“Kak Agarish?!”
Ya, pria yang berada di hadapan Aira adalah Agarish Sadajiwa Yaksa. Seorang pengusaha muda, yang nama nya sedang terkenalnya di majalah bisnis. Ditambah, wajahnya sering muncul di layar kaca. Menampilkan kesuksesan yang di raih Agarish diusia muda.
Agarish dan Aira menatap Gino yang berdiri sedikit jauh dari mereka. Gino melangkahkan kaki ke arah mereka
“Lo ngapain disini, Kak?” tanya Gino
“Orang tua lo nyuruh gue buat ngecek lo, takutnya lo aneh aneh dirumah. Ternyata, lo bener ngelakuin aneh aneh sampai bawa cewek gila ini kerumah.” jelas Agarish
Aira yang mengerti yang dimaksud pria itu bahwa cewek gila itu adalah dirinya. “Eh! Enak aja bilang gue cewek gila. Gur waras ya!” sewot Aira
Agarish menjitak kening Aira, “Gak sopan ke saya. Saya lebih tua dari kamu.” tegur Agarish
“Nahkan nyebelin. Tadi Gino manggil dia pake lo-gue, yaudah gue ngukutin. Lo nya juga ngomongnya pake lo-gue, ya ngikutin aja.” jelas Aira
“Dia adik saya, bebas mau pake bahasa apa. Sedangkan kamu? Kita baru bertemu hari ini.” balas Agarish
“Ribet banget sih, cuma masalah bahasa. Lagian mending pake lo-gue lebih nyantai.” tutur Aira
“Terserah.” ketus Agarish
Gino menatap Agarish dengan lekat. Agarish itu terkenal jarang berinteraksi dengan lawan jenis, jika tidak penting. Bahkan berita sering memunculkan berita bahwa Agarish homo karena tidak pernah terciduk berduaan dengan cewek. Tapi dengan Aira? Agarish memperdebatkan masalah sepele. Itu aneh.
“Gin, ada apa?” celetuk Tiara
Semua nya menatap Tiara. Tiara melangkahkan kaki nya untuk mendekat ke arah tiga orang itu, Tiara merasa canggung apalagi tatapan Agarish sangat menyeramkan.
“Kak Agarish ya?” tanya Tiara basa basi untuk menghilangkan rasa canggung
Agarish hanya mengangguk
“Saya Tiara, Gino pernah cerita tentang keluarganya.” lanjut Tiara
Agarish menatap Gino. “Lo bawa dua cewek? Lo brengsek ya, gue aduin.” ancam Agarish
Agarish mengeluarkan ponselnya, dia menekan tombol untuk menyalakan ponselnya, jari nya menekan aplikasi kontak, baru saja ingin menekan kontak orang tua Agarish, tapi ponsel nya direbut oleh Aira. Agarish menatap Aira tajam, dia sangat tidak sopan.
“Tidak sopan.” tegur Agarish
“Om, kalau Om nyangka aku pacarnya Gino itu salah. Yang pacarnya Gino tuh cuma Tiara, aku cuma mau nemenin mereka pacaran aja. Takut mereka aneh aneh.” jelas Aira dengan merubah bahasa nya menjadi sedikit lebih sopan. Toh, Agarish orang yang lebih tua dari nya, Ayahnya sering menasihatinya untuk menghormati orang yang lebih tua darinya
“Iya, Kak, pacat gue cuma Tiara, Aira bukan pacar gue. Dia temen Tiara sekaligus gue juga sih.” timpal Gino
Agarish mengangguk, “Kembalikan ponsel saya. Tidak sopan main ambil ambil aja,”
“Tapi jangan telfon orang tua Gino, dan ngadu kalau Gino punya pacar dua.”
“Iya.”
“Terus lo mau ngapain disini, Kak?” tanya Gino karena menurutnya masalah sudah selesai
“Jagain lo yang pacaran. Kalau lo aneh aneh gue juga yang repot.”
Gino membulatkan matanya, “Disini? Gak ada kerjaan? Lo kan selalu sibuk sama kerjaan,”
Agarish hanya berdehem, lalu duduk di sofa mengabaikan para remaja itu.
*****
Kini diruang tamu Gino hanya ada Aira dan Agarish. Agarish sibuk dengan ponselnya sedangkan Aira terus saja mamakan cemilan yang disediakan oleh Gino. Sedangkan, Gino dan Tiara mereka berdua kembali lagi ke kolam. Entah apa yang mereka lakukan disana, Aira percaya tidak akan macam macam.
“Halo” ucap Agarish kepada seseorang yang menelfonnya
“Maaf, Tuan, sore ini anda ada rapat dengan Mr. Xiou.”
“Undur. Besok aja, saya sibuk sekarang.”
