Share

Bab 5

Penulis: Phupy
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-04 09:58:50

 

"Saya hanya merasa tidak pantas. Sekian makasih sudah memilih saya." Hera pun keluar dari grup tersebut.

Tidak lama kemudian ada notif pesan masuk, Hera kira dari Frisila namun ternyata itu adalah Bara.

"Hera."

"Iya, ada apa."

"Gue Bara, gue dapat nomor lo, dari grup."

"Owh oke."

"Iya. Btw, kok lu keluar dari grup? Emangnya kenapa? Lu beneran enggak mau ikut?"

"Iya, gue enggak mau."

"Kenapa?"

"Ada alasannya tersendiri Bara, lu nanti juga tau!"

"Hmm, lu takut di ejek ejek, ya?"

"Hmm, iya."

"Astaga Ra, tenang, ada gue yang jagain lu. Enggak bakal deh, lu di ejek ejek sama mereka."

"Hmm, emang lu siapa gue? yang mau jagain gue," ujar Hera memastikan.

"Gue kan, temen lu. Astaga selama ini lu enggak anggap gue teman lu?"

Ternyata benar, Bara tidak menyukainya dan Bara hanya mengangapnya sebagai teman.

"Haha, anggep kok. Makasih ya udah mau jadi temen gue."

"Hahaha, jangan terima kasih dong. Gue jadi terharu."

"Kok terharu sih?"

"Ya, terharu aja gitu."

"Hmm, ada ada aja, lu"

Chet mereka pun tak berhenti hanya sampai di situ. Mereka masih lanjut ber chetan sampai Hera melepaskan hpnya karena masih lemas dan tertidur. Ya semalaman kemarin dia hanya tidur sekitar 2/3 jam, mangkanya dia terlihat lesu saat kesekolah, karena kurang stamina, dia banyak pikiran dan juga memiliki mood yang buruk karena habis di tipu.

.....

"Sira!!, kamu tidur ya? Bangun, udah sore," ujar ibunya mengetuk pintu.

Hera yang mendengarnya pun terbangun, "hmm, iya bu."

"Kamu kenapa? Kamu sakit?" ujar Ibunya yang masuk untuk mengecek Hera.

"Enggak kok bu," sahut Hera lemas.

Ibunya mengecek dahi dan tubuh Hera, yang terasa panas.

"Enggak dari mana ini, badan mu panas banget. Ayo kerumah sakit," ujar ibunya yang khawatir.

"Enggak usah bu, panas dikit doang kok."

"Ayo, periksa aja."

"Enggak usah bu."

"Hmm, kamu yakin? Ya udah kalau gitu, Ibu ambil obat buat kamu dulu ya!!" sahut ibunya lalu pergi keluar.

Selagi menunggu ibunya datang, Hera mengecek hpnya untuk melihat jam berapa sekarang? ternyata jam sudah menunjukan pukul 16:46

"Astaga, lama banget gue tidur," ujar Hera berusaha bangkit dari tempat tidurnya karena perutnya yang sudah berbunyi karena lapar.

"Dasar lu, lapar mulu yang di pikirin, gimana gue bisa kurus!!" Hera menepuk perutnya.

"Tapikan, gue emang belum ada makan, ya udah ayo kita kedapur," ujar Hera yang berbicara dengan perutnya yang lapar.

Hera pun pergi kedapur untuk makan, namun saat belum tiba di dapur Hera tiba tiba merasa pusing, dan terjatuh pingsan.

"Astaga, Hera bangun!! Yah, Ayahh," ujar ibunya yang melihat Hera sudah tergeletak di lantai.

"Iya, ada apa?" sahut ayahnya yang panik.

"Hera pingsan Ayah. Ayo, bawa Hera kerumah sakit," ujar ibunya yang panik.

"Ayo, kamu siapin mobil, biar ayah yang bawa dia!!"

"Oke," sahut Ibunya, yang segera berlari untuk mencari kunci mobilnya.

"Ayo yah, sini biar ibu bantu."

