.....
"Kenapa diam?" sahut Pak Herman
"Lah, kan, bapak tadi yang nyuruh diam!! " ujar Rozi.
Rendi reflex langsung menekap mulut Rozi.
Pak Herman yang melihatnya, langsung berkata, "Oo iya, bapak lupa. Makasih ya Rozi."
"Mm lepasin, noh Bapak aja, terima kasih dengan gue. Yakan pak," ujar Rozi melepaskan tangan Rendi.
"Rozi!!" sahut Pak Herman agak meninggikan nada suaranya.
"Iya pak? Oo iya, saya lupa. Sama sama pak," ucap Rozi yang tak mengerti kode dari Pak Herman.
"Rozi, push up 20 kali. Kalau sudah, kamu keluar. Hormat tiang bendera, sampai jam pulang. Mengerti!!" ujar Pak Herman yang marah.
"Eh, kok gitu sih," sahut Rozi
"Gitu gimana? Cepat lakukan," ujar Pak Herman menunjuk Rozi.
"Iya pak." Rozi maju kedepan kelas untuk makukan hukuman.
.....
Bel berbunyi, Saatnya siswa siswi pulang.
"Hallo bapak Rozi, gimana rasanya?" ujar Rendi menghampiri Rozi, seolah olah mewawancari Rozi.
"Ya, begini lah pak. Nikmati saja," ujar Rozi menyambung candaan Rendi.
"Haha, Kan tadi udah gue bilangin!!! diam. Lu nya, kagak mau nurut, " ujar Rendi.
"Hmm!!" sahut Rozi lalu pergi menuju kelas untuk mengambil tasnya.
.....
"Bye Ra, kita pulang dulu," ucap Keysa yang akan pulang bersama dengan Frisila.
"Iya, bye. Hati hati ya, " balas Hera.
"Iya, lu juga!!" sahut Frisila.
.....
Saat sudah di luar gerbang, Hera mengeluarkan Hpnya, memesan ojek online untuk pulang. Sambil menunggu, Hira memainkan ponselnya.
Tiba tiba ada mobil yang berhenti tepat di depan Hera. Dan ternyata itu adalah mobil Raisa, yang di dalamnya juga ada ke 3 teman Raisa.
"Hey Hera!!" ujar Raisa membuka jendela mobilnya untuk memanggil Hera dari dalam mobil.
"Iya Raisa, ada apa?" sahut Hera langsung berhenti memainkan hpnya.
"Lagi nunggu ojek ya?" tanya Raisa.
"Iya nih."
"Astaga, ikut kita aja yok. Kasian gue, sama kang ojeknya, entar meledak lagi ban motornya," sahut Key temannya Raisa yang menyetir.
Mereka tertawa puasa, meledeki Hera. Sedangkan Hera hanya diam, tak membalas ucapan mereka.
Tak lama kemudian bang ojek onlinenya pun datang.
"Dengan mbak Hera angelia?" tanya tukang ojek kepada Hera.
"Iya pak," jawab Hera tersenyum kepada tukang ojek.
"Bang, hati hati ya!! meledak entar bannya," sahut Raisa menutup kaca mobilnya lalu pergi bersama teman temannya.
Abang tukang ojek hanya menggelengkan kepalanya melihat sikap Raisa dan teman teman.
"Sabar, ya neng. Orang begitu, enggak usah di dengerin," ujar abang tukang ojek.
"Hehe iya pak, udah biasa!!" ujar Hera tersenyum.
"Ayo neng, berangkat."
"Enggak usah deh pak, entar benaran pecah lagi bannya bapak. ini saya bayar aja," ujar Hera yang merasa ucapan Raisa tadi ada benarnya.
"Ah enggak kok neng, bannya sehat sentosa. Dijamin, enggak bakal pecah. Ayo naik!!" sahut tukang ojek meyakinkan Hera.
Hera pun menaiki motornya dan langsung di antarkan pulang oleh abang tukang ojek.
.....
Mereka pun sampai di rumah.
"Ini bang helmnya, makasih," ucap Hera.
