Share

Bab 2 - Agarish Sadajiwa Yaksa

“Kak Agarish?!” 

Ya, pria yang berada di hadapan Aira adalah Agarish Sadajiwa Yaksa. Seorang pengusaha muda, yang nama nya sedang terkenalnya di majalah bisnis. Ditambah, wajahnya sering muncul di layar kaca. Menampilkan kesuksesan yang di raih Agarish diusia muda. 

Agarish dan Aira menatap Gino yang berdiri sedikit jauh dari mereka. Gino melangkahkan kaki ke arah mereka 

“Lo ngapain disini, Kak?” tanya Gino 

“Orang tua lo nyuruh gue buat ngecek lo, takutnya lo aneh aneh dirumah. Ternyata, lo bener ngelakuin aneh aneh sampai bawa cewek gila ini kerumah.” jelas Agarish 

Aira yang mengerti yang dimaksud pria itu bahwa cewek gila itu adalah dirinya. “Eh! Enak aja bilang gue cewek gila. Gur waras ya!” sewot Aira 

Agarish menjitak kening Aira, “Gak sopan ke saya. Saya lebih tua dari kamu.” tegur Agarish

“Nahkan nyebelin. Tadi Gino manggil dia pake lo-gue, yaudah gue ngukutin. Lo nya juga ngomongnya pake lo-gue, ya ngikutin aja.” jelas Aira 

“Dia adik saya, bebas mau pake bahasa apa. Sedangkan kamu? Kita baru bertemu hari ini.” balas Agarish 

“Ribet banget sih, cuma masalah bahasa. Lagian mending pake lo-gue lebih nyantai.” tutur Aira 

“Terserah.” ketus Agarish 

Gino menatap Agarish dengan lekat. Agarish itu terkenal jarang berinteraksi dengan lawan jenis, jika tidak penting. Bahkan berita sering memunculkan berita bahwa Agarish homo karena tidak pernah terciduk berduaan dengan cewek. Tapi dengan Aira? Agarish memperdebatkan masalah sepele. Itu aneh. 

“Gin, ada apa?” celetuk Tiara 

Semua nya menatap Tiara. Tiara melangkahkan kaki nya untuk mendekat ke arah tiga orang itu, Tiara merasa canggung apalagi tatapan Agarish sangat menyeramkan. 

“Kak Agarish ya?” tanya Tiara basa basi untuk menghilangkan rasa canggung

Agarish hanya mengangguk 

“Saya Tiara, Gino pernah cerita tentang keluarganya.” lanjut Tiara 

Agarish menatap Gino. “Lo bawa dua cewek? Lo brengsek ya, gue aduin.” ancam Agarish 

Agarish mengeluarkan ponselnya, dia menekan tombol untuk menyalakan ponselnya, jari nya menekan aplikasi kontak, baru saja ingin menekan kontak orang tua Agarish, tapi ponsel nya direbut oleh Aira. Agarish menatap Aira tajam, dia sangat tidak sopan. 

“Tidak sopan.” tegur Agarish

“Om, kalau Om nyangka aku pacarnya Gino itu salah. Yang pacarnya Gino tuh cuma Tiara, aku cuma mau nemenin mereka pacaran aja. Takut mereka aneh aneh.” jelas Aira dengan merubah bahasa nya menjadi sedikit lebih sopan. Toh, Agarish orang yang lebih tua dari nya, Ayahnya sering menasihatinya untuk menghormati orang yang lebih tua darinya 

“Iya, Kak, pacat gue cuma Tiara, Aira bukan pacar gue. Dia temen Tiara sekaligus gue juga sih.” timpal Gino 

Agarish mengangguk, “Kembalikan ponsel saya. Tidak sopan main ambil ambil aja,” 

“Tapi jangan telfon orang tua Gino, dan ngadu kalau Gino punya pacar dua.” 

“Iya.” 

“Terus lo mau ngapain disini, Kak?” tanya Gino karena menurutnya masalah sudah selesai 

“Jagain lo yang pacaran. Kalau lo aneh aneh gue juga yang repot.” 

Gino membulatkan matanya, “Disini? Gak ada kerjaan? Lo kan selalu sibuk sama kerjaan,” 

Agarish hanya berdehem, lalu duduk di sofa mengabaikan para remaja itu. 

*****

Kini diruang tamu Gino hanya ada Aira dan Agarish. Agarish sibuk dengan ponselnya sedangkan Aira terus saja mamakan cemilan yang disediakan oleh Gino. Sedangkan, Gino dan Tiara mereka berdua kembali lagi ke kolam. Entah apa yang mereka lakukan disana, Aira percaya tidak akan macam macam. 

“Halo” ucap Agarish kepada seseorang yang menelfonnya 

“Maaf, Tuan, sore ini anda ada rapat dengan Mr. Xiou.” 

“Undur. Besok aja, saya sibuk sekarang.” 

“Tapi, tuan, Mr. Xiou sudah tiba di indonesia, dia ingin bertemu anda,” 

Agarish menghela nafas berat. “Siapkan makan malam di restoran biasa, sekitar jam 8. Saya akan bertemu dengan Mr. Xiou jam 8 malam.” 