"Ayah bisa!!"

"Astaga Hera. Bangun nak," ujar Ibunya yang menangis melihat Hera pingsan di pangkuannya.

....

Mereka pun sampai di rumah sakit dan Hera langsung di masukkan ke ruangan ICU.

"Hallo, tante. Hera keaadannya gimana? Udah siuman?" ujar Frisila yang baru datang bersama Keysa setelah ibunya Hera menghubungi dia.

"Belum tau nih, dokternya belum keluar," sahut ibunya Hera gelisah.

"Semoga Hera baik baik aja ya tante. Tante yang sabar, ya, " ujar Frisila. Menenangkan ibunya Hera yang sedari tadi mondar mandir gelisah.

Tidak lama kemudian, dokter keluar dari ruangan Hera.

"Hallo dokter, gimana keadaan anak saya?" tanya ibunya Hera meghampiri dokter.

"Anak ibu, hanya banyak pikiran, yang membuatnya sakit. Saya sarankan, agar ibu lebih dekat dengan anaknya, agar dia bisa berbagi keluh kesahnya bersama Ibu," ujar dokter.

"Baik, makasih ya dok," ucap ibunya Hera.

"Sama sama, kalau begitu saya permisi dulu ya."

"Iya dok, silahkan," sahut Keysa.

Mereka pun masuk kedalam ruangan Hera.

"Nak, kamu mikirin apa sih hah, selama ini? Maafin ibu nak, enggak bisa selalu bersama kamu, untuk dengar keluh kesah kamu," ujar ibunya yang menangis sambil mengelus rambut Hera, dia menyesal karena tidak bisa selalu bersama dan dia tidak tahu apa yang selama ini Hera pikirkan sampai sampai di bisa drop seperti ini.

"Anu, tante. Sebenarnya, hera selama ini jadi korban body shaming, oleh orang orang sekolah, gara gara fisiknya tante," ujar Frisila.

"Hah, beneran kamu?"

"Iya, beneran tante. Tapi walau pun dia ejek di hina hina, dia diam aja tente, enggak melawan. Kalau aku sih, ku lawan aja tuh. Apa lagi Rombongan Raisa itu, kesel gue lihatnya," sahut Keysa kesal.

"Aastagfirullah, anak ku, kasian banget nasib mu nak. Pantesan akhir akhir ini, sikapnya agak aneh!!"

"Bukan cuma itu tante, kemarin dia juga sempat beli skincare namun dia di tipu tan ... " ujar Keysa terpotong.

"Keysa diam, kan Hera enggak mau ibunya tau!!" guman Frisila lalu, mencubit Keysa.

"Ups sorry," sahut Keysa menutup mulutnya.

"Enggak apa apa kok, makasih ya sudah bagi tahu tante dan makasih juga sudah mau jadi teman Hera selama ini," ujar ibunya Hera menatap Frisila dan Keysa.

"Iya tante, sama sama," sahut Frisila dan di lanjutkan dengan Keysa.

.....

Hera akhirnya tersadar.

"Tente Hera sadar," teriak Frisila, yang membuat Ibunya Frisila berdiri dari tempat duduknya.

"Hera, Hera gimana persaanmu nak?" ibunya menghampiri Hera.

"Hmm, ibu, aku kenapa disini? Kan, udah ku bilang, aku enggak kenapa kenapa kok," ujar Hera yang baru sadar.

"Kamu, tadi pingsan Hera. Ibu tadi khawatir banget, pas lihat kamu, sudah tergeletak di lantai," ujar ibunya.

"Oo, tadi aku pengen makan bu, tapi, tiba tiba kepala ku pusing," sahut Hera.

"Ya udah nak, kamu istirahat lagi aja. Ibu sudah cukup lega, kamu sudah sadar."

"Hmm, iya Ra, istirahat aja dulu.  Jangan banyak bicara, pulihkan dirimu dulu," ujar Frisila yang khawatir.

"Iya, iya, makasih ya."