"Iya, neng. Sama sama," balas abang tukang ojek.
Hera masuk kedalam rumahnya.
"Assalamu'alaikum," salam Hera saat masuk ke rumahnya.
"Wa'alaikum salam," jawab Ibu dan Ayah Hera.
"Serly mana bu?" Hera menanyai adik perempuannya.
"Di rumah nenekmu," jawab ibunya.
"Oo oke!!" sahut Hera langsung pergi ke atas menuju kamarnya untuk berganti pakaian.
Hera melihat tubuh dan wajahnya ke kaca besar di kamarnya.
"Kenapa sih? aku selalu di hina. Padahal berfisik seperti ini bukan salah ku. Ini semua kehendak tuhan," ujar Hera bersedih lalu duduk di kasurnya.
"Apa aku harus diet? Ya harus, Hera harus kurus, Hera harus berubah," ujar Hera berdiri menghadap kacanya lagi.
"Hera!!" ibu Hera memanggil.
"Iya bu," jawab hera.
"Ayo makan nak."
"Bentar." Sekali lagi Hera melihat kaca dan menyemangati dirinya.
Hera keluar dari kamarnya, menuruni tangga menuju ke dapur untuk makan bersama.
"Masak apa bu?" Hera mendekati ibunya.
"Lihat sendiri, di meja,"
Saat Hera mendekati meja, Hera melihat lauk kesukaannya terhidang rapi di atas meja. Lantas Hera meneguk selivanya.
"Hera tahan, Hera tahan." batinnya
"Kenapa?" tanya ibu Hera melihat tingkah Hera.
"Enggak kok bu, ayo makan."
"Ayo."
Mereka pun makan bersama dengan lahap, namun Hera tampak ragu ragu. "Apakah lebih baik tidak usah makan? Atau makan sedikit saja? Atau ahh!!" batin Hera berkata kata.
"Ada apa Hera? Ayo makan, itu lauk kesukaan mu kan?" ujar ibu Hera.
"Ya udah deh makan aja, besok aja dietnya," batin Hera.
"Hehe iya bu," sahut Hera yang langsung menyantap makanannya.
.....
Hari ini hari minggu, dimana Hera dan seluruh murid libur.
"Aaaakh," ucap Hera mengeliat dari tempat tidurnya.
"Hari ini minggu ya?" Hera melihat hpnya.
"lari pagi ah, biar kurus," ujar Hera.
Lantas dia bangkit dari tempat tidurnya. Dia bersiap siap untuk lari pagi, dan Memakai sepatunya.
"Ibu, aku lari pagi, dulu, ya!" sahut Hera berbicara pelan, karena takut serly terbangun.
Tak ada jawaban, Hera pun langsung lari pagi di sekitar kompleknya.
Belum sampai 1 putaran, Hera sudah merasakan kelelahan, "ah capek, banget."
Tapi Hera tak pantang menyerah, dia mengambil nafas dan mulai berlari lagi.
Namun saat Hera sedang berlari. Tiba tiba Hera melihat Revan dan Bara, yang sedang lari pagi juga.
"Aduh, gimana nih. Putar balik aja, kali ya? Ah tapi kan, ini udah dekat dengan rumah, kalau putar balik makin lama dong nyampe rumah. Pelan pelan aja kali ya, biarin mereka duluan, " ujar Hera yang bingung dan malu jika dia dilihat mereka, kalau dia juga sedang lari pagi.
...
"Ayo Van, duduk dulu," Bara mengajak Revan untuk duduk ber istirahat.
Revan pun duduk dengan Bara di kursi dekat taman kompleks.
"Lah kok mereka malah duduk sih!!" ujar Hera yang bingung mau lanjut atau putar balik? Kalau lanjut dia bakal dilihatin Revan dan Bara kalau dia lagi lari pagi. Kalau putar balik, bakalan lama lagi larinya untuk sampai rumah.
Saat berbicara dan melihat lihat sekitar, Bara melihat Hera yang terlihat bingung tidak jauh dari mereka duduk.
