30 menit sudah berlalu. Aira menatap soal yang ada di hadapannya, soal itu sudah selesai ia kerjakan. Aira tidak butuh waktu yang lama, dia hanya butuh mengingat jawaban jawaban tadi dan mengoreksi jawaban yang ragu. Aira yakin pasti jawaban yang tadi dan sekarang sama, mungkin ada beberapa yang berbeda.
Bel pulang sudah berbunyi dari 15 menit yang lalu, Aira merapikan soal dan jawaban jawabannya untuk menjadi satu. Aira memasukkan pensil nya ke dalam saku rok nya. Aira tidak langsung keluar, dia duduk menghela nafas lelah. Pikirannya benar benar capek, Aira menjawab 200 soal. Aira capek. Dia ingin istirahat, dia benar benar lemas. Aira terlalu memforsir tubuhnya.
Aira berdiri, dia melangkahkan kaki nya keluar dari lab. Baru saja keluar dari lab beberapa langkah, Aira kaget dengan kehadiran Agarish. Pria itu duduk di bangku koridor sendiri.
“Kak Aga, ngapain disini?” tanya Aira
Agarish mendongak, dia berdiri dari duduknya. “Nunggu kamu.” jawab Agarish
“Ngapain?”
Agarish menggelengkan kepalanya, “Kamu mau pulang? Ini tas mu, tadi pacarnya Gino yang anterin.”
“Terimakasih,”
“Mari, biar saya yang antar kamu pulang,” ajak Agarish
“Kak Aga tau rumah aku?”
Agarish mengangguk
“Jadi bener, yang kemarin anterin aku Kak Aga,”
Agarish mengangguk
“Aku bawa motor, jadi Kak Aga gak perlu anterin aku.”
“Kamu udah punya SIM?”
Aira mengangguk
“Saya ikuti kamu dari belakang,”
“Gak perlu.”
“Tapi, saya mau.”
“Kak Agarish! Please, jangan ajak ribut. Aku capek. Kak Aga itu keras kepala banget. Nyebelin. Udah ah, aku capek. Jangan ikuti aku.”
Agarish mengangguk, “Yasudah,”
Agarish melangkahkan kaki nya, meninggalkan Aira sendirian.
Aira berdecak lidah, dia hanya menatap punggung lebar Agarish. Aira mengantarkan jawaban dan soal ke ruang guru, setelah itu dia akan pulang kerumahnya dengan cepat cepat.
*****
Agarish merebahkan tubuhnya di ranjang. Dia menjadikan tangannya sebagai bantal. Agarish menatap atap apartemennya, bibir nya tertarik ke atas. Mengingat kejadian hari ini.
Menurut Agarish, Aira terlihat pintar dari uucapannya sendiri. Saat membela dirinya, meminta keadilan kepada Bu Ismi, Aira berbicara dengan lancar. Ketegasannya dalam meminta keadilan membuat Agarish terpesona. Sebenarnya, tadi Agarish tidak ingin memperpanjang masalah itu karena Aira adalah temannya Gino. Tapi karena Aira memaki nya, membuat Agarish kesal dan ingin memberi pelajaran kepada Aira.
Agarish sangat yakin, bahwa Aira sangat tidak menyukainya. Dari tatapan teduh itu mengisyaratkan kebencian. Tatapan Aira itu mudah di tebak menurut Agarish, ketika kesal, ketika marah, ketika dia senang. Agarish mudah melihat itu semua hanya dengan tatapan Aira.
Untuk pertama kalinya, Agarish bertemu dengan gadis yang memiliki tatapan teduh dan berhasil membuatnya tenang. Tatapan itu adalah tatapan yang membuatnya sedikit tertarik. Keberaniannya membuat Agarish tertantang dan ketangguhannya membuat Agarish terpersona.
Agarish akui, Aira juga gadis yang menyebalkan. Entah mengapa, ketika dia ingin memaki balik Aira, mulutnya terasa kelu dan sulit memaki nya.
Agarish memejamkan matanya, dia benar benar sangat lelah.
****
“Halo, Ayah,”
Seorang pria yang ada di layar laptop nya tersenyum, menampilkan gigi putihnya yang rapih. “Halo, sweatheart. How are you, dear?” tanya Alan
“Aku baik. Gimana kabar Ayah? Baik?”
Alan mengangguk, “I'm good. Gimana harimu hari ini?”