"Ah, btw kami pulang dulu ya!! Soalnya aku lagi mau siapin barang barang buat acara pramuka nanti," ujar Frisila.

"Owh, ya udah. Semangat ya," ucap Hera.

"Iya, lu jaga kesehatan ya. Yang lalu lalu enggak usah di pikirin lagi!!  Entar lu drop lagi," ujar Keysa. lalu mereka berpamitan untuk pulang kepada orang tua Hera.

"Tante, om. Kita pulang dulu ya!! Kalau ada apa apa, hubungi saya lagi aja, ya tante, om," ujar Frisila yang langsung pergi bersama Keysa.

"Bye," ucap Keysa.

Bab terkait

  • Kamu Semangatku   Bab 6

    .....Pagi tiba, Hera yang bersemangat untuk pulang, sudah turun dari ranjang rumah sakit."Ayo bu, pulang," ujar Hera, turun dari ranjang rumah sakit."Hmm, udah merasa sehat?" sahut ibunya, memandangi Hera."Iya, Bu, nih sehat!!" sahut Hera sambil meregangkan tubuhnya."Hmm, ya udah.""Ayah mana?""Ada urusan, di kantor. Jadi, pagi pagi, udah pergi deh!!""Hmm, oke."Mereka pun pulang kerumah mereka......"Hahhh, assalmu'alaikum rumah," ujar Hera yang rindu akan rumahnya, seakan akan ia sudah berada di rumah sakit lama sekali. Padahal cuma 1 hari 1 malam ia di rawat inap di sana."Ayo, masuk!!" sahut ibunya.Mereka pun masuk kerumahnya, dan Hera langsung menuju kamarnya."Hallo kamar!! Apa kabar? Baik pastinya. Rindu aku enggak? Heheh g

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-06
  • Kamu Semangatku   Bab 7

    ....."Hera, gue udah di depan rumah lo nih," ujar Frisila yang masih berada di atas motornya menelpon Hera, agar Hera segera keluar."Oke!!"Hera pun membukakan pintu pagar rumahnya, agar Frisila masuk."Ayo masuk!! Btw, Keysa mana? Tumben enggak ikut!!""Masih capek katanya.""Owh oke, ayo masuk."Mereka pun duduk di kursi ruang tamu Hera."Btw, Ibu lu, mana Ra!!""Ke kantor, ayah gue juga. Sekarnag gue sendiri, serly di rumah nenek, dia betah banget di sana.""Hmm, ya udah sih!!""Di rumah mulu!! Ayo ke kafe, gue yang teraktir deh," ujar Frisila mengajak Hera, agar tidak di rumah terus."Hmm, gue hari ini, lagi enggak mood buat dengar hinaan orang, Frisila.""Mana ada yang mau hina, cewek secantik lo!!"

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-08
  • Kamu Semangatku   Bab 8

    "Hera!!" ucap Frisila dari kejauhan yang melihat Hera terduduk dan berhadapan dengan gengnya Raisa. Frisila bergegas berlari menuju Hera, untuk membantunya."Eh, elu enggak apa apa kan?""Iya, Sila gue enggak apa kok!" sahut Hera lalu berdiri di bantu oleh Frisila."Lu di apain sama mereka? Jujur Ra!!""Enggak ada! Udah, ayo ke kelas!!""Lu pada kenapa sih ha? Jahat banget sama Hera!! Hera punya salah apa sama kalian? Enggak ada kan," ujar Frisila menatap Raisa dan rombongonnya.Seketika murid ramai ramai menghampiri mereka, untuk melihat kejadian apa yang terjadi."Lu tanya dia punya salah apa? Hah, banyak banget salah dia," sahut Raisa membalas tatapan Frisila."Hey, ada apa ini!! Bubar kalian, entar di lihatin guru gimana? Ujar Bara mencoba membubarkan mereka."Iya, kalian bubar!! Ada apa sih, ini masalah mereka kalian

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-26
  • Kamu Semangatku   Bab 9

