Share

109

Rojali segera masuk ke mobil. Tatapannya tertuju pada dua anggota Kalong Hideung yang rebah di tanah. Ia dapat bernapas lega sekarang. “Nuhun, Man,” ucapnya.

Lukman segera memutar arah mobil, melajukan kendaraan dengan cepat. “Sudah kewajiban kita untuk saling membantu. Sebaiknya kita segera pergi ke tempat para santri yang lain.”

Rojali mengangguk meski sejujurnya ia masih mengkhawatirkan kondisi Kiai sekarang. Namun, saat mengingat bila beliau bersama Ustaz Ahmad, ia bisa agak tenang.

Lelah setelah pertarungan, membuat Rojali diserang kantuk. Pemuda itu melepas beberapa kancing pakaian untuk mengusir panas.  Ia mulai terpejam, dan tanpa sadar baju kokonya terlepas hingga dada bidangnya terekspos.

Melihat Rojali yang sudah menutup mata, Lukman mempercepat laju mobil. Pria itu menyeka keringat yang menumpuk di dahi dengan punggung tangan. Ia mengembus napas panjang seraya melirik Rojali. Alisnya mendadak menukik begit

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status