Share

111

Semua anggota Kalong Hideung terpana saat melihat hal itu terjadi. Tak sedikit yang menelan ludah, bahkan melebarkan matanya bulat-bulat, tak terkecuali Badru yang notabenenya sudah dekat hal seperti ini semenjak kecil. Namun, hal sehebat ini baru saja ia saksikan sekarang. 

Kubah merah itu perlahan menghilang, tetapi guntur dan kilat masih terdengar dan tampak di langit malam. Saat bibir kembali terkatup, Ki Jalu mulai membuka mata. Kakek tua berikat kepala merah tua itu kemudian berdiri, kemudian membentangkan kedua tangan lebar-lebar. Tongkatnya yang bersinar kembali ke keadaan semula.

Guntur kembali bersahutan, membawa angin yang lebih kencang dibanding semula. Di sisi lain, awan hitam kian bengis menutupi cahaya rembulan. Siapa pun akan mengira bila hujan sebentar lagi tiba, dan memang kenyataan itulah yang terjadi selanjutnya. Akan tetapi, bukan hujan air yang akan turun dari langit seperti dugaan, melainkan hujan pocong berkafan hitam yang siap menjamur ke

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status