tak membalas, dan hanya melewatinya saja.
"Aduh, enggak ada, sopan sopannya ya!! Orang ajak bicara, malah pergi gitu aja," ujar Raisa menyindir Hera yang pergi melewatinya.
Hera berhenti, lalu berbalik badan menghadap Rombongan Raisa, "Sebenarnya yang enggak sopan itu, kamu atau aku sih?"
"Lah, pake nanya lagi. Lah jelas elu lah!!" sahut Raisa menunjuk Hera.
"Hah, apa sih, mau lu. Dari kemarin hina gue mulu. Lu, kira dengan fisik cantik, bisa gitu, ngehina, nge body shaming orang terus, hah!!"
"Yah, lu sendiri akuin gue cantik. Terserah gue lah. Selagi gue mau kenapa tidak? Hahaha,"
Bara yang tak sengaja melihat hal itu, langsung menghampiri mereka.
"Ada ap ini? Jangan bertengkar di sekolah, nanti, kalian di panggil guru," ujar Bara yang mencoba melerai adu mulut mereka.
"Percuma cantik, kalau enggak punya Attitude!!" ujar Hera menjawab Ucapan Raisa tadi, lalu pergi meninggalkan Bara dengan rombongan Raisa.
Bara yang melihat Hera pergi pun hanya memandangi rombongan Raisa, lalu pergi menyusul Hera.
"Hera, ra, tungguin gue," ujar Bara berhenti di depan Hera.
"Ada, apa?"
"Lu tadi, di apain sama mereka? Jawab Hera," tanya Bara yang ingin tahu.
"Biasalah."
"Biasa apa an?"
"Ya, biasalah."
"Lu di ejek lagi? Parah sih mereka, bener kata lu tadi Ra, percuma cantik, kalau enggak punya attitude."
"Iya. Btw, gimana kemahnya? Asik enggak?" tanya Hera untuk mengalihkan pembicaraan.
"Ya, seru sih. Tapi, gitu gitu aja."
"Kok, gitu sih?"
"Entah lah. Oo iya, kemarin pas mau berangkat, Keysa bagi tau, kalau lu sakit!! Apa bener? Sakit apa? Sampe masuk ke ICU!!" sahut Bara, menanyai Hera.
"Gue baik baik aja kok."
"Baik baik apanya, sampe masuk icu itu, udah enggak baik, Hera!!"
"Hmm."
"Apa?"
"Lu khwatir?"
"Iya, gue khwatir!!"
"Makasih dah khawatir, gue enggak kenapa kenapa kok," sahut Hera tersenyum kepada Bara.
"Enggak perlu terima kasih," ujar Bara, memegang kepala Hera.
"Kenapa? Enggak apa apa kali."
"Hmm, ya udah. Ayo ke kelas," ajak Bara.
Mereka pun pergi ke kelas, saat perjalanan menuju kelas, mereka di lihat oleh rombongan Raisa. Namun mereka tak acuh, mereka berdua langsung saja masuk ke dalam kelas mereka.
....
Trriingg
"Oke anak anak, silahkan istirahat!!" ujar Ibu guru yang langsung keluar dari kelas.
"Hera, Ra!!" panggil monica kepada Hera yang akan pergi keluar menemui sahabatnya.
"Iya, ada apa?" jawab Hera memandangi Monica dan rombongannya di meja paling belakang.
"Sini dulu, gue ada cerita bagus nih!!"
"Apa an?"
"Lu tau enggak?"
"Enggak."
"Astaga, gue belum selesai ngomong markonah."
"Hehe, sorry, ada apa?"
"Oke oke, lu tau nggak, sahabat lu, Frisila, jadian sama Revan!!"
Seketika, jantung Hera berdegup. Apakah ini cemburu atau apa, Hera merasa ingin marah kepada Frisila, tapi mengapa? "ha, beneran? Oo biar lah," sahut Hera, supaya tidak memperpanjang bicara mereka.
"Kenapa ini? Kenapa, gue cemburu? Sadar Hera sadar, lu itu jelek, sedangkan Frisila itu, cantik. Jadi cocok cocok aja sama Revan," batin Hera.
