Share

117

“Terus Bapak kumaha?” tanya Euis cemas.

“Bapak akan pancing pocong-pocong itu untuk kejar Bapak. Setelah aman, kamu segera pergi,” perintah Pak Juju kemudian.

“Tapi—”

“Pergi!” Setelah mengatakan hal tersebut, tanpa menunggu persetujuan Euis, Pak Juju segera berlari menaiki jalan menuju perkampungan. Sesuai dugaan, pocong yang tersisa segera mengejarnya, termasuk yang mengintip di atap tadi.

“Bapak,” gumam Euis dengan kondisi terisak. Tubuhnya berguncang kuat saat Pak Juju sudah tak tampak lagi dalam pandangannya. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, di tengah cahaya temaram, Euis mengendap-endap keluar dari belakang saung. Ia sontak menutup mulut begitu bahunya dipegang seseorang.

“Saya ... ikut, Is,” ucap seseorang dengan nada gemetar.

Euis tak langsung menoleh. Gadis itu mengatur napas dan berusaha agar tak berteriak. Setelah agak tenang, dengan memberan

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status