“Kurang baik Ayah, hari ini ada sedikit masalah. Tapi aku bisa mengatasi nya, tapi itu bikin aku capek,”
Alan mengerutkan keningnya, “Capek? Cerita ke Ayah, Ayah penasaran,” pinta Alan
Aira menceritakan semuanya. Dari awal permasalahan dia menabrak Agarish, soalnya sobek karena air Agarish tumpah dan dia juga menceritakan kekesalannya kepada Bu Ismi karena kurang adil. Alan sudah mengetahui bahwa Aira tidak suka kepada orang yang tidak adil.
Alan adalah penyimak cerita yang terbaik bagi Aira. Jika Aira sedang bercerita, Alan akan hanya diam, menyimak cerita nya lalu ketika sudah selesai dia akan memberikan pendapat. Selain menjadi Ayah, Alan juga menjadi teman atau sahabat yang baik bagi Aira.
Aira bersyukur memiliki Alan. Hidup berdua dengan Alan adalah anugrah terbesar Aira, jika kalian berpikir Aira tidak sedih ditinggalkan ibunya, jelas ia sangat sedih ditambah dia belum pernah melihat wajah ibu nya secara langsung. Aira kurang beruntung. Tapi, untuk apa Aira bersedih? Itu akan memberatkan ibu nya. Aira bersyukur karena terlahir dari rahim wanita hebat yang mau mempertaruhkan nyawa nya untuk melahirkannya kedunia. Aira juga sangat menyayangi ibunya.
“Terus gimana?” tanya Alan
“Agarish minta maaf, yaudah aku maafin aja. Toh, gak ada gunanya marah - marah. Semuanya sudah berlalu, kertas latihan aku udah hancur, mau gak mau, ya ulang lagi.” jawab Aira
“Terus, guru BK mu?”
“Aku masih kesal ke dia. Kalau kertas latihan yang hancur, ya aku bisa ulangi lagi. Tapi kalau keadilan yang hancur? Aku butuh waktu untuk mengembalikannya. Aku harap ini jadi pelajaran untuk Bu Ismi, supaya dia menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. Jangan sampai terulang lagi.”
“Semoga saja. Lalu pria itu gimana?”
“Maksud Ayah, Agarish? Ya dia minta maaf. Dia juga nunggu aku ngejawab latihan soal di lab. Tapi dia gak masuk di lab, dia di koridor. Aku pikir dia sudah pulang, tapi ternyata belum.”
Alan tersenyum, “Baguslah, dia bertanggung jawab.”
Aira mengangguk
“Apakah kamu menyukainya?”
Pertanyaan itu membuat Aira terdiam, dengan cepat dia menggelengkan kepalanya. “Gak mau suka, dia itu nyebelin Ayah. Apalagi, dia tuh keras kepala. Runtuh sudah ini dunia,”
Alan terkekeh. “Iya, udah. Kalau kamu suka, bilang ke Ayah. Ayah akan traktir semua teman teman Ayah kalau kamu suka sama Agarish,”
Aira berdecak lidah, “Apaan sih, Ayah. Jangan gitu maluuu,”
Alan tertawa, “Baiklah. Nanti kalau Ayah ke indo, Ayah pengen liat wajah Agarish.”
“Ngapain?”
“Seganteng apa pria yang membuat putri Ayah ini kesal,”
“Ayah, kata Tiara 'Agarish itu sering muncul ditelevisi. Aira gak tau bener atau gak nya, coba aja kalau Ayah penasaran cari aja di internet.”
“Cie cie mulai kepo sama Agarish,” goda Alan
“Apaan sih Yah, enggak. Itu Tiara yang cerita sendiri,”
“Masa?”
Aira mengangguk
“Yaudah, sekarang kamu tidur. Ayah ada kerjaan, jangan lupa minum vitaminnya. Jangan terlalu lelah. Ayah akan usahakan pulang cepat, supaya kita bisa cepet bertemu. Ayah izinin kamu ikutan olimpiade tapi Ayah gak izinin kamu membuat dirimu sakit. Jadi kalau kamu sakit sakit, Ayah akan tuntut pembina Olimpiade yang maksa kamu untuk ikutan olimpiade.” jelas Alan
Aira mengangguk, “Iya Ayah,”
“Ingat ya sweatheart, Ayah gak izinin kamu untuk sakit. Ayah akan marah kalau kamu sakit. Jadi, jaga baik baik dirimu, jangan sakit.” pesan Alan
Aira mengangguk
“Yaudah, tutup ya panggilan nya. Bye!”
“I love you,”
“I love you more,”
Panggilan pun terputus. Aira menyimpan kembali laptopnya ke awal, setelah itu dia berjalan menuju ranjang untuk tidur.