“Tapi, tuan, Mr. Xiou sudah tiba di indonesia, dia ingin bertemu anda,”
Agarish menghela nafas berat. “Siapkan makan malam di restoran biasa, sekitar jam 8. Saya akan bertemu dengan Mr. Xiou jam 8 malam.”
“Baik tuan, akan saya sampaikan.”
Sambungan terputus, Agarish menatap Aira yang diam diam menatapnya dan kini Agarish memergoki nya. “Gak sopan dengerin pembicaraan orang lain.” tegur Agarish
“Banyak banget negur sih, Om. Orang Om yang bicara keras, jadi kedenger.” jawab Aira
“Ngejawab aja kamu.”
“Biarin.”
Agarish menghela nafas kasar. “Bagi saya makanan itu, kamu jangan makan semua nya. Rakus,” pinta Agarish
“Gak mau, tadi aja sok banget nolak pas ditawarin sama Gino.”
“Karena tadi saya belum mau, kalau sekarang mau.” kilah Agarish
Aira menyodorkan cemilannya. “Buat Om aja,”
Agarish menerima nya dan memakan nya dengan tenang.
Aira menatap Agarish. Agarish itu bisa digolongkan pria tampan, wajah nya yang bule dan kulitnya yang berwarna sawo matang membuatnya sangat tampan. Ditambah, menggunakan pakaian yang formal memberikan pesona yang berbeda.
Namun sayang, pria itu sangat menyebalkan. Di pertemuan mereka saja, Agarish sudah mengajaknya ribut.
Saking asiknya, menatap Agarish, Aira sampai tertidur di sofa dengan posisi duduk. Sebenarnya, bukan karena asik melihat Agarish, tapi dia bosan menunggu Gino dan Tiara yang pacaran. Mereka asik asik tertawa sedangkan Aira mati karena bosan.
Agarish menatap wajah damai Aira yang tertidur. Sudut bibir Agarish tertarik, jujur saja, Agarish mengakui kecantikan gadis remaja yang seusia dengan Gino. Disaat, yang lain berlomba lomba untuk mencari perhatiannya tapi Aira bersikap seolah olah tidak mengetahui nya dan malah mengajak debat. Pertemuan pertama yang buruk.
Apakah Aira tahu kalau Agarish ini pengusaha muda yang sedang dibincangkan di siaran televisi? Jika Aira tidak tahu. Fix, gadis itu kampungan.
“Kak, Aira tidur?” tanya Gino yang baru saja datang bersama Tiara
Agarish mengangkat wajahnya lalu mengangguk.
“Lah, terus gimana cara pulangnya? Kalau di bangunin, Aira tidurnya udah kaya orang mati.” tanya Tiara
“Coba bangunin dulu,” usul Gino
Tiara mengangguk, dia duduk di sebelah Aira. Dia menggoyang goyang tubuh Aira, tapi tidurnya tidak terusik sama sekali. “Airrrraaaaaaaa!” teriak Tiara di depan wajah Aira
Tiara menatap Gino, lalu bergiliran menatap Agarish. “Benerkan, kaya orang mati.”
“Kak, mau gak anterin Aira pulang?” tanya Gino
“Ogah. Siapa tuh cewek gak kenal.”
“Kasian, Kak. Dia cewek baik baik.”
“Gak mau. Biarin aja tidur disitu sampai puas.”
“Lo tega?”
Agarish terdiam, lalu mengangguk
“Kak gue mohon, anterin Aira pulang.”
Agarish kekeh, dengan jawabannya. Tapi, melihat Aira yang tidur nya seperti tidak nyaman membuat Agarish iba. Entah mengapa, gadis itu membuat Agarish merasa aneh dengan perasaannya.
“Mana alamatnya?” tagih Agarish
Gino dan Tiara langsung tersenyum senang. “Jalan Winata, komplek Matahari, blok C, no 126A. Warna rumah nya biru tua sama putih, di blok C cuma rumah Aira yang warna nya biru tua sama putih.” jawab Tiara
Agarish mengangguk. Dia mendekat kearah Aira, dia menyimpan ransel milik Aira di pundaknya, lalu menggendong Aira ala bridel style. Badan Aira tidak berat, entah berapa berat badannya. Tas Aira malah lebih berat dari badannya.
Agarish berjalan keluar dari rumah Gino. “JANGAN MACAM MACAM KALIAN BERDUA!” teriak Agarish
Gino dan Tiara terkekeh mendengarnya
“Kalau mereka pacaran kaya nya cocok,” celetuk Tiara
“Mana mau kak Agarish sama anak remaja,”
“Siapa tahu aja,”
“Kak Agarish suka sama yang tipe tipe dewasa gitu.”
