Share

101

Langit tampak mulai menguning, mengantar matahari untuk sampai ke peraduan. Di pekarangan pesantren, terlihat beberapa santri laki-laki tengah menaiki mobil. Tak lama kemudian, kendaraan mulai melaju melewati gerbang dan menghilang di jalanan.

Di sebuah ruangan, Rojali dengan perlahan mulai terbangun. Ia harus kembali terpejam saat terjangan cahaya dari jendela menyilaukan mata. Begitu pandangannya kembali terbuka, ia tiba-tiba merasakan sakit yang teramat di kepala.

Setelah sakitnya agak berkurang, Rojali dengan susah payah merubah posisi menjadi duduk. Pemuda itu lantas mengecek keadaannya. Ia mendapati kepalanya sudah diperban. Bajunya pun sudah berganti. Rojali menghela napas panjang. Saat ia akan kembali berbaring, matanya sontak melebar saat menyadari kalau kunci pusaka tidak lagi tergantung di lehernya.

“Astagfirullah.” Rojali kembali mengecek keadaannya. Ia bahkan sampai harus membuka kancing baju untuk mencari keberadaan kunci pusaka. Tubuhn

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status