"Revan, lihat dah tu Hera, ngapain sih. Bingung banget, gue lihat," ujar Bara.
"Mana gue tau, tanya sendiri sana!!" sahut Revan baru selesai minum.
"Ya udah sih," sahut Bara.
"Hey Hera!!" Bara memanggil.
Hera kaget dan langsung melotot, apakah benar dia tadi di panggil? Kenapa? Ada apa? Apakah dia bakal di ejek lagi? Batin Hera bertanya tanya.
"Lah, kok, tambah bengong. Gue manggil lu ... Lah!!" ujar Bara terpotong, karena melihat Hera yang lari ke arah sebaliknya.
"Haha dasar si Hera," ujar Revan tertawa melihat tingkah Hera.
.....
Hera sudah berlari sangat kencang menurut dirinya, yang membuat nafasnya ter engah-engah.
"Ah, alhamdullillah sampai," ujar Hera yang sudah melihat rumahnya dan segera memasuki pagar rumahnya. Lantas Hera langsung terduduk di kursi luar rumahnya.
"Hera," panggil ibunya.
"Hah iya?" jawab Hera kaget.
"Kamu habis lari?"
"Hehe iya bu."
"Pantes, di cari cari di kamar, udah enggak ada. Ibu kira, kamu kemana pagi pagi begini?" ujar ibunya yang terlihat kahwatir.
"Hehe, maaf ya bu. Tadi aku udah izin kok," ujar Hera.
"Enggak ada tuh, ibu dengar," sahut ibunya.
"Ada bu!! cuma kecil kecil hehe," ujar Hera dan langsung di sentil oleh ibunya.
"Kamu ya! Ya udah, masuk sana!! Mandi, bau keringat banget," ujar ibunya.
"Hmm, iya iya ibu."
Herapun masuk dan menuju kamar mandi yang ada di kamarnya. Selesai mandi, Hera langsung berdiri lagi di depan kacanya, "Enggak kurus juga!! padahal aku udah lari lama banget tadi."
Hera hanya termenung, apa yang harus dia lakukan selanjutnya. Dia membuka lemari dan melihat ada celengannya.
"Hmm, saatnya bongkar celengan, buat beli skincare!!" ujar Hera langsung mengambil celengannya untuk di bongkar.
"Astaga banyak banget, enggak sia sia selama ini gue nabung," ujar Hera yang memunguti uang dari tabungan yang di tabungnya sejak dia masuk SMA sampai dia sudh kelas 12.
"Eh, tapi, mau beli skincare apa an? Kan banyak tuh modelnya. Ah enggak paham gue, " ujar Hera yang kebingungan mau beli yang mana.
"Tanya Frisila kali ya? Tapi entar dia nanya nanya lagi, ah males. Atau tanya Keysa? Eh enggak usah deh. Cari sendiri aja."
Hera membuka hpnya dan mencari cari di dalam hpnya apakah recommend skincare yang bagus untuk kulitnya. Setelah sekian lama mencari, akhirnya Hera menemukan satu set skincare yang menurutnya cocok untuknya. Dia mengechet salah satu reseller yang menjual skincare di sosmed tersebut.
"Hallo mbak, saya Hera."
"Hallo mbak Hera!! Selamat datang di skincare m**** kami," ujar reseller.
"Silahkan terlebih dahulu, kirim aja wajah anda mbak, biar saya tau apakah cocok skincarenya buat kulit mbak!"
Hera mengirimkan poto wajahnya.
"Oo ini sangat cocok untuk memakai skincare kami mbak, di jamin muka anda akan glowing."
"Begitu ya mbak? saya pesan 1 set ya mbak," ujar Hera kegirangan.
"Baik pesanan anda sedang kami proses," ujar mbak reseller
.....
"bye Ibu, bye Ayah, bye Sherly, aku berangkat, dulu ya!! Assalamu'alaikum," ucap Hera yang akan berangkat sekolah.
"Wa'alaikum salam, hati hati," jawab ibunya.
.....
"Hallo selamat pagi," ucap Hera yang menemui sahabatnya.