“Aira itu dewasa,”
“Yaudah,” Gino mendekat ke arah Tiara, dia mencium kening Tiara. “Aku anterin kamu pulang, takut mamah kamu nyariin.” sambung Gino
“Tapi beli martabak dulu ya, buat mamah,”
“Aku yang beliin.”
“Yaudah ayok.”
*****
Jangan lupa vote and comment. Tekan tanda + untuk ditambahkan kalian baca hahaha
Ig : rahmakmr22
“Kemarin gimana dianterin sama Kak Agarish?” tanya TiaraAira mengerutkan keningnya, diantar oleh Agarish? Kapan? Aira tidak pernah merasa diantara oleh Agarish. Aira mencoba mengingat ngingat dan dia yakin bahwa dia tidak pernah diantara oleh kakak sepupu nya Gino.“Kapan? Gue gak pernah diantar sama Om itu,” tanya balik Aira“Om? Kok lo manggilnya Om sih? Dia tuh masih muda, kalau kata Gino 'Dia masih single dari bayi. Umurnya juga baru 25 tahun.” heran Tiara“Bukan kah penampilannya seperti om - om?” tanya Aira dengan polosTiara membuka mulutnya tak percaya. Penampilan Agarish seperti om - om? Dari mana nya. Bahkan Tiara terpesona dengan tampannya seorang Agarish yang menggunakan pakaian formal, terlihat pesona yang semakin kuat. Tiara juga sering kali melihat Agarish muncul layar televisi. Dulu, Tiara sempat menyulai Agarish sebelum tahu bahwa Agarish adalah kakak se
30 menit sudah berlalu. Aira menatap soal yang ada di hadapannya, soal itu sudah selesai ia kerjakan. Aira tidak butuh waktu yang lama, dia hanya butuh mengingat jawaban jawaban tadi dan mengoreksi jawaban yang ragu. Aira yakin pasti jawaban yang tadi dan sekarang sama, mungkin ada beberapa yang berbeda. Bel pulang sudah berbunyi dari 15 menit yang lalu, Aira merapikan soal dan jawaban jawabannya untuk menjadi satu. Aira memasukkan pensil nya ke dalam saku rok nya. Aira tidak langsung keluar, dia duduk menghela nafas lelah. Pikirannya benar benar capek, Aira menjawab 200 soal. Aira capek. Dia ingin istirahat, dia benar benar lemas. Aira terlalu memforsir tubuhnya. Aira berdiri, dia melangkahkan kaki nya keluar dari lab. Baru saja keluar dari lab beberapa langkah, Aira kaget dengan kehadiran Agarish. Pria itu duduk di bangku koridor sendiri. “Kak Aga, ngapain disini?” tanya Aira Agarish mendongak, dia berdiri dari duduknya. “Nun
Hari minggu ini, Aira bingung dengan kehadiran Tiara dan Gino yang datang kerumahnya pagi pagi sekali. Bahkan pasangan itu, sudah rapi dengan pakaiannya masing masing. Mereka terlihat akan melakukan kencan.“Ngapain kesini? Please, gue males liat kebucinan kalian.” tanya Aira dengan wajah yang ditekuk“Lo liat gosip gak Ra?”Aira mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Tiara. “Gosip? Apaan?”“Lo ada masalah sama Kak Agarish? Kemarin gue mau nanya sama dia, tapi ponselnya gak aktif. Jadi gue sama Tiara berinisiatif buat datang kerumah lo,” tanya GinoAira mengangguk paham. Ternyata permasalahan dia dan Agarish sudah diketahui. Disekolahnya, ada seseorang yang menjadi admin akun gosip SMA Garuda. Aira tidak tahu siapa adminnya, tapi dia merasa salut kepada admin yang selalu tahu masalah masalah yang dialami oleh setiap siswa disekolah. Sangat gerak cepat.Ai
Rumah Bintang cukup jauh dari rumah Aira, rumah Bintang berada di sebuah pendesaan. Setelah Bintang mengirim alamat rumah nya kepada Aira, Aira segera siap siap. Setelah dirasa sudah siap, Aira segera memesan ojek online. Tak lama kemudian, ojek online pun sudah datang. “Dengan Mba Aira?” tanya nya Aira mengangguk, “Benar Mas,” “Ke jalan Angga Direja ya Mba?” Aira mengangguk lagi “Di pake Mba helm nya, biar selamat sampai tujuan.” Aira menerima nya, lalu memakainya. Aira naik ke atas motor matic itu dan motor pun mulai melaju dengan kecepatan sedang. “Semalam hujan ya Mba, jadi jalannya cukup licin. Harus extra hati hati ini mah,” ucap nya “Iya Mas, tapi saya gak tau soalnya udah tidur.” Driver ojol pun terkekeh pelan “Astagfirullah!” pekik Driver ojol membuat Aira kaget “AAAAA!” Brug! Aira