*****
Jangan lupa untuk comment and vote, terimakasih sudah membaca cerita ini. Sayang kalian banyak banyak
Ig : rahmakmr22
Hari minggu ini, Aira bingung dengan kehadiran Tiara dan Gino yang datang kerumahnya pagi pagi sekali. Bahkan pasangan itu, sudah rapi dengan pakaiannya masing masing. Mereka terlihat akan melakukan kencan.“Ngapain kesini? Please, gue males liat kebucinan kalian.” tanya Aira dengan wajah yang ditekuk“Lo liat gosip gak Ra?”Aira mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Tiara. “Gosip? Apaan?”“Lo ada masalah sama Kak Agarish? Kemarin gue mau nanya sama dia, tapi ponselnya gak aktif. Jadi gue sama Tiara berinisiatif buat datang kerumah lo,” tanya GinoAira mengangguk paham. Ternyata permasalahan dia dan Agarish sudah diketahui. Disekolahnya, ada seseorang yang menjadi admin akun gosip SMA Garuda. Aira tidak tahu siapa adminnya, tapi dia merasa salut kepada admin yang selalu tahu masalah masalah yang dialami oleh setiap siswa disekolah. Sangat gerak cepat.Ai
Rumah Bintang cukup jauh dari rumah Aira, rumah Bintang berada di sebuah pendesaan. Setelah Bintang mengirim alamat rumah nya kepada Aira, Aira segera siap siap. Setelah dirasa sudah siap, Aira segera memesan ojek online. Tak lama kemudian, ojek online pun sudah datang. “Dengan Mba Aira?” tanya nya Aira mengangguk, “Benar Mas,” “Ke jalan Angga Direja ya Mba?” Aira mengangguk lagi “Di pake Mba helm nya, biar selamat sampai tujuan.” Aira menerima nya, lalu memakainya. Aira naik ke atas motor matic itu dan motor pun mulai melaju dengan kecepatan sedang. “Semalam hujan ya Mba, jadi jalannya cukup licin. Harus extra hati hati ini mah,” ucap nya “Iya Mas, tapi saya gak tau soalnya udah tidur.” Driver ojol pun terkekeh pelan “Astagfirullah!” pekik Driver ojol membuat Aira kaget “AAAAA!” Brug! Aira
Selamat membaca “Tadinya aku mau kerumah Bintang buat bantu dia ngerjain tugas, tapi karena kecelakaan itu kayak nya aku gak bisa kerumah Bintang deh.” jelas Aira “Ya memang gak bisa!” sewot Agarish Aira tersentak kaget, dia menatap tajam Agarish. “Ya biasa aja dong! Aku kan cum- eh aku belum ngabarin Bintang kalau aku gak bisa kerumah nya. Mana ponsel ku?” tagih Aira “Dimobil. Pakai ponsel saya,” Agarish menyodorkan ponsel yang berlogo apple keluaran terbaru. “Tapi aku gak inget nomber nya,” Agarish membuang nafasnya. Dia mencari nomber Aji untuk menelfon nya. “Antarkan ponsel yang tertinggal di mobil ke UGD.” suruh Agarish ketika sudah tersambung dengan nomber Aji “Iya Pak, sebentar lagi saya kesana.” balas Aji Agarish memutuskan sambungan telefonnya. Dia menyimpan kembali ponsel nya di kantung celana nya. “Sebentar lagi supir saya akan ant
Selamat membaca.... "Neng Air, gimana keadaannya?" tanya Bi Iin Bi Iin adalah pembantu di rumah Aira. Biasanya, Bi Iin akan datang kerumah Aira hari senin, rabu dan minggu untuk membersihkan rumah Aira. Pekerjaan Bi Iin tidak full, karena ini kemauan Aira sendiri. Tapi karena tadi Bi Iin ditelefon oleh majikannya, bahwa Aira kecelakaan dan meminta Bi Iin untuk merawat Aira. Akhirnya Bi Iin memutuskan untuk tinggal bersama Aira, mengurus gadis itu. "Aku gakpapa Bi. Disuruh Ayah ya? Maaf ya ngerepotin Bibi." balas Aira Bi Iin tersenyum, layaknya seorang Ibu yang menenangkan perasaan anaknya. "Ish bicara apa si Neng nih. Kan harusnya emang gini, Bibi yang jaga Neng. Pokoknya sekarang Bibi yang ngurus keperluan Neng semua nya. Ayah sama Bibi khawatir denger keadaan Neng," Aira tersenyum, "Makasih Bi." Bi Iin sudah bekerja puluhan tahun dengan kel