"Gitu aja respon lu? Astaga!!" ujar Monica.
"Lah, kalau emang mereka pacaran, gue harus apa?"
"Hmm, enggak asik lu Ra!!"
"Hehe, udah kan? Ya udah gue keluar dulu, bye," sahut Hera yang langsung keluar dari kelasnya.
"Hmm, oke!!" sahut Monica.
Hera pun keluar kelasnya menuju kelas Frisila.
"Frisila," panggil Hera yang sudah berada di depan kelas 12A.
"Iya, Hera, ada apa?"
"Enggak, manggil doang!! Keysa dimana? Gue enggak ada lihat batang hidungnya dari tadi," ujar Hera mencari cari Keysa.
"Oo, Keysa hari ini, enggak sekolah Ra. Katanya dia izin, badanya masih pegal pegal, gara gara ikut acara pramuka. Kenapa enggak pegal, sejak datang di sana, dia berkeliaran mulu. Hobi banget, dia jalan," sahut Frisila menjelaskan kepada Hera.
"Haha, oke deh. Sebenarnya, ada yang ingin gue tanya kan."
"Apa?"
"Nanti aja, pas pulang sekolah. Lu ada waktu kan? Kerumah gua ya nanti sore, atau kita ke kafe aja? Enggak usah deh gue enggak pede. Ya udah, sekarang gue mau ke kelas dulu, bye."
"Hmm, oke. Btw, cepat banget, ke kelasnya."
"Hehe, gue belum begitu semangat buat kesana kemari."
"Oo, iya. Lu kan baru sembuh!! Ya udah balik sana."
"Bye," ucap Hera.
"Bye."
....."Hera, gue udah di depan rumah lo nih," ujar Frisila yang masih berada di atas motornya menelpon Hera, agar Hera segera keluar."Oke!!"Hera pun membukakan pintu pagar rumahnya, agar Frisila masuk."Ayo masuk!! Btw, Keysa mana? Tumben enggak ikut!!""Masih capek katanya.""Owh oke, ayo masuk."Mereka pun duduk di kursi ruang tamu Hera."Btw, Ibu lu, mana Ra!!""Ke kantor, ayah gue juga. Sekarnag gue sendiri, serly di rumah nenek, dia betah banget di sana.""Hmm, ya udah sih!!""Di rumah mulu!! Ayo ke kafe, gue yang teraktir deh," ujar Frisila mengajak Hera, agar tidak di rumah terus."Hmm, gue hari ini, lagi enggak mood buat dengar hinaan orang, Frisila.""Mana ada yang mau hina, cewek secantik lo!!"
"Hera!!" ucap Frisila dari kejauhan yang melihat Hera terduduk dan berhadapan dengan gengnya Raisa. Frisila bergegas berlari menuju Hera, untuk membantunya."Eh, elu enggak apa apa kan?""Iya, Sila gue enggak apa kok!" sahut Hera lalu berdiri di bantu oleh Frisila."Lu di apain sama mereka? Jujur Ra!!""Enggak ada! Udah, ayo ke kelas!!""Lu pada kenapa sih ha? Jahat banget sama Hera!! Hera punya salah apa sama kalian? Enggak ada kan," ujar Frisila menatap Raisa dan rombongonnya.Seketika murid ramai ramai menghampiri mereka, untuk melihat kejadian apa yang terjadi."Lu tanya dia punya salah apa? Hah, banyak banget salah dia," sahut Raisa membalas tatapan Frisila."Hey, ada apa ini!! Bubar kalian, entar di lihatin guru gimana? Ujar Bara mencoba membubarkan mereka."Iya, kalian bubar!! Ada apa sih, ini masalah mereka kalian
"Assalamualaikum," salam Hera saat dia sudah sampai dirumahnya."Wa'alaikum salam," jawab Ibunya."Ayah masih di kantor Bu?""Iya, entar sore pulang kok!""Ibu sendiri?""Ibu, ambil cuti dulu!!""Owh oke," sahut Hera yang tersenyum berusaha menutupi rasa sedih setelah kejadian di sekolah tadi, agar ibunya tidak tahu."Iya, cepat ganti baju, terus makan. Ibu sudah siapin makanan kesukaanmu tuh, di meja makan," ujar ibunya."Iya bu, aku ke kamar dulu ya.""Iya," angguk ibunya.Herapun pergi kekamarnya untuk beristirahat sejenak dan mengganti seragam sekolahnya.Tok tok tok, terdengar suara seseorang mengetuk pintu kamar Hera."Ibu ya? Bentar lagi Bu, aku istirahat bentar.""Hmm, ya udah. Ibu boleh masuk nggak?""Boleh dong bu!! Masuk aja, enggak ke kunci kok.""Oke ibu masuk ya," sahut ibunya dari luar kamar dan langsung membuka pintu kamar Hera.