    "Assalamualaikum," salam Hera saat dia sudah sampai dirumahnya."Wa'alaikum salam," jawab Ibunya."Ayah masih di kantor Bu?""Iya, entar sore pulang kok!""Ibu sendiri?""Ibu, ambil cuti dulu!!""Owh oke," sahut Hera yang tersenyum berusaha menutupi rasa sedih setelah kejadian di sekolah tadi, agar ibunya tidak tahu."Iya, cepat ganti baju, terus makan. Ibu sudah siapin makanan kesukaanmu tuh, di meja makan," ujar ibunya."Iya bu, aku ke kamar dulu ya.""Iya," angguk ibunya.Herapun pergi kekamarnya untuk beristirahat sejenak dan mengganti seragam sekolahnya.Tok tok tok, terdengar suara seseorang mengetuk pintu kamar Hera."Ibu ya? Bentar lagi Bu, aku istirahat bentar.""Hmm, ya udah. Ibu boleh masuk nggak?""Boleh dong bu!! Masuk aja, enggak ke kunci kok.""Oke ibu masuk ya," sahut ibunya dari luar kamar dan langsung membuka pintu kamar Hera.

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-05
  • Kamu Semangatku   Bab 10

    "Hera, ayo naik. Nih helmnya," ujar Bara yang memberikan sebuah helm cadangan yang di bawanya."Beneran nih?""Iya, buruan ayok."Hera pun naik ke motor Bara namun agak susah karena motor Bara yang agak tinggi, dan karena badanya yang berat."Bisa?""Iya, bisa! Oke udah nih," sahut Hera yang sudah berhasil duduk di motor Bara."Oke!"......"Makasih, Bara," ucap Hera saat mereka sudah tiba di rumahnya."Iya, ra. Sama sama," balas Bara."Nih, helmnya.""Okeh. Lihat, enggak meledakkan? Apa kata gue, sotoy aja lu," ujar Bara yang mengambil helmnya dan memarahi Hera."Kan, cuma opini. Apa salahnya sih, Berhati-hatikan perlu.""Iya, iya Hera.""Hmm, mau masuk dulu enggak? Ayo masuk dulu, singgah rumah gue.""Enggak dulu deh, ra

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-09
  • Kamu Semangatku   Bab 11

    .....Hera menuruni tangga dengan pelan, agar ibunya yang sedang duduk di kursi sofa tidak mendengarnya. Jadi dia bisa langsung keluar, untuk melihat apakah Bara sudah berada di depan atau belum. Karena jika sudah, Hera dapat mengabari Bara, untuk jauh dari perumahannya dulu.Sebelumnya, Hera sudah berusaha mengechet dan menelpon Bara terlabih, untuk menayakan dimana posisi Bara sekarang. Namun, Bara tidak membalas atau pun mengangkat telpon dari Hera.Tringgg.. Hp Hera berdering."Aduh, ngapain bunyi sih?!"Mendengar ada suara, ibunya langsung beralih pandangan ke arah kebelakang, "eh, Hera," ujar ibunya."I.. iya.. Bu," sahut Hera terbata bata."Udah mau pergi?""Iya, Bu.""Oo, ya udah hati hati.""Iya, Bu...""Iya, iya. Cepatan tuh, dia udah nungguin dari tadi loh. Lama banget geraknya," ucap ibunya yang tersenyum tipis kepada Hera."Ha?" Hera membelalak kaget. "S

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-22
  • Kamu Semangatku   Bab 12

    Bara beralih tempat duduk ke samping Hera, "udah diam, gue juga bercanda," ucapnya."Tapi, lu enggak marah lagi kan?""Marah sih!""Tuh kan.""Haha, enggak kok." Bara mengelus elus rambut Hera.Merasakan rambutnya baru saja di sentuh Bara, Hera seketika berhenti menangis dan agak menjauh dari Bara.Melihat hal itu Bara menatap heran Hera, "ada apa?" tanyanya."Enggak ada," jawab Hera menggelengkan kepalanya."Terus, kenapa kesana?""Lu enggak malu, dekat dekat perempuan gedut dan jelek seperti gue, di depan orang ramai seperti ini?" tanya Hera."Buat apa malu, lu kan sahabat gue.""Iya, tapi kan!""Hm, ya udah. Mungkin lu aja yang malu punya sahabat kayak gue." ujar Bara lalu berpindah tempat lagi ke tempat duduknya awal."Enggak kok!!" jawab Hera sambil melihat Bara yang berpindah tempat."Hmm, jadi?""Mana mungkin gue malu punya s