Selamat membaca. “Tiara!” Tiara menghentikan langkahnya ketika seorang pria memanggilnya. Dia Raffi, temannya Gino. Raffi berlari menuju Tiara. “Apa?” “Lo udah denger belum kalau Aira kecelakaan?” tanya Raffi Tiara membulatkan matanya, “Jangan bercanda lo. Mana ada Aira kecelakaan, kemarin pagi gue kerumah dia. Ngaco lo!” sewot Tiara Raffi menghembuskan nafasnya, “Gue denger dari Bu Ratna sama si Gino sih. Katanya, Kakak nya si Gino yang nolongin Aira.” “Kakaknya? Siapa? Oh Agarish. Hah? Agarish? Masa iya? Tapi Gino gak bilang apapun ke gue.” “Si Gino lagi di kantin. Biasalah.” ucap Raffi Kebiasaan Gino adalah ketika dia datang kesekolah, dia tidak langsung ke kelas, tapi dia akan pergi ke kantin untuk memborong seluruh permen karet kasukaannya. “Lo
Aira Albilqis, lebih akrabnya sering di panggil dengan Aira. Gadis remaja itu, kini berusia 18 tahun. Saat ini, dia duduk di bangku SMA kelas XII IPA - B. Aira hidup hanya berdua dengan sang Ayah. Ibu nya meninggal ketika melahirkannya, karena pendarahan yang hebat membuat nyawa nya tidak tertolong. Walaupun hanya berdua, Aira bersyukur, meski pekerjaan yang membuat Ayah nya jauh dari Aira.Alan — Ayahnya Aira, pria itu tinggal di Wellington. Karena ada projek yang dia kerjakan membuat nya tidak bisa pulang ke tanah air, dia akan pulang beberapa bulan sekali untuk menjenguk Aira.Jika membahas soal fisik, Aira termasuk golongan cewek cantik disekolahnya. Wajahnya yang manis dan cantik, menurun dari mendiang Ibu nya. Ditambah, tatapan yang begitu sendu yang membuat siapapun merasa tenang ketika melihatnya. Hampir satu sekolah tahu Aira, selain cantik, gadis itu juga terkenal dengan kepintarannya. Dia sering kali mengikuti olimpiade, sudah
“Kak Agarish?!”Ya, pria yang berada di hadapan Aira adalah Agarish Sadajiwa Yaksa. Seorang pengusaha muda, yang nama nya sedang terkenalnya di majalah bisnis. Ditambah, wajahnya sering muncul di layar kaca. Menampilkan kesuksesan yang di raih Agarish diusia muda.Agarish dan Aira menatap Gino yang berdiri sedikit jauh dari mereka. Gino melangkahkan kaki ke arah mereka“Lo ngapain disini, Kak?” tanya Gino“Orang tua lo nyuruh gue buat ngecek lo, takutnya lo aneh aneh dirumah. Ternyata, lo bener ngelakuin aneh aneh sampai bawa cewek gila ini kerumah.” jelas AgarishAira yang mengerti yang dimaksud pria itu bahwa cewek gila itu adalah dirinya. “Eh! Enak aja bilang gue cewek gila. Gur waras ya!” sewot AiraAgarish menjitak kening Aira, “Gak sopan ke saya. Saya lebih tua dari kamu.” tegur Agarish“Nahkan nyebelin. Tadi Gino manggil dia pa
“Kemarin gimana dianterin sama Kak Agarish?” tanya TiaraAira mengerutkan keningnya, diantar oleh Agarish? Kapan? Aira tidak pernah merasa diantara oleh Agarish. Aira mencoba mengingat ngingat dan dia yakin bahwa dia tidak pernah diantara oleh kakak sepupu nya Gino.“Kapan? Gue gak pernah diantar sama Om itu,” tanya balik Aira“Om? Kok lo manggilnya Om sih? Dia tuh masih muda, kalau kata Gino 'Dia masih single dari bayi. Umurnya juga baru 25 tahun.” heran Tiara“Bukan kah penampilannya seperti om - om?” tanya Aira dengan polosTiara membuka mulutnya tak percaya. Penampilan Agarish seperti om - om? Dari mana nya. Bahkan Tiara terpesona dengan tampannya seorang Agarish yang menggunakan pakaian formal, terlihat pesona yang semakin kuat. Tiara juga sering kali melihat Agarish muncul layar televisi. Dulu, Tiara sempat menyulai Agarish sebelum tahu bahwa Agarish adalah kakak se