"Hera, ayo naik. Nih helmnya," ujar Bara yang memberikan sebuah helm cadangan yang di bawanya."Beneran nih?""Iya, buruan ayok."Hera pun naik ke motor Bara namun agak susah karena motor Bara yang agak tinggi, dan karena badanya yang berat."Bisa?""Iya, bisa! Oke udah nih," sahut Hera yang sudah berhasil duduk di motor Bara."Oke!"......"Makasih, Bara," ucap Hera saat mereka sudah tiba di rumahnya."Iya, ra. Sama sama," balas Bara."Nih, helmnya.""Okeh. Lihat, enggak meledakkan? Apa kata gue, sotoy aja lu," ujar Bara yang mengambil helmnya dan memarahi Hera."Kan, cuma opini. Apa salahnya sih, Berhati-hatikan perlu.""Iya, iya Hera.""Hmm, mau masuk dulu enggak? Ayo masuk dulu, singgah rumah gue.""Enggak dulu deh, ra
.....Hera menuruni tangga dengan pelan, agar ibunya yang sedang duduk di kursi sofa tidak mendengarnya. Jadi dia bisa langsung keluar, untuk melihat apakah Bara sudah berada di depan atau belum. Karena jika sudah, Hera dapat mengabari Bara, untuk jauh dari perumahannya dulu.Sebelumnya, Hera sudah berusaha mengechet dan menelpon Bara terlabih, untuk menayakan dimana posisi Bara sekarang. Namun, Bara tidak membalas atau pun mengangkat telpon dari Hera.Tringgg.. Hp Hera berdering."Aduh, ngapain bunyi sih?!"Mendengar ada suara, ibunya langsung beralih pandangan ke arah kebelakang, "eh, Hera," ujar ibunya."I.. iya.. Bu," sahut Hera terbata bata."Udah mau pergi?""Iya, Bu.""Oo, ya udah hati hati.""Iya, Bu...""Iya, iya. Cepatan tuh, dia udah nungguin dari tadi loh. Lama banget geraknya," ucap ibunya yang tersenyum tipis kepada Hera."Ha?" Hera membelalak kaget. "S
Bara beralih tempat duduk ke samping Hera, "udah diam, gue juga bercanda," ucapnya."Tapi, lu enggak marah lagi kan?""Marah sih!""Tuh kan.""Haha, enggak kok." Bara mengelus elus rambut Hera.Merasakan rambutnya baru saja di sentuh Bara, Hera seketika berhenti menangis dan agak menjauh dari Bara.Melihat hal itu Bara menatap heran Hera, "ada apa?" tanyanya."Enggak ada," jawab Hera menggelengkan kepalanya."Terus, kenapa kesana?""Lu enggak malu, dekat dekat perempuan gedut dan jelek seperti gue, di depan orang ramai seperti ini?" tanya Hera."Buat apa malu, lu kan sahabat gue.""Iya, tapi kan!""Hm, ya udah. Mungkin lu aja yang malu punya sahabat kayak gue." ujar Bara lalu berpindah tempat lagi ke tempat duduknya awal."Enggak kok!!" jawab Hera sambil melihat Bara yang berpindah tempat."Hmm, jadi?""Mana mungkin gue malu punya s
Setelah selesai membersihkan diri, Hera segera berbaring di kasurnya. Untuk mengistirahatkan dirinya. Hera memejamkan matanya sebentar. Tiba-tiba pintu kamarnya di ketuk."Hera, ayo keluar sebentar," ajak ibunya yang berada di luar kamar."Iya, bentar Bu!""Oke, Ibu tunggu di ruang keluarga ya.""Oke!" sahut Hera.Hera segera bergegas keluar kamar, menuju ruang keluarganya.Saat tiba, Hera sudah melihat Ayah dan ibunya terduduk di kursi, "ada apa?" tanyanya sambil duduk di kursinya."Hera! Kita akan pindah ke Malaysia," ujar Ayahnya."Hah? Kenapa?" tanya Hera kaget dengan perkataan ayahnya itu."Ayah dan Ibu ada urusan kerja di sana, selama 3 tahun. Ini penting untuk kelancaran perusahaan Ayah," jawab ayahnya."Jadi, sekolah, ku?""Ayah, ka