"Hallo, selamat pagi juga Hera," sahut Frisila.
"Pagi," sahut Keysa.
"Bahagia banget, kayaknya nih!" ujar Keysa
"Iya nih, senyum mulu dari tadi," sahut Frisila.
"Hehe, enggak ada. Btw nanti sore, ada waktu enggak?" tanya Hera kepada teman temannya.
"Hmm ada, mau ngapain?" tanya Frisila.
"Hmm ada, mau ngapain?" sahut Frisila."Enggak ada sih.""Astaga!!" sahut Keysa sebal."Hehe, gue cuma mau ajak kalian, main kerumah gue aja. Emang enggak mau?" ujar Hera."Hmm, kalau begitu aja sih. Mau, udah lama ni, enggak main rumah lu lagi!!" sahut Frisila."Lu gimana Keysa?" tanya Hera."Gue ikut aja," sahut Keysa......Frisila dan Keysa tiba di depan rumah Hera. Tapi sebelum masuk Frisila menelpon Hera terlabih dahulu untuk memastikan dia ada di rumah atau tidak."Hallo Hera, lu di mana? Kita udah di depan rumah lu nih.""Oo udah nyampe? Bentar ya gue turun dulu."Hera keluar dari rumahnya dan membukakan pagar rumahnya. Dia melihat teman temannya sudah berada di depan rumah."Ayo m
Triiing bel tanda masuk berbunyi."Ayo ke kelas, udah masuk nih," ajak Bara."Bara, tunggu," sahut Hera memanggil, yang membuat Bara berbalik."Ada apa lagi? Udah masuk tuh, entar telat. Kalau telat otomatis enggak ikut ujian dong kita!! nah, kalau enggak ikut, kita berdua enggak bisa dapat juara dong. Gimana? Mau?" ujar Bara."Makasih ya.""Buat?""Ayo masuk entar telat, kalau telat, otomatis enggak ikut ujian dong kita!!nah, kalau enggak ikut, kita berdua enggak bisa dapat juara dong. Gimana? Mau?" ujar Hera yang mengulangi perkataan Bara tadi."Ealah, malah ngulangin," sahut Bara menepuk kepala Hera."Hehe, ayo."Mereka pun masuk ke kelas mereka, dan saatnya ujian di mulai."Oke anak anak, silahkan mulai isi jawaban kalian," ujar ibu guru."Hera semangat," ujar Bara me
"Saya hanya merasa tidak pantas. Sekian makasih sudah memilih saya." Hera pun keluar dari grup tersebut.Tidak lama kemudian ada notif pesan masuk, Hera kira dari Frisila namun ternyata itu adalah Bara."Hera.""Iya, ada apa.""Gue Bara, gue dapat nomor lo, dari grup.""Owh oke.""Iya. Btw, kok lu keluar dari grup? Emangnya kenapa? Lu beneran enggak mau ikut?""I
.....Pagi tiba, Hera yang bersemangat untuk pulang, sudah turun dari ranjang rumah sakit."Ayo bu, pulang," ujar Hera, turun dari ranjang rumah sakit."Hmm, udah merasa sehat?" sahut ibunya, memandangi Hera."Iya, Bu, nih sehat!!" sahut Hera sambil meregangkan tubuhnya."Hmm, ya udah.""Ayah mana?""Ada urusan, di kantor. Jadi, pagi pagi, udah pergi deh!!""Hmm, oke."Mereka pun pulang kerumah mereka......"Hahhh, assalmu'alaikum rumah," ujar Hera yang rindu akan rumahnya, seakan akan ia sudah berada di rumah sakit lama sekali. Padahal cuma 1 hari 1 malam ia di rawat inap di sana."Ayo, masuk!!" sahut ibunya.Mereka pun masuk kerumahnya, dan Hera langsung menuju kamarnya."Hallo kamar!! Apa kabar? Baik pastinya. Rindu aku enggak? Heheh g
....."Hera, gue udah di depan rumah lo nih," ujar Frisila yang masih berada di atas motornya menelpon Hera, agar Hera segera keluar."Oke!!"Hera pun membukakan pintu pagar rumahnya, agar Frisila masuk."Ayo masuk!! Btw, Keysa mana? Tumben enggak ikut!!""Masih capek katanya.""Owh oke, ayo masuk."Mereka pun duduk di kursi ruang tamu Hera."Btw, Ibu lu, mana Ra!!""Ke kantor, ayah gue juga. Sekarnag gue sendiri, serly di rumah nenek, dia betah banget di sana.""Hmm, ya udah sih!!""Di rumah mulu!! Ayo ke kafe, gue yang teraktir deh," ujar Frisila mengajak Hera, agar tidak di rumah terus."Hmm, gue hari ini, lagi enggak mood buat dengar hinaan orang, Frisila.""Mana ada yang mau hina, cewek secantik lo!!"