Selamat membaca “Tadinya aku mau kerumah Bintang buat bantu dia ngerjain tugas, tapi karena kecelakaan itu kayak nya aku gak bisa kerumah Bintang deh.” jelas Aira “Ya memang gak bisa!” sewot Agarish Aira tersentak kaget, dia menatap tajam Agarish. “Ya biasa aja dong! Aku kan cum- eh aku belum ngabarin Bintang kalau aku gak bisa kerumah nya. Mana ponsel ku?” tagih Aira “Dimobil. Pakai ponsel saya,” Agarish menyodorkan ponsel yang berlogo apple keluaran terbaru. “Tapi aku gak inget nomber nya,” Agarish membuang nafasnya. Dia mencari nomber Aji untuk menelfon nya. “Antarkan ponsel yang tertinggal di mobil ke UGD.” suruh Agarish ketika sudah tersambung dengan nomber Aji “Iya Pak, sebentar lagi saya kesana.” balas Aji Agarish memutuskan sambungan telefonnya. Dia menyimpan kembali ponsel nya di kantung celana nya. “Sebentar lagi supir saya akan ant
Selamat membaca.... "Neng Air, gimana keadaannya?" tanya Bi Iin Bi Iin adalah pembantu di rumah Aira. Biasanya, Bi Iin akan datang kerumah Aira hari senin, rabu dan minggu untuk membersihkan rumah Aira. Pekerjaan Bi Iin tidak full, karena ini kemauan Aira sendiri. Tapi karena tadi Bi Iin ditelefon oleh majikannya, bahwa Aira kecelakaan dan meminta Bi Iin untuk merawat Aira. Akhirnya Bi Iin memutuskan untuk tinggal bersama Aira, mengurus gadis itu. "Aku gakpapa Bi. Disuruh Ayah ya? Maaf ya ngerepotin Bibi." balas Aira Bi Iin tersenyum, layaknya seorang Ibu yang menenangkan perasaan anaknya. "Ish bicara apa si Neng nih. Kan harusnya emang gini, Bibi yang jaga Neng. Pokoknya sekarang Bibi yang ngurus keperluan Neng semua nya. Ayah sama Bibi khawatir denger keadaan Neng," Aira tersenyum, "Makasih Bi." Bi Iin sudah bekerja puluhan tahun dengan kel
Selamat membaca. “Tiara!” Tiara menghentikan langkahnya ketika seorang pria memanggilnya. Dia Raffi, temannya Gino. Raffi berlari menuju Tiara. “Apa?” “Lo udah denger belum kalau Aira kecelakaan?” tanya Raffi Tiara membulatkan matanya, “Jangan bercanda lo. Mana ada Aira kecelakaan, kemarin pagi gue kerumah dia. Ngaco lo!” sewot Tiara Raffi menghembuskan nafasnya, “Gue denger dari Bu Ratna sama si Gino sih. Katanya, Kakak nya si Gino yang nolongin Aira.” “Kakaknya? Siapa? Oh Agarish. Hah? Agarish? Masa iya? Tapi Gino gak bilang apapun ke gue.” “Si Gino lagi di kantin. Biasalah.” ucap Raffi Kebiasaan Gino adalah ketika dia datang kesekolah, dia tidak langsung ke kelas, tapi dia akan pergi ke kantin untuk memborong seluruh permen karet kasukaannya. “Lo
Aira Albilqis, lebih akrabnya sering di panggil dengan Aira. Gadis remaja itu, kini berusia 18 tahun. Saat ini, dia duduk di bangku SMA kelas XII IPA - B. Aira hidup hanya berdua dengan sang Ayah. Ibu nya meninggal ketika melahirkannya, karena pendarahan yang hebat membuat nyawa nya tidak tertolong. Walaupun hanya berdua, Aira bersyukur, meski pekerjaan yang membuat Ayah nya jauh dari Aira.Alan — Ayahnya Aira, pria itu tinggal di Wellington. Karena ada projek yang dia kerjakan membuat nya tidak bisa pulang ke tanah air, dia akan pulang beberapa bulan sekali untuk menjenguk Aira.Jika membahas soal fisik, Aira termasuk golongan cewek cantik disekolahnya. Wajahnya yang manis dan cantik, menurun dari mendiang Ibu nya. Ditambah, tatapan yang begitu sendu yang membuat siapapun merasa tenang ketika melihatnya. Hampir satu sekolah tahu Aira, selain cantik, gadis itu juga terkenal dengan kepintarannya. Dia sering kali mengikuti olimpiade, sudah