Di Sekolah baru, Hera melewati hari harinya dengan senyum. Sebenarnya di sana, dia pun mendapat sedikit body shaming dari beberapa siswi di sekolahnya. Namun, dia tak menganggap itu penting dan hanya melewatinya saja.Sekarang, mereka sudah memiliki tempat tinggal baru. Ayah dan ibunya sibuk dengan urusan mereka. Begitu juga Hera sibuk dengan urusannya sendiri dan menjaga Serly ketika ibunya masih sibuk bekerja. Walau begitu, mereka selalu tak lupa untuk bekumpul bersama.Setiap harinya, di waktu kosong, Hera selalu menyempatkan dirinya untuk terus berolahraga dan mempercantik dirinya dengan mencoba berbagai perawatan di sana........2 tahun kemudian.Kini penampilan Hera sudah berubah hampir 99% dari Hera yang dahulu. Sekarang dia sudah memiliki tubuh yang langsing hasil olahraganya selama ini dan memiliki kulit yang cerah, muka yang mulus karena hasil perawatan yang di jalaninya dan karena rutin memakai skincare yang sama dengan yang
Hera terdiam, kini ia tak sanggup menahan air matanya lagi karena terharu melihat kejutan ini. Saat ini dia melihat Frisila dan Keysa sedang berdiri di hadapannya membawa sebuah kue ulang tahun."Kalian kenal gue?" tanyanya sambil menangis tersedu-sedu."Haha, sorry Hera! Gue sengaja waktu itu. Eh ternyata lu nya beneran nganggap serius kalau gue enggak kenal sama lu. Hehe, sorry ya, ra!" sahut Frisila mendekati Hera untuk membuatnya berhenti menangis."Hmm.""Btw, lu tambah cantik aja, Hera!" ujar Keysa yang memperhatikan tubuh Hera dari bawah sampai atas.Mendengar pujian Keysa barusan, Hera pun tersenyum sambil mengelap air matanya, "makasih, ya!" ucapnya. Bagaimana pun dia bahagia jika seseorang telah memuji hasil usahanya selama ini."Sama-sama, bahkan melebihi cantiknya gua!""Idih!" sahut Frisila."Lah, kenapa? Kan bener gue cantik.""Iya-iya, serah lu deh.""Haha, makasih pujiannya," ucap
Hera masuk kedalam sekolahnya dan melihat keadaan sekolah lamanya itu.Dia berkeliling dan mengingat masa-masanya saat bersekolah di sana. Saat dia tertawa bersama sahabatnya dan tiba-tiba dia juga teringat saat di mana dia di bully oleh rombongan Raisa. Sudah selesai dengan disana, Hera berpindah turun kelapangan. ketika dia memandang lapangan itu, Hera teringat akan saat dimana dia latihan bersama dengan Bara waktu itu. Secara tiba-tiba saja Hera meneteskan air matanya lalu tersenyum bahagia atas pencapaiannya karena sudah berhasil diet dan merubah dirinya seperti dia dan Bara ingin kan kemarin, agar Raisa dan teman-temannya tidak menghinanya lagi.......Akhirnya Hera selesai mengunjungi sekolahnya dan segera menutup pagar sekolahnya. Setelah itu, dia bergegas menghampiri Pak satpam sekolah untuk mengantarkan kunci."Hallo Pak!" sapa Hera kepada Pak satpam yang sedang terduduk sambil menikmati secangkir kopi hangat."Hallo, Neng,