"Hera!!" ucap Frisila dari kejauhan yang melihat Hera terduduk dan berhadapan dengan gengnya Raisa. Frisila bergegas berlari menuju Hera, untuk membantunya."Eh, elu enggak apa apa kan?""Iya, Sila gue enggak apa kok!" sahut Hera lalu berdiri di bantu oleh Frisila."Lu di apain sama mereka? Jujur Ra!!""Enggak ada! Udah, ayo ke kelas!!""Lu pada kenapa sih ha? Jahat banget sama Hera!! Hera punya salah apa sama kalian? Enggak ada kan," ujar Frisila menatap Raisa dan rombongonnya.Seketika murid ramai ramai menghampiri mereka, untuk melihat kejadian apa yang terjadi."Lu tanya dia punya salah apa? Hah, banyak banget salah dia," sahut Raisa membalas tatapan Frisila."Hey, ada apa ini!! Bubar kalian, entar di lihatin guru gimana? Ujar Bara mencoba membubarkan mereka."Iya, kalian bubar!! Ada apa sih, ini masalah mereka kalian
"Assalamualaikum," salam Hera saat dia sudah sampai dirumahnya."Wa'alaikum salam," jawab Ibunya."Ayah masih di kantor Bu?""Iya, entar sore pulang kok!""Ibu sendiri?""Ibu, ambil cuti dulu!!""Owh oke," sahut Hera yang tersenyum berusaha menutupi rasa sedih setelah kejadian di sekolah tadi, agar ibunya tidak tahu."Iya, cepat ganti baju, terus makan. Ibu sudah siapin makanan kesukaanmu tuh, di meja makan," ujar ibunya."Iya bu, aku ke kamar dulu ya.""Iya," angguk ibunya.Herapun pergi kekamarnya untuk beristirahat sejenak dan mengganti seragam sekolahnya.Tok tok tok, terdengar suara seseorang mengetuk pintu kamar Hera."Ibu ya? Bentar lagi Bu, aku istirahat bentar.""Hmm, ya udah. Ibu boleh masuk nggak?""Boleh dong bu!! Masuk aja, enggak ke kunci kok.""Oke ibu masuk ya," sahut ibunya dari luar kamar dan langsung membuka pintu kamar Hera.
"Hera, ayo naik. Nih helmnya," ujar Bara yang memberikan sebuah helm cadangan yang di bawanya."Beneran nih?""Iya, buruan ayok."Hera pun naik ke motor Bara namun agak susah karena motor Bara yang agak tinggi, dan karena badanya yang berat."Bisa?""Iya, bisa! Oke udah nih," sahut Hera yang sudah berhasil duduk di motor Bara."Oke!"......"Makasih, Bara," ucap Hera saat mereka sudah tiba di rumahnya."Iya, ra. Sama sama," balas Bara."Nih, helmnya.""Okeh. Lihat, enggak meledakkan? Apa kata gue, sotoy aja lu," ujar Bara yang mengambil helmnya dan memarahi Hera."Kan, cuma opini. Apa salahnya sih, Berhati-hatikan perlu.""Iya, iya Hera.""Hmm, mau masuk dulu enggak? Ayo masuk dulu, singgah rumah gue.""Enggak dulu deh, ra