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-04
  • Kamu Semangatku   Bab 13

    Setelah selesai membersihkan diri, Hera segera berbaring di kasurnya. Untuk mengistirahatkan dirinya. Hera memejamkan matanya sebentar. Tiba-tiba pintu kamarnya di ketuk."Hera, ayo keluar sebentar," ajak ibunya yang berada di luar kamar."Iya, bentar Bu!""Oke, Ibu tunggu di ruang keluarga ya.""Oke!" sahut Hera.Hera segera bergegas keluar kamar, menuju ruang keluarganya.Saat tiba, Hera sudah melihat Ayah dan ibunya terduduk di kursi, "ada apa?" tanyanya sambil duduk di kursinya."Hera! Kita akan pindah ke Malaysia," ujar Ayahnya."Hah? Kenapa?" tanya Hera kaget dengan perkataan ayahnya itu."Ayah dan Ibu ada urusan kerja di sana, selama 3 tahun. Ini penting untuk kelancaran perusahaan Ayah," jawab ayahnya."Jadi, sekolah, ku?""Ayah, ka

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-14

Bab terbaru

  • Kamu Semangatku   Bab 16

    Hera terdiam, kini ia tak sanggup menahan air matanya lagi karena terharu melihat kejutan ini. Saat ini dia melihat Frisila dan Keysa sedang berdiri di hadapannya membawa sebuah kue ulang tahun."Kalian kenal gue?" tanyanya sambil menangis tersedu-sedu."Haha, sorry Hera! Gue sengaja waktu itu. Eh ternyata lu nya beneran nganggap serius kalau gue enggak kenal sama lu. Hehe, sorry ya, ra!" sahut Frisila mendekati Hera untuk membuatnya berhenti menangis."Hmm.""Btw, lu tambah cantik aja, Hera!" ujar Keysa yang memperhatikan tubuh Hera dari bawah sampai atas.Mendengar pujian Keysa barusan, Hera pun tersenyum sambil mengelap air matanya, "makasih, ya!" ucapnya. Bagaimana pun dia bahagia jika seseorang telah memuji hasil usahanya selama ini."Sama-sama, bahkan melebihi cantiknya gua!""Idih!" sahut Frisila."Lah, kenapa? Kan bener gue cantik.""Iya-iya, serah lu deh.""Haha, makasih pujiannya," ucap

  • Kamu Semangatku   Bab 15

    Hera masuk kedalam sekolahnya dan melihat keadaan sekolah lamanya itu.Dia berkeliling dan mengingat masa-masanya saat bersekolah di sana. Saat dia tertawa bersama sahabatnya dan tiba-tiba dia juga teringat saat di mana dia di bully oleh rombongan Raisa. Sudah selesai dengan disana, Hera berpindah turun kelapangan. ketika dia memandang lapangan itu, Hera teringat akan saat dimana dia latihan bersama dengan Bara waktu itu. Secara tiba-tiba saja Hera meneteskan air matanya lalu tersenyum bahagia atas pencapaiannya karena sudah berhasil diet dan merubah dirinya seperti dia dan Bara ingin kan kemarin, agar Raisa dan teman-temannya tidak menghinanya lagi.......Akhirnya Hera selesai mengunjungi sekolahnya dan segera menutup pagar sekolahnya. Setelah itu, dia bergegas menghampiri Pak satpam sekolah untuk mengantarkan kunci."Hallo Pak!" sapa Hera kepada Pak satpam yang sedang terduduk sambil menikmati secangkir kopi hangat."Hallo, Neng,