Di Sekolah baru, Hera melewati hari harinya dengan senyum. Sebenarnya di sana, dia pun mendapat sedikit body shaming dari beberapa siswi di sekolahnya. Namun, dia tak menganggap itu penting dan hanya melewatinya saja.Sekarang, mereka sudah memiliki tempat tinggal baru. Ayah dan ibunya sibuk dengan urusan mereka. Begitu juga Hera sibuk dengan urusannya sendiri dan menjaga Serly ketika ibunya masih sibuk bekerja. Walau begitu, mereka selalu tak lupa untuk bekumpul bersama.Setiap harinya, di waktu kosong, Hera selalu menyempatkan dirinya untuk terus berolahraga dan mempercantik dirinya dengan mencoba berbagai perawatan di sana........2 tahun kemudian.Kini penampilan Hera sudah berubah hampir 99% dari Hera yang dahulu. Sekarang dia sudah memiliki tubuh yang langsing hasil olahraganya selama ini dan memiliki kulit yang cerah, muka yang mulus karena hasil perawatan yang di jalaninya dan karena rutin memakai skincare yang sama dengan yang
Setelah selesai membersihkan diri, Hera segera berbaring di kasurnya. Untuk mengistirahatkan dirinya. Hera memejamkan matanya sebentar. Tiba-tiba pintu kamarnya di ketuk."Hera, ayo keluar sebentar," ajak ibunya yang berada di luar kamar."Iya, bentar Bu!""Oke, Ibu tunggu di ruang keluarga ya.""Oke!" sahut Hera.Hera segera bergegas keluar kamar, menuju ruang keluarganya.Saat tiba, Hera sudah melihat Ayah dan ibunya terduduk di kursi, "ada apa?" tanyanya sambil duduk di kursinya."Hera! Kita akan pindah ke Malaysia," ujar Ayahnya."Hah? Kenapa?" tanya Hera kaget dengan perkataan ayahnya itu."Ayah dan Ibu ada urusan kerja di sana, selama 3 tahun. Ini penting untuk kelancaran perusahaan Ayah," jawab ayahnya."Jadi, sekolah, ku?""Ayah, ka
Bara beralih tempat duduk ke samping Hera, "udah diam, gue juga bercanda," ucapnya."Tapi, lu enggak marah lagi kan?""Marah sih!""Tuh kan.""Haha, enggak kok." Bara mengelus elus rambut Hera.Merasakan rambutnya baru saja di sentuh Bara, Hera seketika berhenti menangis dan agak menjauh dari Bara.Melihat hal itu Bara menatap heran Hera, "ada apa?" tanyanya."Enggak ada," jawab Hera menggelengkan kepalanya."Terus, kenapa kesana?""Lu enggak malu, dekat dekat perempuan gedut dan jelek seperti gue, di depan orang ramai seperti ini?" tanya Hera."Buat apa malu, lu kan sahabat gue.""Iya, tapi kan!""Hm, ya udah. Mungkin lu aja yang malu punya sahabat kayak gue." ujar Bara lalu berpindah tempat lagi ke tempat duduknya awal."Enggak kok!!" jawab Hera sambil melihat Bara yang berpindah tempat."Hmm, jadi?""Mana mungkin gue malu punya s