“Baik tuan, akan saya sampaikan.” 

Sambungan terputus, Agarish menatap Aira yang diam diam menatapnya dan kini Agarish memergoki nya. “Gak sopan dengerin pembicaraan orang lain.” tegur Agarish

“Banyak banget negur sih, Om. Orang Om yang bicara keras, jadi kedenger.” jawab Aira 

“Ngejawab aja kamu.” 

“Biarin.” 

Agarish menghela nafas kasar. “Bagi saya makanan itu, kamu jangan makan semua nya. Rakus,” pinta Agarish 

“Gak mau, tadi aja sok banget nolak pas ditawarin sama Gino.” 

“Karena tadi saya belum mau, kalau sekarang mau.” kilah Agarish 

Aira menyodorkan cemilannya. “Buat Om aja,” 

Agarish menerima nya dan memakan nya dengan tenang. 

Aira menatap Agarish. Agarish itu bisa digolongkan pria tampan, wajah nya yang bule dan kulitnya yang berwarna sawo matang membuatnya sangat tampan. Ditambah, menggunakan pakaian yang formal memberikan pesona yang berbeda. 

Namun sayang, pria itu sangat menyebalkan. Di pertemuan mereka saja, Agarish sudah mengajaknya ribut. 

Saking asiknya, menatap Agarish, Aira sampai tertidur di sofa dengan posisi duduk. Sebenarnya, bukan karena asik melihat Agarish, tapi dia bosan menunggu Gino dan Tiara yang pacaran. Mereka asik asik tertawa sedangkan Aira mati karena bosan. 

Agarish menatap wajah damai Aira yang tertidur. Sudut bibir Agarish tertarik, jujur saja, Agarish mengakui kecantikan gadis remaja yang seusia dengan Gino. Disaat, yang lain berlomba lomba untuk mencari perhatiannya tapi Aira bersikap seolah olah tidak mengetahui nya dan malah mengajak debat. Pertemuan pertama yang buruk. 

Apakah Aira tahu kalau Agarish ini pengusaha muda yang sedang dibincangkan di siaran televisi? Jika Aira tidak tahu. Fix, gadis itu kampungan. 

“Kak, Aira tidur?” tanya Gino yang baru saja datang bersama Tiara 

Agarish mengangkat wajahnya lalu mengangguk. 

“Lah, terus gimana cara pulangnya? Kalau di bangunin, Aira tidurnya udah kaya orang mati.” tanya Tiara 

“Coba bangunin dulu,” usul Gino 

Tiara mengangguk, dia duduk di sebelah Aira. Dia menggoyang goyang tubuh Aira, tapi tidurnya tidak terusik sama sekali. “Airrrraaaaaaaa!” teriak Tiara di depan wajah Aira 

Tiara menatap Gino, lalu bergiliran menatap Agarish. “Benerkan, kaya orang mati.” 

“Kak, mau gak anterin Aira pulang?” tanya Gino 

“Ogah. Siapa tuh cewek gak kenal.” 

“Kasian, Kak. Dia cewek baik baik.” 

“Gak mau. Biarin aja tidur disitu sampai puas.”

“Lo tega?” 

Agarish terdiam, lalu mengangguk 

“Kak gue mohon, anterin Aira pulang.” 

Agarish kekeh, dengan jawabannya. Tapi, melihat Aira yang tidur nya seperti tidak nyaman membuat Agarish iba. Entah mengapa, gadis itu membuat Agarish merasa aneh dengan perasaannya. 

“Mana alamatnya?” tagih Agarish 

Gino dan Tiara langsung tersenyum senang. “Jalan Winata, komplek Matahari, blok C, no 126A. Warna rumah nya biru tua sama putih, di blok C cuma rumah Aira yang warna nya biru tua sama putih.” jawab Tiara 

Agarish mengangguk. Dia mendekat kearah Aira, dia menyimpan ransel milik Aira di pundaknya, lalu menggendong Aira ala bridel style. Badan Aira tidak berat, entah berapa berat badannya. Tas Aira malah lebih berat dari badannya. 

Agarish berjalan keluar dari rumah Gino. “JANGAN MACAM MACAM KALIAN BERDUA!” teriak Agarish 

Gino dan Tiara terkekeh mendengarnya 

“Kalau mereka pacaran kaya nya cocok,” celetuk Tiara

“Mana mau kak Agarish sama anak remaja,” 

“Siapa tahu aja,” 

“Kak Agarish suka sama yang tipe tipe dewasa gitu.” 

“Aira itu dewasa,” 

“Yaudah,” Gino mendekat ke arah Tiara, dia mencium kening Tiara. “Aku anterin kamu pulang, takut mamah kamu nyariin.” sambung Gino 

“Tapi beli martabak dulu ya, buat mamah,” 

“Aku yang beliin.” 

“Yaudah ayok.” 

*****

Jangan lupa vote and comment. Tekan tanda + untuk ditambahkan kalian baca hahaha

Ig : rahmakmr22 

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sade Wa
lebih teliti lagi ya masih banyak typo
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status