  • Kamu Semangatku   Bab 14

    Di Sekolah baru, Hera melewati hari harinya dengan senyum. Sebenarnya di sana, dia pun mendapat sedikit body shaming dari beberapa siswi di sekolahnya. Namun, dia tak menganggap itu penting dan hanya melewatinya saja.Sekarang, mereka sudah memiliki tempat tinggal baru. Ayah dan ibunya sibuk dengan urusan mereka. Begitu juga Hera sibuk dengan urusannya sendiri dan menjaga Serly ketika ibunya masih sibuk bekerja. Walau begitu, mereka selalu tak lupa untuk bekumpul bersama.Setiap harinya, di waktu kosong, Hera selalu menyempatkan dirinya untuk terus berolahraga dan mempercantik dirinya dengan mencoba berbagai perawatan di sana........2 tahun kemudian.Kini penampilan Hera sudah berubah hampir 99% dari Hera yang dahulu. Sekarang dia sudah memiliki tubuh yang langsing hasil olahraganya selama ini dan memiliki kulit yang cerah, muka yang mulus karena hasil perawatan yang di jalaninya dan karena rutin memakai skincare yang sama dengan yang

  • Kamu Semangatku   Bab 13

    Setelah selesai membersihkan diri, Hera segera berbaring di kasurnya. Untuk mengistirahatkan dirinya. Hera memejamkan matanya sebentar. Tiba-tiba pintu kamarnya di ketuk."Hera, ayo keluar sebentar," ajak ibunya yang berada di luar kamar."Iya, bentar Bu!""Oke, Ibu tunggu di ruang keluarga ya.""Oke!" sahut Hera.Hera segera bergegas keluar kamar, menuju ruang keluarganya.Saat tiba, Hera sudah melihat Ayah dan ibunya terduduk di kursi, "ada apa?" tanyanya sambil duduk di kursinya."Hera! Kita akan pindah ke Malaysia," ujar Ayahnya."Hah? Kenapa?" tanya Hera kaget dengan perkataan ayahnya itu."Ayah dan Ibu ada urusan kerja di sana, selama 3 tahun. Ini penting untuk kelancaran perusahaan Ayah," jawab ayahnya."Jadi, sekolah, ku?""Ayah, ka

  • Kamu Semangatku   Bab 12

    Bara beralih tempat duduk ke samping Hera, "udah diam, gue juga bercanda," ucapnya."Tapi, lu enggak marah lagi kan?""Marah sih!""Tuh kan.""Haha, enggak kok." Bara mengelus elus rambut Hera.Merasakan rambutnya baru saja di sentuh Bara, Hera seketika berhenti menangis dan agak menjauh dari Bara.Melihat hal itu Bara menatap heran Hera, "ada apa?" tanyanya."Enggak ada," jawab Hera menggelengkan kepalanya."Terus, kenapa kesana?""Lu enggak malu, dekat dekat perempuan gedut dan jelek seperti gue, di depan orang ramai seperti ini?" tanya Hera."Buat apa malu, lu kan sahabat gue.""Iya, tapi kan!""Hm, ya udah. Mungkin lu aja yang malu punya sahabat kayak gue." ujar Bara lalu berpindah tempat lagi ke tempat duduknya awal."Enggak kok!!" jawab Hera sambil melihat Bara yang berpindah tempat."Hmm, jadi?""Mana mungkin gue malu punya s