.....Hera menuruni tangga dengan pelan, agar ibunya yang sedang duduk di kursi sofa tidak mendengarnya. Jadi dia bisa langsung keluar, untuk melihat apakah Bara sudah berada di depan atau belum. Karena jika sudah, Hera dapat mengabari Bara, untuk jauh dari perumahannya dulu.Sebelumnya, Hera sudah berusaha mengechet dan menelpon Bara terlabih, untuk menayakan dimana posisi Bara sekarang. Namun, Bara tidak membalas atau pun mengangkat telpon dari Hera.Tringgg.. Hp Hera berdering."Aduh, ngapain bunyi sih?!"Mendengar ada suara, ibunya langsung beralih pandangan ke arah kebelakang, "eh, Hera," ujar ibunya."I.. iya.. Bu," sahut Hera terbata bata."Udah mau pergi?""Iya, Bu.""Oo, ya udah hati hati.""Iya, Bu...""Iya, iya. Cepatan tuh, dia udah nungguin dari tadi loh. Lama banget geraknya," ucap ibunya yang tersenyum tipis kepada Hera."Ha?" Hera membelalak kaget. "S
"Hera, ayo naik. Nih helmnya," ujar Bara yang memberikan sebuah helm cadangan yang di bawanya."Beneran nih?""Iya, buruan ayok."Hera pun naik ke motor Bara namun agak susah karena motor Bara yang agak tinggi, dan karena badanya yang berat."Bisa?""Iya, bisa! Oke udah nih," sahut Hera yang sudah berhasil duduk di motor Bara."Oke!"......"Makasih, Bara," ucap Hera saat mereka sudah tiba di rumahnya."Iya, ra. Sama sama," balas Bara."Nih, helmnya.""Okeh. Lihat, enggak meledakkan? Apa kata gue, sotoy aja lu," ujar Bara yang mengambil helmnya dan memarahi Hera."Kan, cuma opini. Apa salahnya sih, Berhati-hatikan perlu.""Iya, iya Hera.""Hmm, mau masuk dulu enggak? Ayo masuk dulu, singgah rumah gue.""Enggak dulu deh, ra
"Assalamualaikum," salam Hera saat dia sudah sampai dirumahnya."Wa'alaikum salam," jawab Ibunya."Ayah masih di kantor Bu?""Iya, entar sore pulang kok!""Ibu sendiri?""Ibu, ambil cuti dulu!!""Owh oke," sahut Hera yang tersenyum berusaha menutupi rasa sedih setelah kejadian di sekolah tadi, agar ibunya tidak tahu."Iya, cepat ganti baju, terus makan. Ibu sudah siapin makanan kesukaanmu tuh, di meja makan," ujar ibunya."Iya bu, aku ke kamar dulu ya.""Iya," angguk ibunya.Herapun pergi kekamarnya untuk beristirahat sejenak dan mengganti seragam sekolahnya.Tok tok tok, terdengar suara seseorang mengetuk pintu kamar Hera."Ibu ya? Bentar lagi Bu, aku istirahat bentar.""Hmm, ya udah. Ibu boleh masuk nggak?""Boleh dong bu!! Masuk aja, enggak ke kunci kok.""Oke ibu masuk ya," sahut ibunya dari luar kamar dan langsung membuka pintu kamar Hera.
"Hera!!" ucap Frisila dari kejauhan yang melihat Hera terduduk dan berhadapan dengan gengnya Raisa. Frisila bergegas berlari menuju Hera, untuk membantunya."Eh, elu enggak apa apa kan?""Iya, Sila gue enggak apa kok!" sahut Hera lalu berdiri di bantu oleh Frisila."Lu di apain sama mereka? Jujur Ra!!""Enggak ada! Udah, ayo ke kelas!!""Lu pada kenapa sih ha? Jahat banget sama Hera!! Hera punya salah apa sama kalian? Enggak ada kan," ujar Frisila menatap Raisa dan rombongonnya.Seketika murid ramai ramai menghampiri mereka, untuk melihat kejadian apa yang terjadi."Lu tanya dia punya salah apa? Hah, banyak banget salah dia," sahut Raisa membalas tatapan Frisila."Hey, ada apa ini!! Bubar kalian, entar di lihatin guru gimana? Ujar Bara mencoba membubarkan mereka."Iya, kalian bubar!! Ada apa sih, ini masalah mereka kalian