  • Kamu Semangatku   Bab 11

    .....Hera menuruni tangga dengan pelan, agar ibunya yang sedang duduk di kursi sofa tidak mendengarnya. Jadi dia bisa langsung keluar, untuk melihat apakah Bara sudah berada di depan atau belum. Karena jika sudah, Hera dapat mengabari Bara, untuk jauh dari perumahannya dulu.Sebelumnya, Hera sudah berusaha mengechet dan menelpon Bara terlabih, untuk menayakan dimana posisi Bara sekarang. Namun, Bara tidak membalas atau pun mengangkat telpon dari Hera.Tringgg.. Hp Hera berdering."Aduh, ngapain bunyi sih?!"Mendengar ada suara, ibunya langsung beralih pandangan ke arah kebelakang, "eh, Hera," ujar ibunya."I.. iya.. Bu," sahut Hera terbata bata."Udah mau pergi?""Iya, Bu.""Oo, ya udah hati hati.""Iya, Bu...""Iya, iya. Cepatan tuh, dia udah nungguin dari tadi loh. Lama banget geraknya," ucap ibunya yang tersenyum tipis kepada Hera."Ha?" Hera membelalak kaget. "S

  • Kamu Semangatku   Bab 10

    "Hera, ayo naik. Nih helmnya," ujar Bara yang memberikan sebuah helm cadangan yang di bawanya."Beneran nih?""Iya, buruan ayok."Hera pun naik ke motor Bara namun agak susah karena motor Bara yang agak tinggi, dan karena badanya yang berat."Bisa?""Iya, bisa! Oke udah nih," sahut Hera yang sudah berhasil duduk di motor Bara."Oke!"......"Makasih, Bara," ucap Hera saat mereka sudah tiba di rumahnya."Iya, ra. Sama sama," balas Bara."Nih, helmnya.""Okeh. Lihat, enggak meledakkan? Apa kata gue, sotoy aja lu," ujar Bara yang mengambil helmnya dan memarahi Hera."Kan, cuma opini. Apa salahnya sih, Berhati-hatikan perlu.""Iya, iya Hera.""Hmm, mau masuk dulu enggak? Ayo masuk dulu, singgah rumah gue.""Enggak dulu deh, ra

  • Kamu Semangatku   Bab 9

    "Assalamualaikum," salam Hera saat dia sudah sampai dirumahnya."Wa'alaikum salam," jawab Ibunya."Ayah masih di kantor Bu?""Iya, entar sore pulang kok!""Ibu sendiri?""Ibu, ambil cuti dulu!!""Owh oke," sahut Hera yang tersenyum berusaha menutupi rasa sedih setelah kejadian di sekolah tadi, agar ibunya tidak tahu."Iya, cepat ganti baju, terus makan. Ibu sudah siapin makanan kesukaanmu tuh, di meja makan," ujar ibunya."Iya bu, aku ke kamar dulu ya.""Iya," angguk ibunya.Herapun pergi kekamarnya untuk beristirahat sejenak dan mengganti seragam sekolahnya.Tok tok tok, terdengar suara seseorang mengetuk pintu kamar Hera."Ibu ya? Bentar lagi Bu, aku istirahat bentar.""Hmm, ya udah. Ibu boleh masuk nggak?""Boleh dong bu!! Masuk aja, enggak ke kunci kok.""Oke ibu masuk ya," sahut ibunya dari luar kamar dan langsung membuka pintu kamar Hera.

  • Kamu Semangatku   Bab 8

    "Hera!!" ucap Frisila dari kejauhan yang melihat Hera terduduk dan berhadapan dengan gengnya Raisa. Frisila bergegas berlari menuju Hera, untuk membantunya."Eh, elu enggak apa apa kan?""Iya, Sila gue enggak apa kok!" sahut Hera lalu berdiri di bantu oleh Frisila."Lu di apain sama mereka? Jujur Ra!!""Enggak ada! Udah, ayo ke kelas!!""Lu pada kenapa sih ha? Jahat banget sama Hera!! Hera punya salah apa sama kalian? Enggak ada kan," ujar Frisila menatap Raisa dan rombongonnya.Seketika murid ramai ramai menghampiri mereka, untuk melihat kejadian apa yang terjadi."Lu tanya dia punya salah apa? Hah, banyak banget salah dia," sahut Raisa membalas tatapan Frisila."Hey, ada apa ini!! Bubar kalian, entar di lihatin guru gimana? Ujar Bara mencoba membubarkan mereka."Iya, kalian bubar!! Ada apa sih, ini masalah mereka kalian

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status